Seminggu berlalu, hari-hari yang dijalani seorang Dinda sungguh sulit. Ia rela menyakiti hatinya sendiri, pilihan yang sungguh berat ia jalani.
Lagi dan lagi, objek di depan sana membuat hatinya tersayat. Dua orang disana saling melempar senyum dan candaan, saling berbagi kebahagiaan.
Argha dan Naomi, merekalah yang selama seminggu ini membuat goresan di hati Dinda. Setelah kejadian di rooftop lalu, mereka memutuskan menjalankan hari-hari seperti biasa. Argha tetap pada janjinya, menjaga dan selalu berada di samping Naomi.
Sejak kejadian itupun Naomi mendiamkannya, hanya mengobrol di perlunya saja. Bahkan wanita itu tidak lagi bersama dengan Dinda dkk, ia memilih untuk duduk bersama dengan Argha dan ketiga sahabatnya.
"Gimana nih, kursi kantin udah full semua" ujar Vina yang kini membawa nampan berisi 4 mangkuk bakso, mengalihkan perhatian Dinda dari kedua sejoli itu.
"Apa kita makannya di kelas aja?" tanya Olivia.
"Mau lo kena denda makan di kelas?" tanya Adela membuat Olivia menggeleng cepat.
"Eh eh itu Mike manggil lo gak sih Din?" ujar Vina membuat Dinda mengarahkan pandangannya ke arah meja Mike. Benar, lelaki itu melambaikan tangannya menginterupsikan agar Dinda dkk menghampirinya.
"Kita kesana aja kali ya, lumayan tuh masih banyak kursi kosong" ujar Adela diangguki oleh Vina dan Olivia. Sedangkan Dinda? Ia tak yakin bisa menahan rasa sesak di dadanya untuk melihat kemesraan Argha dengan Naomi.
"Gapapa Din, ada kita" ujar Vina menenangkan, Dinda hanya mengangguk pasrah.
Mereka berempat pun menghampiri meja itu, dimana kini Raka dan Anton memulai aksi konyolnya.
"Hai neng Vina, cantik banget sih" goda Raka membuat Vina memutar matanya malas.
"Olivia kan? Kenalin aku Anton si pangeran kodok" ujar Anton sambil menjulurkan tangannya ke arah Olivia, yang langsung dibalas dengan semangat.
"Wah jaman gini masih ada pangeran kodok ya" riang Olivia diikuti Anton. Dinda dkk hanya bisa menghela napas jengkel, diikuti oleh Mike dan Raka yang terkekeh.
"Ayo duduk" ajak Mike, lalu mereka berempat duduk bersebelahan. Dinda duduk tepat di sebelah Mike dan entah mengapa ia baru menyadari bahwa Argha dan Naomi duduk tepat dihadapannya.
Argha, lelaki itu hanya menatap datar Dinda. Naomi yang melihat perubahan ekspresi lelaki itu hanya menggenggam tangan Argha yang berada di atas meja. Dinda yang melihat hal itu hanya memalingkan wajahnya.
"Lo harus kuat Din" gumamnya dalam hati.
Suasana di meja itu terasa canggung, hanya Raka yang sedari tadi menggoda Vina yang hanya dibalas decakan kesal.
"Woy kaku banget lo pada" sentak Anton, Dinda yang sedari tadi berusaha tidak melirik ke arah Argha terkejut.
"Makan Din" ujar Mike datar namun terkesan lembut, Dinda hanya mengangguk. Padahal selera makannya sudah hancur begitu saja sejak melihat Naomi memegang mesra tangan Argha.
"Gha jangan lupa ya janji kamu nanti malam" ujar Naomi membuat orang-orang yang mendengarnya menoleh ke arah dua sejoli itu.
"Heh mau ngapain lo berdua? Malam-malam lagi" sewot Raka, ia tidak menyukai kehadiran Naomi yang terbilang manja itu.
"Bukan urusan lo ya" sahut Naomi membuat Raka dan Anton geram melihat tingkah laku wanita itu selama seminggu ini.
"Dasar cewek manja plus perebut cowok orang lo" ejek Anton membuat Argha yang sedari tadi hanya diam, kini menoleh tajam ke arah sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband
Dla nastolatków🖤[ON GOING]🖤 "Jika aku tahu mencintaimu sesakit ini, aku akan memilih untuk mundur sebelum kau merapuhkanku lebih dalam lagi" - Dinda Sari Atmaja "Maafkan aku yang terlambat menyadari, aku mencintaimu lebih dari apapun" - Argha Putra Rigel "Cinta...