004

8 1 0
                                    

________________________________________

Aluna cukup tahu kalau Saras saat ini sedang tidak baik-baik. Aneh. Padahal sebelum mereka sampai ke rumah sakit mood Saras cukup baik.

Walaupun ada sedikit perdebatan kecil antar mereka. Tapi Saras sudah mau mengalah untuk mengantar Aluna.

Tapi kenapa sekarang Saras jadi diam gitu. Apa dia marah karena Aluna terlalu lama bersama Keano.

Menarik napas dalam-dalam "Ras, Lo marah ya gue tinggal lama-lama? Please Ras maafin gue yah" tangannya ia satukan di depan wajahnya.

Saras melirik Aluna sebentar. Aluna memang polos. Karena itu ia tidak mau Aluna terjerumus kalau ia dekat-dekat dengan Keano.

"Al, gue nggak marah kok. Cuman lagi dapet aja makanya mood gue nggak karuan kayak gini. You now lah" lalu kembali fokus ke depan.

"Oh gue kira Lo marah. Gue udah parno tau nggak".

"Hahah lebay Lo mah. Gue kan biasanya juga kayak gini".

Saras tidak bohong, tapi masalah ini cukup ia simpan sendiri.

Setelah sampai di depan rumah, Aluna langsung turun.
"Lo hati-hati yah. Jangan ngebut".

"Siap bos. Bye".

Lalu mobil Saras berlalu dari sana. Aluna menghela nafas berat. Ia belum juga bisa membuat Saras dan Windi berbaikan.

🌱

Aluna selalu datang ke sekolah tepat waktu. Tapi untuk sekarang ia sedikit terlambat, ia datang tepat bel masuk berbunyi.

"Untung pintunya belum ditutup".

Aluna mengelus dadanya karena sedikit berlari. Hari ini ia naik ojol karena papanya telah pergi pagi-pagi sekali.

Sebenarnya Aluna punya mobil sendiri tapi ia lebih suka pergi ke sekolah dengan naik angkot atau ojek online seperti sekarang.

"LUNA... Lo kemana aja sih baru nongol untung Bu Jasmin belum masuk". Windi langsung menarik Aluna ketempat duduknya.

"Gue tadi telat bangun terus papa udah berangkat duluan" sambil meletakkan tasnya.

Tidak lama guru yang mengajar di kelas mereka datang. Setelah mengucapkan salam mereka kembali hening.

"Aluna sama Windi bisa tolong ibu?"

Mereka berdua langsung berdiri, setelah itu pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku paket.
"Ih kesel deh gue, kenapa harus kita sih yang disuruh" Windi menghentak-hentakan kakinya.

Aluna hanya geleng-geleng kepala. Namun saat berbelok ke arah koridor kelas XII, Aluna dapat melihat Keano dengan seorang perempuan yang Aluna tahu adalah kakak kelasnya.

Saat tatapan mereka bertemu, Aluna cepat-cepat mengalihkan pandangannya. Tapi sesaat kemudian, ia melihat Keano berjalan menuju ke arahnya dan perempuan itu sudah masuk ke kelasnya.

"Hai" sapa Keano setelah mereka berhadapan.

Aluna hanya membalas dengan senyum canggung. Namun setelah itu ia menyipit " bukannya lo-".

"Tenang aja gue nggak kabur kok. Gue udah di bolehin pulang sama dokter".

Aluna mengangguk " bagus deh kalau gitu".

MenepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang