Luna mengeluarkan kalung dari sakunya dan mengalungkannya ke leher pria itu, sekarang lempeng logam itu bersandar tepat di dadanya. Mello meraihnya kemudian memandangnya dengan puas. Ia kemudian menghambur dan memeluk gadis itu, membuatnya terbaring di sofa dengan pria itu di atasnya.
"Terima kasih, Luna." katanya sambil mencium pipi gadis itu.
Mello ❤ Luna
085xxxxxxxxx
My big baby~>Y<~
Luna menjauhkan wajahnya dari pria itu, mencoba menyembunyikan pipinya yang memerah.
"Mello, menyingkirlah. Kau berat." katanya. Mello mengacuhkan perkataan gadis itu dan justru merebahkan kepalanya di sampingnya.
"Mello ngantuk. Luna tidur di sini. Temani Mello." katanya dengan mata setengah terpejam. Luna merasakan setiap hembusan nafas pria itu di lehernya. Ia beringsut perlahan, berusaha melepaskan diri dari pria yang menimpanya itu, namun usahanya sia-sia. Ia menolehkan kepalanya untuk melihat pria itu dan menemukan Mello yang sudah tertidur lelap. Gadis itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum samar lalu mengusap kepala Mello.
"Kau benar-benar kecapekan rupanya. Dasar Mello." Ia kemudian mendorong sedikit tubuh pria itu dan melepaskan diri darinya. Gadis itu kemudian mematikan lampu dan masuk ke dalam kamarnya.
"Selamat tidur, Mello."
~>Y<~
Pagi hari sudah datang kembali bersama dengan kicau burung di luar jendela kamar gadis itu. Ia kembali meregangkan badannya dan meraih ponsel untuk mematikan alarm. Ia mengecek pesan instan yang masuk semalam setelah ia tertidur.
Grace: Luna, kau tidak menjengukku?
Grace: Keponakanmu sudah lahir nih Grace: Aku bosan
Grace: Kalau kau kemari bawakan sesuatu yang enak
Grace: Oii...
Grace: Tumben kau sudah tidur jam seginiDengan cepat Luna membalas pesan sahabatnya itu.
Luna: Maaf, bu. Semalam aku sudah tertidur
Luna: Kau sudah pulang ke rumah?
Luna: Keponakanku cowo atau cewe?
Luna: Aku akan ke sana nanti siang kalau boleh. Sekitar jam 2?
Grace: Kukira kau sudah lupa denganku
Luna: Maaf bu. Banyak yang terjadi akhir-akhir ini
Grace: Jadi kau benar-benar melupakanku?
Luna: Sedikit :) :) :)
Grace: Jangan datang kalau begitu
Luna: Bahkan kalau aku membawa es boba dan martabak manis?
Grace: Buruan datang kalau begitu
Luna: Memangnya kau boleh makan?
Grace: Anggap saja boleh :) :) :)
Luna: Baiklah. Jam 2 ya?
Grace: Ditunggu... :kiss
Luna: :kissLuna meletakkan ponselnya dan kembali meregangkan tubuh. Ia kemudian keluar untuk menyikat gigi dan mencuci muka. Gadis itu menabrak Mello yang akan keluar dari kamar mandi setelah mencuci mukanya. Gadis itu oleng dan hampir jatuh jika Mello tidak menangkapnya. Pria itu menahan tubuh mungil Luna dalam pelukannya.
"Hati-hati Luna." katanya sambil melepaskan pelukan dan berlalu ke arah dapur. Ha, sejak kapan anak itu jadi dewasa seperti itu, pikirnya sambil masuk ke kamar mandi. Selesai menggosok gigi dan mencuci muka, Luna yang bergegas ke dapur untuk membuat sarapan terkejut melihat kopi pagi dan toast-nya sudah siap di meja dapur.
"Kau yang bikin, Mello? Sejak kapan kau bisa memasak?" tanyanya heran.
"Menuang kopi instan dan air panas serta memanggang roti dengan toaster tidak bisa dibilang memasak, Luna." jawabnya sambil mengoles selai ke toast-nya.
"Ha. Sekarang kau sudah pintar menjawab pertanyaan nampaknya. Baiklah kalau begitu." kata gadis itu sambil mengangkat bahunya kemudian meminum kopinya. Selesai sarapan, tak seperti biasa, Mello menyuruh gadis itu untuk mandi sementara ia membereskan piring kotor. Mello bahkan sudah memilih baju yang akan ia kenakan saat Luna keluar dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Big Baby
FanfictionLuna menemukan seorang pria yang pingsan di sebuah jalan yang gelap. Akankah pertemuan aneh ini mengubah takdirnya?