010

11 1 0
                                    

_________________________________________

Seperti yang sudah direncanakan hari ini mereka jogging bersama. Kebetulan di dekat rumah Windi ada taman. Selain orang-orang disekitar komplek perumahan itu ada juga yang datang dari luar sehingga taman itu cukup ramai, apalagi saat weekend seperti sekarang.

Aluna kini sedang duduk di bangku taman di bawah pohon yang cukup rindang.  Ia sedang menunggu Windi dan Saras yang membeli minuman dingin.

Hari ini ia sudah berlari lima putaran. Suatu hal yang luar biasa. Ini semua berkat Saras, ia bisa membakar lemaknya lebih banyak dari yang biasa. Aluna itu bukan cewek gendut yang malas olahraga yaa, tapi untuk anak SMA seusianya badannya cukup bagus, hanya saja ia jarang olahraga. Oke lanjut.

Aluna merasakan sesuatu yang dingin menempel di pipinya "Ken?".

"Nih buat Lo" menyodorkan minuman isotonik yang masih tersegel.

"Ngg-nggak usah, buat Lo aja" berusaha biasa saja.

"Yaudah" Keano membuka tutup botol dan meminumnya.

Ish dasar cowok kurang peka bukannya di bujuk kek supaya mau malah diminum beneran

"Lo ngapain di sini?" tanya Aluna basa-basi agar tidak terlalu kaku.

"Nggak salah tuh pertanyaan? Masa Lo nggak liat sih gue udah keringatan kayak gini itu artinya gue lagi olahraga membentuk otot-otot gue ini supaya lebih keren dan maco" mengusap rambutnya.

Aluna sekarang memiliki diam.
"Harusnya gue yang nanya Lo kenapa bisa disini rumah Lo kan jauh. Masa gara-gara Lo penasaran banget sama gue sampe bela-belain kesini".

"Jangan GR yah Lo. Gue kesini bareng Windi sama Saras".

Mulut Keano membentuk huruf O "Lo nginep di rumahnya Windi?".

"Ngapain nanya-nanya?".

"Enggak papa sih. Cuman mau kasih tau kalau rumah gue nggak jauh dari rumahnya Windi, kalau Lo mau nginep pintu gue selalu terbuka lebar buat Lo" menaikturunkan alisnya.

"Gue nggak nanya yah. Dan satu lagi itu nggak akan pernah terjadi".

"Yah...... siapa tahu  yang "kemarin" itu bisa dilanjutin, bener nggak?" ucapnya tersenyum jahil sambil menekankan kata "kemarin".

Pipi Aluna bersemu "apaan sih". Aluna berdiri hendak meninggalkan Keano tapi Windi memangilnya. Mau tidak mau ia kembali berbalik.

"Eh ada Ken juga. Hai Ken" sapa Windi ramah. Sedangkan Saras menatap Keano dengan raut wajah tak suka.

"Hai" tersenyum manis.

"Nih minuman Lo. Sorry yah lama abis tadi gue sakit perut nggak bisa nahan hehehe" ucap Windi sambil cengengesan.

"Iya nggak papa" langsung meminum minumannya. Rasa segar mengalir di kerongkongannya.

"Katanya tadi nggak haus, tapi sebotol udah abis aja" kata Keano menyinggung.

Aluna tidak menghiraukan Keano. Ia  memperhatikan Saras yang menunjukkan ketidaksukaannya secara terang-terangan.

"Ohiya Ken, Lo sendirian?".

"Sekarang sih ber-empat, tadi berdua sama Aluna. Iya nggak Al?".

Aluna memutar bola matanya

"Hehehe bercanda.  Tadi gue sama Fero tapi tuh anak ngilang ngga tau kemana".

Seketika raut wajah Saras berubah pucat sekaligus emosi. Aluna tidak sadar atas perubahan sikap sahabatnya itu.

"Eh itu bukannya Fero?" ucap Windi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MenepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang