005

7 1 0
                                    

_________________________________________

"SARAS".

Saras hampir terhuyung karena Windi memeluknya tiba-tiba. Ia baru saja keluar dari kelasnya.

"Maafin gue hiks..hiks".

Saras menepuk-nepuk punggung Windi. Dari tempatnya ia bisa melihat Aluna yang tersenyum kearahnya.

"Gue nyesel. Gue udah keterlaluan sama Lo. Gue nggak pernah ngertiin perasaan lo. Gue minta maaf hiks...hiks...".

"Gue udah maafin Lo kok. Cuman gue gengsi aja ngajak Lo ngomong duluan".

Windi melepaskan pelukannya "ihhh Saras" memasang muka cemberut.

"Hahahah bercanda. Gue juga minta maaf yaa".

Windi kini menyunggingkan senyumnya "Lo tahu hidup gue hampa tahu nggak. Gue nggak punya teman debat lagi dari kemarin".

"Sama gue juga kangen sama suara cempreng lo" setelah itu Saras dan Windi kembali berpelukan.
Aluna lega, akhirnya mereka baikan.

"Jadi sekarang kita baikan?".

"Baikan dong".

"Acara peluk-peluknya tunda dulu. Sekarang kita ke kantin perut gue udah minta jatah".

Sadar kalau masih di sekolah mereka kemudian setuju untuk pergi ke kantin. Dengan Windi yang menggandeng kedua lengan sahabatnya.

Aluna bersyukur karena bisa kenal dengan mereka. Mungkin kalau tidak ada mereka hari-hari Aluna akan membosankan.

🌱

"Hai" sapa Keano yang langsung duduk di sebelah Aluna.

Posisinya sekarang Aluna duduk berhadapan dengan kedua sahabatnya. Berbeda dengan Keano yang bergabung Fero dan Satya duduk di kursi kosong sebelah tempat duduk mereka.

"Hai" sapa Aluna balik.

Saras meletakkan gelas dengan keras. Aluna jadi dilema sekarang. Ia sebenarnya senang karena Keano datang menghampirinya tapi ia juga tidak ingin waktunya dan kedua sahabatnya itu terganggu.

Keano mendengus. Sejak awal masuk sekolah Saras sudah menatap Keano sebagai musuh.  Rasanya dia tidak pernah menganggu gadis itu. Tapi tatapan gadis itu seakan-akan memiliki dendam padanya.

Keano mengabaikan Saras dan kini fokus pada Aluna. "Lagi apa?".

Aluna mengernyit. Seharusnya kalau cari topik pembicaraan itu yang keren dikit ini malah basa basi yang udah basi. Harusnya Keano bisa liat kalau dia sedang makan.

Satya tidak bisa menahan tawanya. Keano saat ini benar-benar terlihat bego. Sedangkan Fero memerhatikan gadis yang sedang memperhatikan sahabatnya intens.

Sadar akan kebegoaannya Keano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "hehehe bercanda tadi gue cuman ngelucu tapi kayaknya nggak lucu deh hehehe".

"Bercandaan Lo nggak lucu bos. Hahahahha" Satya memegangi perutnya.

Windi juga ikut-ikutan ketawa. Dua orang itu sepertinya cocok untuk disatukan sama-sama receh.

"Berisik Lo nyet" Keano melempari Satya dengan botol sambal.

"Aduh sakit bos" memegangi kepalanya.

MenepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang