ROVALNO||TEMPUR

86 9 8
                                    

Seorang lelaki dengan jaket levis kas nya dan bandana di lengan kiri nya melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.

Ia memberhentikan motornya di depan sebuah rumah yang terlihat megah dan berwarna merah.

Lelaki itu Rovalno, ia turun dari motor nya dan melangkah kan kaki nya memasuki pekarangan rumah tersebut.

Setelah sampai di depan pintu rumah ia mengetuk pintu tersebut sampai seorang wanita yang terlihat masih muda membuka pintu, wanita itu memandang Rovalno dengan tersenyum ramah.

"Tante, Gretha nya ada gak?" tanya Rovalno.

"Oh, tadi katanya ada jadwal piket jadi pergi duluan," kata Thalita, Rovalno mengernyitkan keningnya bingung karna sekarang bukan jadwal piket Grethania, sepertinya Grethania benar benar marah dengannya karena masalah kemaren, karna kemaren malam pesan yang telah ia kirim ke Grethania juga tidak di balas oleh nya.

Sembari merubah raut wajahnya Rovalno berkata, "Yaudah tan, kalau gitu aku pamit duluan."

"Iya, yaudah sana entar telat lagi sekolah nya." Rovalno menyalimi tangan Thalita dan berjalan kearah motornya, ia menaiki motor lalu manancap gas menuju kesekolah dengan kecepatan diatas rata rata.

Setelah memarkirkan motornya di tempat parkiran ia berjalan menuju kekelas nya tanpa mendengarkan sahutan dari siswi siswi.

Rovalno memasuki kelasnya lalu berjalan menuju bangkunya dan duduk di samping Grethania.

"Than masih marah ya?" tanya Rovalno tetapi sama sekali tidak di tanggapi oleh Grethania gadis itu masih saja diam sembari membaca novel nya.

Rovalno menghembuskan nafas nya kasar lalu keluar dari kelas dengan membanting keras pintu kelas membuat semua murid yang berada di kelas terperanjat kaget.

"Kenapa tu si bos?" tanya Fredy yang ikut kaget kerena ia tengah bermain kartu bersama kedua teman gebleknya Aldo dan Erland. Gerald dan Leon hanya asik memainkan ponselnya.

"Biasalah dia kalau lagi marahan ama si Gretha," sahut Aldo, dan di anggukin oleh Erland dan Fredy.

"Yon samperin yuk?" ajak Gerald, Leon mengalihkan pandangannya kepada Gerald.

"Siapa?" tanya nya.

"Ya si Rovalno lah!"

Gerald dan Leon beranjak dari duduk  lalu berjalan keluar sekolah. Sedangkan Aldo, Fredy, dan Erland tetap asik memainkan kartunya.

"Eh sekarang pelajaran siapa sih?" tanya Fredy.

"Si kumis," jawab Erland, pak Yan adalah guru Matematika yang memiliki kumis, guru itu sama sekali tidak ada niatan untuk memotong kumisnya yang sangat tebal itu, membuat murid memberinya julukan si kumis.

"Eh bolos aja skuy, si Gerald ama si Leon tadi juga nyusul si bos, gabakal balik tu anak paling," ucap Fredy, mereka bertiga langsung saja keluar dari kelas tanpa membereskan kartu yang tadi ia mainkan.

🌱🌱🌱

Keenam lelaki sekarang tengah berada di warung mbak Ran, mereka mebolos mengikuti bosnya, mereka adalah para inti geng Rios.

Rovalno menghisap dalam dalam rokoknya lalu menghembuskan nya, sensi nya begitu nikmat baginya, Rovalno merokok hanya jika sedang bertengkar dengan Grethania karna jika ia telah bertengkar dengan Grethania gadis itu akan mendiaminya, dan hal tersebut membuat Rovalno sangat tidak nyaman.

"Berantem lagi lo sama Gretha?" tanya Gerald dan di balas dengan deheman oleh Rovalno.

"Karna apa lagi?" tanya Leon.

RovalnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang