12. Satu Atap

580 20 5
                                    

Masih di hari pernikahan, kini kedua mempelai sedang berada di pelaminan untuk menyalimi kerabat serta tamu undangan yang sudah datang.

"Woy selamat Bro, udah nikah aja lo" ujar seorang lelaki yang kini sudah berdiri di hadapan pengantin. Satria, sahabat kecil Argha yang berbeda umur 2 tahun dengannya dan kini menempuh dunia perkuliahan di ITB.

"Terpaksa mau digimanain lagi" jawab Argha datar, Dinda yang mendengar itu sedikit kecewa dan sakit hati. Mengapa lelaki itu sangat frontal dan santai tanpa beban mengatakan hal itu, pikir Dinda.

"Kelakuan lo ga berubah ya, frontal banget. Kasihan noh istri lo sampe murung gitu" ujar Satria geram karena sahabat yang ia anggap sebagai adik sendiri ini sangat keterlaluan.

Mendengar hal itu membuat Argha sedikit melirik Dinda di sampingnya, dan benar saja wanita itu kini menunduk tak berani melihatnya.
"Cih biar lah, yang gue ucapin gak salah kan" Argha membatin.

"Selamat sekali lagi buat lo berdua. Eh siapa namanya dek?" Satria menyalim tangan Argha lalu berganti menyalim Dinda yang kini tersenyum manis ke arahnya. Satria terpaku melihat begitu cantik wanita dihadapannya dengan masih setia memegang tangan wanita itu.

"Kenalin aku Dinda Sari Atmaja kak" balas Dinda canggung lalu melepaskan tangannya dari Satria.

"Udah kan lo? Pada ngatri noh" ujar Argha tiba-tiba membuat Satria sadar lalu mendengus pergi, dasar sahabat laknat pikirnya.

Acara pernikahan mereka kini sudah usai tepat pukul 06.00 sore karena banyaknya hiburan yang meramaikan. Para tamu undangan pun sudah pulang dan hanya tersisa keluarga terdekat saja.

"Ante ante anti uatin ku dek wowok yah" si balita Caca keponakan Dinda berujar dengan suara imutnya. Orang-orang yang mendengarnya terkekeh gemas dengan si balita imut itu.

"Ehh masih kecil gak boleh tau gitu Ca" jawab Dinda yang kini sudah menggendong Caca dan mencubit pipi chubbynya.

"Adi bang epaa nyulu caca" lapor balita itu, ia diperintahkan Deva untuk merayu tante nya.

"Dasar adek laknat lo Va" teriak Dinda ke arah adiknya yang berada di sofa ruang keluarga. Deva hanya membalasnya dengan tertawa keras membuat Dinda makin kesal, awas saja anak itu.

"Din kamu besok sekolah?" tanya Tasya, adik Doni yang kini sudah berdiri di samping Dinda yang sedang menggendong Caca.

"Aku capek Tan, tapi gatau nanti Ayah maunya gimana." jawab Dinda, sungguh ia membutuhkan istirahat sekarang karena badannya sudah pegal semua.

"Yaudah kamu libur aja besok sama Argha, nanti Tante yang bilangin" ujar Tasya lembut, kasihan juga jika besok keponakannya ini sekolah yang pastinya akan kelelahan dan tidak fokus belajar.

:

:
Saat ini seluruh keluarga besar Rigel dan Atmaja sudah kembali ke rumah masing-masing, terkecuali orang tua Argha dan Dinda yang masih tinggal. Kini mereka sedang bersantai di sofa keluarga untuk beristirahat sejenak.

"Din kamu sama Argha mandi dulu sana kasihan pasti badannya pada lengket" ujar Ana tiba-tiba.

"Iya Kak mandi dulu sekalian ganti gaun kamu, risih Bunda lihatnya" timpal Amanda.

"Okedeh, aku mandi dulu ya. Tapi kamar mandinya dimana ya?" tanya Dinda yang kini sudah berdiri dari duduknya.

"Di kamar Argha aja nak, baju ganti kamu tadi sore Mama taruh di sana" ujar Ana yang membuat Dinda tak enak kepada pemilik kamar.

"Mmm yaudah aku mandi dulu ya semuanya" pamit Dinda dengan terpaksa dan berlalu menaiki tangga menuju kamar Argha.

"Argha kamu ikut sana mandi, tuxedo kamu udah penuh keringat gitu" ujar Devano membuat Argha terdiam, tidak menjawab ucapan Papanya itu.

My Cool HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang