Chapter 12

2.4K 461 27
                                    

H - 3

Seperti yang dikatakan kemarin, hari ini Jisung tengah menghadiri acara launching buku terbarunya, Jisung bahkan perlu memakai blush on dan liptint untuk menutupi wajah pucatnya, tidak, Jisung tidak sakit, hanya saja jiwanya secara perlahan mulai menghilang.

Acaranya diadakan di salah satu mall besar yang ada di kota itu, banyak orang yang datang. Sebagian besar adalah wartawan juga repoter dan sebagian lainnya merupakan penggemar Jisung, mereka datang untuk melakukan meet up juga meminta tanda tangan dari penulisnya langsung.

Jisung cukup menikmati acara ini meski ia sedikit kecewa karena bukan Minho yang menjadi perwakilan dari perusahaan X, namun tak apa, semuanya terasa cukup menyenangkan.

Jisung saat ini tengah duduk di sebuah panggung kecil dengan banyak orang yang mengantri di hadapannya, satu persatu dari mereka mendatangi Jisung dengan tertib, hanya untuk mengatakan kekagumannya, meminta foto atau tanda tangan bahkan mereka rela datang hanya untuk bisa bersalaman dengan novelis muda itu.

Jisung terkekeh, penggemarnya sangat lucu, bertemu dengan mereka membuat Jisung lupa sejenak dengan beban yang bersarang di harinya.

Setelah acara pertama selasai, kini giliran para wartawan yang menyerang Jisung, seperti biasa, tak ada liputan langsung, Jisung hanya membiarkan mereka merekam atau sekedar menggambil gambar saja.

Cahaya flash dari kamera membuat Jisung sedikit banyak merasa tidak nyaman, namun ia tak bisa melakukan apa apa selain tersenyum dan menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang datang menyerbu.

"Jisung, apakah benar anda sampai masuk rumah sakit karena bekerja terlalu keras dalam pembuatan novel kali ini?"

Jisung mengulas senyumnya. "Tidak juga, aku memang hanya sedang kelelahan dan kondisiku tidak fit pada saat itu."

Sang reporter menganggukkan kepalanya lalu mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya mencatat jawaban Jisung.

"Jisung, bagaimana perasaan anda setelah buku ini menembus ribuan copy hanya dalam waktu kurang dari satu hari?"

"Aku bahagia tentu saja, aku juga sangat berterimakasih kepada kalian yang telah menyisihkan uang untuk membeli bukuku. Jujur aku tidak terlalu percaya diri dengan karya ini, namun setelah melihat respon publik yang begitu baik membuatku merasa membaik juga, sekali aku ucapkan terimakasih."

Mereka saling berdesakan, mengeraskan suara supaya Jisung bisa mendengarnya, keadaan sangat bising namun pada dasarnya semua memang seperti itu.

Sampai pada akhirnya, satu pertanyaan mampu membuat Jisung terdiam cukup lama.

"Kenapa anda memilih tema iblis untuk novel kali ini? Bukankah biasanya anda menulis cerita romance?"

Tidak mungkin kan Jisung menjawab 'pengalaman pribadi'?

Setelah beberapa saat memutar otak, Jisung akhirnya menemukan jawaban yang tepat.

"Aku hanya ingin mencoba suasana baru. Seperti yang telah dijelaskan tadi, novelku kali ini berkisah tentang seseorang yang menjadi tumbal kepada iblis, namun di dalamnya tak sepenuhnya konflik tegang saja, aku tetap memasukkan unsur romance pada pemerannya."

Ya, sama seperti kisah Jisung yang diwarnai dengan kehadiran Minho.

Ya, sama seperti kisah Jisung yang diwarnai dengan kehadiran Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Tertanda, 09/05/2020

Bee, hehehe...*nyengir

When? [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang