H-22
Ternyata pertemuan mereka tak berakhir begitu saja. Jisung pikir Minho akan pamit dan segera pergi ke rumahnya, namun siapa sangka, pemuda bermarga Lee itu justru mengajak Jisung untuk mampir ke cafe yang letaknya tak jauh dari sana.
Jisung bingung harus menjawab apa, mereka tak terlalu dekat sehingga bisa pergi bersama namun Jisung juga merasa tak enak apabila menolak ajakan tersebut.
Lalu dengan segala pertimbangan yang ada, Jisung mengiyakan ajakan Minho, membuat mereka berakhir dengan duduk di salah satu meja outdoor cafe, waffle dan milkshake sudah tersaji di hadapan mereka masing masing.
Meski umur Minho sudah mnginjak 23 tahun sedangkan Jisung berada satu tahun di bawahnya, namun alih alih kopi, mereka justru lebih suka dengan minuman manis berprisai buah seperti milkshake strawberry.
Jisung awalnya mengira jika mereka akan sangat canggung saat ini, namun siapa sangka obrolan ternyata bisa mengalir begitu saja.
"Ah iya, aku sangat kagum padamu, aku sudah membaca buku terbarumu dan aku terpukau dengan isinya."
Pipi Jisung lagi lagi bersemu, namun karena tak ingin terlihat terlalu jelas, Jisung segera menundukkan kepalanya, berpura pura tengah mengaduk minumannya.
"Benarkah? Kau terlalu berlebihan, aku tak sehebat itu." terlepas dari sikap profesional yang harus ia tampilkan di depan awak media, Jisung sebenarnya adalah sosok yang cukup pemalu.
"Aku serius, lain kali aku akan membawa bukumu dan meminta tanda tangan." Minho terkekeh pelan, ia benar benar serius dengan ucapannya, Minho bahkan tak habis pikir darimana laki laki di hadapannya ini mempelajari kosa kata yang sangat indah.
Minho terpukau bahkan pada baris pertama kalimatnya.
Tulisan Jisung serasa hidup dan membawanya ke dalam dunia yang telah dicipatakan oleh lelaki manis itu.
"Hahaha...kau bisa mendapat tanda tanganku kapan saja." Jisung pada akhirnya ikut terkekeh, secara perlahan kecanggungannya mulai berkurang saat bersama dengan Minho.
"Jika seperti itu, bisakah aku mendapat nomor ponselmu juga?" Minho menaik turunkan alisnya, hah...pemuda Lee itu sangat pandai menggunakan kesempatan yang ada.
Jisung tertegun selama beberapa detik, matanya mengerjap dengan lucu. Astaga menggemaskan sekali.
"Jisung, aku benar benar ingin memakanmu sekarang." ucap Minho sembari menatap lekat ke arah Jisung.
Wajah Jisung semakin memerah, ekspresi terkejutnya sangat terlihat ketara.
"A-aku, aku-"
"Hahaha aku bercanda Sung." Minho tertawa cukup keras saat merasa berhasil menggoda novelis di hadapannya.
Jisung sendiri seketika memasang wajah kesal dengan pipi yang mengembung lucu dan memicingkan matanya ke arah Minho.
"Sungguh, padahal tadi aku sudah berencana memberikan nomor ponselku, tapi tak jadi."
Minho memasang tampang sok memelas miliknya lalu dengan wajah polos yang dibuat buat, Minho terlihat tengah mengutak atik sebuah ponsel hitam dengan cast berwarna biru navy. Jisung membelalakka matanya, hey itu ponsel milik Jisung kalian tau.
"Dari mana kau-"
"Trick sulap yang aku pelajari." Minho terkekeh lalu melempar senyum kemenangan sebelum akhirnya mengembalikan ponsel tersebut ke pemiliknya.
"Astaga kau curang, itu tindak kriminal kau tau." Jisung semakin cemberut, merasa kalah telak dari sosok di hadapannya.
"Hahaha...maafkan aku. Kau tenang saja, aku tak membuka ponselmu, aku hanya memainkannya."
Jisung menatap Minho kaget, lelaki di hadapannya terlalu susah ditebak.
"Catat."
"Hah apa?"
Ucapan Jisung membuat kening Minho menyerngit heran.
"Cepat catat, aku akan membacakan nomor ponselku."
To Be Continue
Tertanda, 25/04/2020
Bee, sinyal error
KAMU SEDANG MEMBACA
When? [Minsung] ✔
أدب الهواة⋮ Mini Series ⋮ Tentang Minho yang muncul saat semuanya akan berakhir. __________ 20 April 2020 Copyright©Schorpy