1. Perjodohan

779 31 0
                                    

Mentari pagi sudah menampakkan dirinya, namun gadis SMA ini masih sangat betah dalam selimut tidurnya. Alarm pun sudah banyak kali ia lewatkan, menghiraukan suara bising pengganggu tidur itu. Ketukan pintu dari Bundanya mulai terdengar, membuatnya menggeliat tak nyaman.

"Kak, bangun udah siang ini nanti telat loh. Katanya ada ulangan harian kan?"

Tiba-tiba gadis itu sudah mendelik tajam setelah mendengar ujaran sang bunda diluar sana.

"Mampus gue telat" ujarnya sang gadis setelah melihat jam wekernya menunjukkan pukul 06.30 pagi, yang artinya ia hanya memiliki sisa waktu setengah jam untuk bersiap dan berangkat.

Ia pun berlarian menuju kamar mandi dan tak lupa membawa sepaket pakaian sekolahnya. Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk dirinya membersihkan diri dan sudah lengkap dengan seragamnya.

Ia memoleskan sedikit bedak di bawah kantung matanya karena kemarin malam sehabis menonton 12 episode drakor yang membuatnya masih menahan kantuk saat ini. Setelah siap dengan perlengkapan sekolahnya, ia pun turun ke lantai dasar untuk ikut bergabung sarapan dengan keluarga kecilnya.

"Pagi kak" sapa Doni melihat anak sulungnya datang dari arah tangga.

"Pagi juga yah, bun" balas Dinda tanpa memperdulikan adik kecilnya yang sekarang sedang berada di bangku kelas 3 SMP .

"Jahat lo kak, adek lo yang ganteng ini gak lo sapa" ujar Deva, adik yang sangat Dinda kasihi

"Wlee biarin. Siapa suruh lo sering gangguin gue" jawab Dinda menunjukan wajah mengejeknya

"Berantem aja kalian ya. Sarapan dulu tuh nanti malah telat kan berabe" ujar Amanda jengkel melihat kedua anaknya seperti kucing dan anjing

Seusai sarapan bersama, mereka masih berbincang-bincang sebentar.

"Kak, ayah mau jodohin kamu sama teman ayah SMA dulu. Kita udah sepakat tentang masalah ini dan pernikahan kalian akan diadakan seminggu lagi" ujar Doni tiba-tiba membuat Dinda membelalak kaget.

"Apa-apaain sih ayah? Kok seenaknya jodohin aku sama orang lain? Aku juga masih SMA yah, masih mau fokus belajar bukannya ngurus rumah tangga. Enggak! Pokoknya aku gak mau" tolak Dinda mentah-mentah mendengar lelucon yang ayahnya ucapkan.

"Kak. Maafin ayah, ayah harus nepatin janji ayah ke temen ayah itu. Dia sudah membantu membangkitkan perusahaan kita lagi, dia membantu ayah menstabilkan Atmajaya Group. Dia mau membantu ayah asalkan putri ayah mau dijodohkan dengan putranya yang seumuran juga denganmu kak" jelas sang ayah agar anaknya mau mempertimbangkan keputusannya.

"Kak, mau ya? Ini juga demi perusahaan ayah, kamu tega liat ayah kayak dulu lagi?" ujar sang bunda sambil mengelus pucuk kepala putri cantiknya ini.

"Biarin aku mikirin dulu yah, bun. Kalo gitu aku berangkat sekolah dulu." pamit Dinda lalu mencium tangan kedua orang tuanya dan mencium pipi adik laki-lakinya.

Setelah sampai di pinggir jalan menuju sekolah, dia terbengong sendiri memikirkan ucapan ayahnya. Seketika sadar lalu melihat jam tangan peachnya, dia membelalak kaget, karena jam sudah menunjukan pukul 7.30 pagi yang artinya bel sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Ini semua karena ulah ayahnya yang membuat ia terlambat karena membicarakan hal konyol yaitu pernikahan.

Dinda pun lari sekuat tenaga agar cepat sampai di sekolahnya. Jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh, maka dari itu dia lebih memilih jalan kaki dari pada membawa mobil.

Hari ini benar-benar sial untuk seorang Dinda, gerbang sekolah sudah tertutup dan dikunci rapat oleh satpam sekolahnya. Ia bingung harus bagaimana cara agar dia bisa masuk karena jam 8 nanti akan ada ulangan harian matematika yang gurunya terkenal galak dan bawel.

My Cool HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang