"Hiks hiks kenapa takdir gue gini banget huaaa" isak seorang gadis yang di sebuah kursi panjang taman yang terdapat di rumah megah ini.
"Prinsip gue nikah cuma sekali seumur hidup. Lah ini kalo sama tuh cowok es yang ada gue diselingkuhin mulu huaa gamauu" tangisnya lagi.
"Dasar cengeng" ujar seseorang berdiri di depannya dan mengagetkan Dinda yang sedari tadi menangis di taman rumah lelaki itu, Argha. Karena mendengar ujaran dingin lelaki itu, Dinda malah terisak lagi yang membuat Argha kesal.
"L-lo gak tau gimana perasaan gue, yakali gue dinikahin sama manusia macam lo. Yang ada lo kasarin sama nyiksa gue setiap hari" masih dengan sesenggukan Dinda mengatakan hal itu.
Diam, Argha hanya bungkam dan masih berdiri di tempat semula. Ia menatap Dinda dengan tajam dan dingin seperti ingin mencekik leher wanita itu. Perlahan Dinda menengok kearah Argha yang sekarang menatapnya, begitu mengerikan pikir Dinda.
"Jangan nilai orang dari luarnya selagi lo belum tau gimana kehidupannya" ujar Argha tajam lalu meninggalkan gadis itu sendiri di taman yang sepi dan luas ini. Dinda sedikit terkejut mendengar penuturan cowok dingin itu, ini pertama kalinya ia mendengar lelaki itu berbicara sedikit lantang dari biasanya. Dan apa katanya tadi? Gimana kehidupannya?
"Emang cowok kayak gitu ya pasti lah punya masalah, kerjaannya kan kelahi doang" gumam Dinda yang tangisnya sudah sedikit mereda.
drrttt
Ponsel silver mewah itu berbunyi, terdapat panggilan dari sang Bunda.
"Din ayo ke ruang tengah lagi, kita pulang udah larut" ujar Bundanya lembut di seberang sana.
"Iya Bun" jawab Dinda lalu berdiri dan melangkah kembali ke dalam rumah besar itu.
"Oh itu Kak Dinda dah dateng Bun" celetuk Deva melihat kakaknya datang.
"Dev, kita pulang dulu ya sekarang sudah larut, terimakasih makan malamnya" ujar Doni berpamitan lalu berpelukan ala lelaki dengan Devano, ayah Argha
"Ana, aku pulang ya. Kapan-kapan kita buat arisan bareng" Amanda memeluk teman lamanya bernama Anatasya itu, istri Devano.
"Iya nanti aku kabarin lagi ya" sahut Ana lalu melepaskan pelukannya.
Dinda pun segera menuju ke dalam mobilnya tanpa berpamitan karena moodnya benar-benar hancur. Sesampai di rumah pun ia langsung menuju kamarnya di lantai atas. Amanda yang melihat anaknya seperti itu segera menyusulnya.
tok tok tok
"Din, Bunda buka ya" setelah itu Amanda pun masuk ke dalam kamar putrinya yang sudah berganti pakaian tidur itu. Saat ini putrinya sedang melamun di balkon kamarnya sambil menikmati angin malam. Segera Amanda menghampiri putrinya lalu mengelus kepala anaknya dengan kasih.
"Din, kalau kamu memang menentang keras perjodohan ini, Ayah dan Bunda akan membatalkannya serta membatalkan kerja sama Rigel Company dengan perusahaan ayahmu. Kita tidak mau melihatmu tersiksa nantinya" ujar sang Bunda pelan namun yakin dengan apa yang diucapkannya. Seketika Dinda tersentak kaget mendengarnya. Bagaimana bisa kedua orang tuanya dengan begitu mudah membatalkan bahkan di awal pun mereka memaksanya untuk menerima perrjodohan ini.
"Gue gak boleh egois. Ayah sama Bunda udah sering manjain gue beliin ini itu. Demi perusahaan yang udah Ayah bangun dengan darah dan keringat, gue harus terima perjodohan ini walaupun gue sama sekali gak mengharapkan semuanya terjadi" mantapnya dalam hati.
"Dinda bakal terima perjodohannya Bun, demi Ayah dan Bunda" finalnya lalu berbalik memeluk Bundanya.
"Nah gini dong, anak Bunda gak boleh cengeng. Udah tau kan seberapa gantengnya calom suami kamu. Kalau aja Bunda janda nih ya, bakalan Bunda ajak nikah paksa itu si ganteng" canda Amanda lalu tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband
Teen Fiction🖤[ON GOING]🖤 "Jika aku tahu mencintaimu sesakit ini, aku akan memilih untuk mundur sebelum kau merapuhkanku lebih dalam lagi" - Dinda Sari Atmaja "Maafkan aku yang terlambat menyadari, aku mencintaimu lebih dari apapun" - Argha Putra Rigel "Cinta...