Minho mengulas senyum di bibir pucatnya kala Jisung muncul di hadapannya.
Minho segera merentangkan tangan, meminta Jisung untuk masuk ke dalam peluknya. Jisung tentu tak menolak, dengan senang hati ia melakukan hal tersebut.
"Kau dari mana saja?"
Jisung mengedikkan bahunya. "Sehabis berkunjung ke makam sendiri." lalu Jisung melepaskan tawa kecilnya.
Minho ikut terkekeh, rasanya cukup aneh meski sudah genap sebulan jiwa mereka meninggalkan raga.
Arwah mereka tak diterima dimanapun, bergentayangan tanpa rumah dan tujuan yang jelas. Namun Jisung dan Minho tak masalah, mereka memiliki satu sama lain.
Mereka tak khawatir jika harus seperti ini selamanya atau bereinkarnasi kembali, selama itu dilakukan bersama maka semua akan baik baik saja.
"Kemarilah." Minho lalu melepas pelukannya dan menarik pelan tangan Jisung, mengajaknya untuk duduk di pinggir atap tempat mereka mengakhiri hidup sebulan yang lalu.
Hahaha...beritanya benar benar gempar, banyak yang berspekulasi jika Jisung itu depresi, Minho tertekan karena pekerjaan, atau bahkan yang paling konyol Jisung didorong oleh Minho kemudian Minho memutuskan untuk ikut melompat karena takut ditangkap.
Mereka hanya tak tau jika kejadian itu terjadi karena Jisung dan Minho melakukan kontrak dengan iblis.
"Kau ingat, saat itu kau melompat menyusulku." Minho terkekeh pelan namun tidak dengan Jisung.
"Tentu saja aku ingat, kau sangat menyebalkan, kita kan bisa melompat bersama." ucap Jisung dengan bibir yang mencebik kesal.
Tawa Minho semakin menjadi, namun jika untuk manusia normal, semua itu hanya terdengar seperti desiran angin.
"Aku saat itu ingin melihat reaksimu dan kau tau, itu semua sangat lucu."
Jisung mendecak. "Ya ya ya, kau sudah tau setelah itu kita akan bersama seperti ini makanya kau tidak khawatir sama sekali, sedangkan aku harus mati matian merasa takut untuk orang sepertimu." Jisung memutar bola matanya malas.
"Harusnya saat itu aku tak melompat menyusulmu."
Minho gemas melihat kekasihnya sedang merajuk.
"Jika kau tak melompat pun pada akhirnya kau akan tetap menyusulku." ucap Minho sembari menaik turunkan alisnya dengan cara menyebalkan.
"Apa kau mau kubunuh untuk kedua kalinya? Aku sangat ingin mendorongmu dari sini tapi sayangnya kau bisa terbang."
Minho dan Jisung tiba tiba saja tertawa bersama, merasa konyol dengan perdebatan mereka barusan.
Pemuda Lee itu lalu melingkarkan tangannya di pundak sempit Jisung yang transparan, sedangkan Jisung memilih untuk menyandar di bahu tegap yang lebih tua.
Mereka sibuk menikmati pemandangan kota malam yang begitu indah, kerlip dari lampu dan bintang di atas sana membuat semuanya tampak cantik. Meski bagi Minho Jisung itu tetap jauh lebih cantik.
Ternyata, bersama dengan cara seperti ini tak buruk juga.
Lihatlah, kisah Minho juga Jisung belum sepenuhnya berakhir.
Namun sayang sekali cerita mereka harus di tutup sampai titik ini.
Tidak seharusnya kalian mengetahui kisah cinta dari dua arwah yang telah berada di alam yang berbeda, kan?
FIN
23:27 17/04/2020Yoshhh...tamat hehehe...
Makasi buat kalian yang udah mampir, vote dan juga komen. Komen ngegas kalian lucu lucu tau 🤣👍
Maaf juga ya kalau seandainya ini tanat dengan gak elit, maaf juga untuk typo dan komen yang belum lebah bales :(
And the last but not least, jangan kapok mampir ke lapak lebah ya, paipaiii...
Tertanda, 13/05/2020
Bee, jangan nyantet lebah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
When? [Minsung] ✔
Fiksi Penggemar⋮ Mini Series ⋮ Tentang Minho yang muncul saat semuanya akan berakhir. __________ 20 April 2020 Copyright©Schorpy