Dinda Pov
Pagi ini aku sudah siap dengan setelan casual seperti biasa. Sebenarnya aku tak mau ingat hal ini, tapi ya mau gimana lagi. Besok adalah pernikahan konyolku dengan manusia kutub itu, dan hari ini adalah persiapan untuk semuanya. Pagi ini kedua keluargaku akan ke rumah Argha untuk bantu-bantu persiapan. Iya pernikahan ku akan diadakan di taman luas rumah besar Argha yang bisa nampung 100 orang lebih.
Kemarin manusia kutub itu benar-benar ngotot untuk pulang dari rumah sakit, dia mengatakan tak menyukai bau rumah sakit. Cih gak sadar apa itu luka tembak di perutnya masih belum pulih, aku saja bergidik ngeri membayangkannya.
"Argha dirawat di rumah aja Ma" begitu katanya kemarin saat masih di rumah sakit, dasar cowok sinting. Karena yang aku tahu anak itu keras kepala pake banget, terpaksa Mama Ana memulangkan anaknya ke rumah.
"Kak dipanggil Bunda di bawah" aku pun menoleh melihat Deva yang udah rapi.
"Iya iya" ujarku ke Deva yang sekarang udah masuk ke kamar.
"Kak lo beneran mau nikah sama Bang Argha?" tanya Deva yang sekarang udah duduk di kasur.
"Lah terus yang nikah besok siapa? Elo?" jawabku sewot.
"Yee selow dong Kak. Gini ya, Bang Argha itu orangnya keras kepala pake banget. Tapi selama gue kenal, dia orangnya baik suka nolong" ujar Deva yang membuatku bingung.
"Sejak kapan lo kenal si manusia kutub?" tanyaku ke Deva yang kini sudah gelagapan sendiri, wah pasti ada sesuatu nih.
"E-eh hehehe gue masuk gengnya dia Kak" jawaban Deva itu seketika membuat darahku mendidih. Mana mungkin aku mengijinkan anak itu bergabung dengan geng berandal yang sukanya tawuran, yang ada nyawa adikku melayang.
"Apa?! Keluar dari perkumpulan orang-orang haus darah itu Va!!" teriakku membuat Deva kaget.
"Santai dikit napa sih. Gue itu gak ikut tawuran, tugas gue dan Artha cuma bagian hackers sama nyadap aja" jelas Deva yang membuatku sedikit tenang, sedikit.
"Ya tapi kan-"
"Heh kalian berdua. Bunda suruh ke bawah malah berantem disini. Cepetan ini kita udah telat ke rumah Argha." Bunda tiba-tiba masuk ke kamar dan memarahi kita berdua karena lama.
"Nih dia Bun ngajak berantem dulu" adu ku ke Bunda lalu bangkit mengambil tas selempang di meja belajar.
"Gue ngomong baik-baik ya, lo nya aja pake emosi" wah anak itu berani menyahut juga.
"Apaan sih kalian. Ayo sekarang ke bawah" teriak Bunda lalu nyeret aku dan Deva sampai di mobil yang ternyata sudah ada Ayah di dalamnya.
Setelah itu kita langsung tancap gas menuju rumah si manusia kutub yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari komplek rumahku.
Lima belas menit berlalu akhirnya aku dan keluarga sudah sampai di rumah yang area parkirnya dipenuhi mobil pengangkut dekorasi pernikahan. Setelah memarkirkan mobil, aku dan keluarga langsung menuju rumah megah itu.
ting ting ting
cklekk
Pintu rumah itu dibuka oleh Mama Ana yang tersenyum lebar ke arah kita, cantiknya mama mertuaa. Dih apaan sih belum juga sah, sengklek kau Dinda.
"Ayo ayo masuk dulu" ajaknya mempersilahkan kita duduk di sofa ruang keluarga.
"Oh iya Devano kemana Na?" tanya Ayah membuat Mama Ana yang tadinya masih berdiri segera duduk.
"Devano lagi keluar kota Don, nanti malam aja sampai" jawab Mama Ana.
"Argha nya gimana Na?" tanya Bunda kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband
Teen Fiction🖤[ON GOING]🖤 "Jika aku tahu mencintaimu sesakit ini, aku akan memilih untuk mundur sebelum kau merapuhkanku lebih dalam lagi" - Dinda Sari Atmaja "Maafkan aku yang terlambat menyadari, aku mencintaimu lebih dari apapun" - Argha Putra Rigel "Cinta...