Kamu terlalu fokus kepada sunyinya malam dan gemerlapnya bintang.
Hingga, kamu melupakan terangnya cahaya matahari. Padahal, tanpa hadirnya dia, hatimu mungkin takkan secerah hari ini.Noted : sebelum mulai bagian 10 nya, aku mau minta maaf karena kasih ending gantung di part 9 dan gak di lanjutin disini karena itu bakalan dijelasin nanti, tunggu aja. Oke, selamat membaca!
• • •
Jeje menuruni tangga dengan terburu-buru yang menyebabkan Mbak Puput harus memperingati majikan kecilnya ini.
"Non, hati-hati gitu loh kalo turun!" Sahut Mbak Puput mengingatkan dari dalam dapur.
"Jeje mesti berangkat lebih pagi mbak hari ini demos, doain yaa!!" Jeje berlari menuju pintu depan, mengambil sepatunya di rak sepatu lalu duduk di kursi yang berada tepat di samping rak sepatu, ia bergegas memakainya, setelah selesai dirinya bangkit dan hendak menghampiri taxi langganan yang sedari tadi sudah menunggunya di depan rumah.
"Non, tunggu sebentar!" Mbak Puput berteriak sambil berjalan dengan cepat hendak menghampiri Jeje.
Jeje yang sudah ingin masuk ke dalam taxi mengurungkan niatnya dan berjalan ke depan pintu rumah.
Mbak Puput membawa sebuah amplop hitam.
"Lusa atau tiga hari yang lalu, saya sudah agak lupa. Ada ini di kotak pos, rupanya buat Non Jeje" Ucap Mbak Puput sembari memberikan amplop hitam itu kepada Jeje.
Jeje menerimanya dan meneliti amplop itu. Amplopnya berwarna hitam dan tertera tulisan kecil di pojok kanan bawah bertuliskan "untuk Jessie Evangeline". Kemudian ia membalikkan amplopnya, namun tetap tidak ada nama pengirim.
"Makasih ya mbak, nanti Jeje buka di dalem taxi. Jeje berangkat dulu, salamin buat mama sama papa ya!"
Diana dan Justine tidak pulang sedari tadi malam, mereka menginap untuk urusan pekerjaan, sedangkan Alaric sudah berangkat sejak tadi pagi. Memang, anak osis diharuskan datang sangat pagi di hari ini. Begitu juga dengan para anggota ekskul.
Sebenarnya, ekskul Jeje mendapat giliran terakhir tepatnya sebagai penutup. Jeje sangat bersyukur karena biasanya bagian terakhir demos akan sangat ramai. Tapi, semua ekskul tetap disuruh hadir sebelum jam enam.
Jeje memperhatikan amplop yang diberikan Mbak Puput tadi. Saat ia hendak membukanya, nada dering ponselnya berbunyi, pertanda bahwa ia mendapat panggilan.
Bang Al is calling you
"Halo bang"
"Ya Je"
"Kenapa nelfon?"
"Lo udah dimana?"
"Di.. bentar"
"Pak ini dimana ya?""Nanti pertigaan tinggal ke kanan lurus sedikit terus sampai mbak" Jawab si supir tanpa menoleh ke arah Jeje sedikitpun, ia fokus menyetir.
"Oke makasih pak"
"Ini pertigaan tinggal ke kanan habis itu lurus dikit nanti sampe kata pak supirnya""Gue tunggu depan sekolah ya"
"Emang kenapa sih?"
"Rame banget lu gak bisa masuk ntar"
"Gue takut adek gue kenapa-napa""Asik, kirain kenapa"
"Emangnya rame gimana?""Ya, banyak truk, mobil pick up bawa barang buat persiapan bazaar-bazaar sama keperluan ekskul"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
Novela JuvenilIbarat jatuh cinta itu, seperti hujan. walaupun jatuh berkali-kali, ia tidak pernah lelah untuk mengulangnya kembali. Begitu juga dalam cerita cinta Jessie Evangeline, remaja cantik yang tergolong populer disekolahnya karena memiliki pekerjaan sampi...