Enam

2.7K 283 18
                                    

Yang kangen Fali-Fali sama Mas Dokter mana suaranya?

Yuu ah,, Jangan lupa klik ⭐ nya ya,, komen kalo ada krisan,, enjoy the story and happy reading 🤗🤗 sorry for the typo 🙏🙏

_________________________________________

GIBRAN memandangi gadis yang ada di hadapannya—yang kini sedang makan dengan lahapnya—dengan heran. Sepertinya kata malu ataupun gengsi tidak ada dalam kamus gadis itu. Padahal seharusnya jika memang gadis itu sedang mencari perhatian, dia harus bersikap anggun seperti yang dilakukan Amira saat ini kan?

"Fali ini masih sekolah atau udah lulus?" Tanya dokter Harumi tanpa menyembunyikan rasa penasarannya. Falisha yang Gibran perhatikan sedang mencolek sambal dengan nikmatnya mengangkat kepala.

"Fali memang imut-imut dan lucu, tante Dokter. Tapi sumpah Fali itu udah 22 tahun. Bukan anak sekolahan lagi." Ucapnya dengan mimik yang lucu. Mau tak mau Gibran tersenyum miring.

Mendengar jawaban Falisha, ibu Gibran tampak terenyak kaget. Kedua matanya membulat memandang Falisha tak percaya. Faktanya Falisha memang memiliki perawakan yang mungil. Wajahnya imut-imut dan ada chubby-chubby nya. Jika disandingkan dengan anak belasan tahun, mereka tak akan terlihat perbedaannya.

"Masa? Kamu udah 22 tahun? Tante kira kamu masih SMA atau baru mau lulus, gitu. " Ujar dokter Harumi ragu.

Falisha cemberut ke arah Nyonya Harumi. "Nanti ya tante Dokter, Fali kasih lihat akta kelahiran Fali sama tante Dokter." Ujarnya.

Nyonya Harumi mengangguk antusias. Secara tak langsung percakapan ini membuat mereka menjanjikan pertemuan yang selanjutnya. Dan entah bagaimana hal itu membuat dokter Harumi senang.

"Boleh, nanti kirimin via chat ya fotonya." Jawab dokter Harumi lagi. Beliau malah mengeluarkan ponsel dari dalam tas nya dan menyerahkannya pada Falisha. Dengan senang hati Falisha mengetikkan nomornya. Gibran sendiri tak yakin gadis itu memberi nama yang benar dalam kontak ponsel ibunya.

"Awas jangan sampai lupa." Ancam dokter Harumi seraya mengambil ponselnya.

Falisha menganggukkan kepalanya dan kembali menyuap makanan ke dalam mulutnya.

"Trus, Falisha beneran calon istrinya Dokter Gibran?" Pertanyaan dokter Harumi kali ini membuat Gibran tersedak minumannya. Dengan sigap Falisha membuka botol minumannya dan menyerahkannya pada Gibran. Gibran menerimanya begitu saja dan meminumnya dengan rakus.

"Iya tante Dokter." Jawab Falisha dengan antusias. "Tuh, barusan aja Mas Dokter ciuman sama Fali." Gibran kembali tersedak dan kembali meneguk airnya. "Tuh kan, tante Dokter. Dua kali malah." Jawaban Falisha dengan mimik datarnya.

Nyonya Harumi menepuk punggung putranya pelan. Sebuah senyum tersungging di wajahnya sementara Alif dan dokter Aathaf terkekeh Geli.

Amira mendelik kesal ke arah Falisha. Sementara Gilang dan Syaquilla hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sepupu mereka.

Karakter Falisha itu memang lebih mirip pamannya, Erhan dan juga sepupunya Carina dibanding kedua orangtuanya.

"Kamu itu, kalau ngomong bisa disaring dulu gak sih?!" Protes Gibran. Wajah pria itu tampak garang.

Falisha mengangkat bahu tak acuh. "Apanya yang mesti disaring, My Doctor? Apa yang Fali bilang kan bener." Jawabnya santai

Gibran menggeleng. "Mana yang bener? Gak ada yang bener juga." Tolaknya masih dengan nada keras.

"Coba bilang yang mana yang kata Mas Dokter gak bener?" Tantang Falisha lagi.

"Itu tadi kamu bilang, calon suami. Calon suami apaan? Kita bahkan gak punya hubungan apa-apa." Gibran menatap Falisha tatapan tajam diiringi dengan dahi yang berkerut dalam.

My Doctor, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang