_________________________________________
Sama seperti sebelumnya setiap malam Minggu hingga hari Senin Aluna , Windi dan Saras akan menginap di rumah salah satunya. Kali ini giliran Windi.
Setelah menunggu hujan reda Aluna baru berangkat dan baru sampai sekarang.
"Ya ampun Aluna. Gue kira Lo nggak bakal datang" memeluk Aluna."Nggak usah lebay ah. Lo tahu kan dari tadi tuh hujan makanya gue baru nyampe. Terus bujukin papa tuh susah banget".
"Terus Lo naik apa kesini?".
"Diantar supirnya papa tadi" berjalan memasuki rumah mewah itu.
"Oh iya Saras udah dateng belum?" tanya Aluna.
"Ada di atas. Dia dari sore udah disini" jelas Windi.
Saat melewati kamar abangnya, Windi berhenti "mau kemana bang?".
"Mau cabutlah. Gue mau jalan sama pacar gue emang kayak Lo malam mingguan cuma di kamar doang" ucapnya meledek.
"Ihh Abang rese tau nggak. Aku kan jomblo gini juga gara-gara abang" kesal Windi.
Memang selama ini Raka (abangnya Windi) ikut campur dengan urusan asmara Windi. Setiap kali ada cowo yang dekat dengan adiknya, ia turun tangan. Tidak jarang Rakalah yang menyuruh cowok-cowok itu untuk menjauhi adiknya. Alasannya karena cowok-cowok itu tidak baik.
"Lo tuh masih kecil nggak usah pacar-pacaran" menarik hidung Windi.
Aluna terkekeh melihat kelakuan mereka. Aluna anak tunggal jadi ia tidak tau bagaimana rasanya punya kakak dan adik.
"Liat aja aku nggak bakalan bukain pintu".
"Yaudah nggak usah. Gue juga nggak pulang malam ini".
"Loh kenapa? Pasti Abang mau nginep di rumahnya pacar Abang. Astagfirullah Abang nggak boleh tau belum muhrim".
"So'tau Lo" menjitak kepala Windi.
"Udah ah gue mau cabut sekarang" melewati Windi yang masih kesel dengannya.
"Dek Aluna, Abang Raka yang tampan ini mau pergi dulu ya" menepuk-nepuk kepala Aluna. Setelah itu pergi meninggalkan mereka."Giliran sama orang lain aja so' manis. Prett".
Aluna hanya terkekeh dan mengikuti Windi hingga ke lantai dua. "Gue peringatin ke Lo jangan sampe baper ke abang gue. Dia itu Pla-boy kelas kakap jadi apapun yang dia omongin semuanya tuh bo-hong".
"Iya iya siapa juga bakalan ba-per" menekankan setiap katanya seperti yang dilakukan Windi.
"Ohiya gue lupa Lo kan udah baper sama orang lain. Cie cie Luna" menoel-noel pipi Aluna.
"Nggak ada yah, ngaco Lo".
"Jadi gimana jalan-jalannya?" berbisik ke telinga Aluna.
Aluna jadi teringat "jalan-jalannya" bersama Keano. Ia juga jadi ingat pada Tante Ana. Bagaimana keadaannya sekarang.
"Eh Lo malah ngelamun sih ditanyain juga". Windi mendengus.
"K-e-p-o" Aluna meninggalkan Windi dan masuk kedalam kamar.
"ALUNA" teriak Windi.
Aluna menutup pintu dan langsung dihadapkan dengan tatapan bertanya Saras. Ia melepas sebelah headsetnya dan meletakkan novelnya.
"Al Lo baru dateng? Terus Windi mana?"
Windi masuk dengan kesal "kok Lo ninggalin gue sih, gue kan lagi ngomong".
"Itu karena Lo terlalu cerewet. Sakit tuh telinga Aluna" sambil tersenyum mengejek.
"Heh gue nggak ngomong sama Lo ya. Jadi diem aja".
KAMU SEDANG MEMBACA
Menepi
Teen Fiction'Tak ada waktu kembali untuk mengulang lagi.... Mengenal dirimu di awal dulu.... Ku tau diri Mu dulu hanya meluangkan waktu sekedar melepas kisah sedih Mu.....'