Tacenda : hal hal yang lebih baik dibiarkan tidak terungkap untuk disampaikan atau dipahami.
Setiap orang memiliki rahasia, menyimpan dan berdamai dengannya adalah seni menyimpan rahasia.
•
•
•(Gangseo)
Lututnya beradu dengan alas lantai. Murah dan masih menyisakan bekas kopi dari minggu-minggu kemarin, orang itu tak memedulikan akan bau apek yang diudarakan darinya.
Bahkan, indera pembaunya tak merasa bau apek itu cukup penting untuk dipermasalahkan saat ini. Ya, saat di mana telinganya menuli dan bibirnya bungkam akan kenyataan yang telah terpatri di buku takdir.
Matanya menyaksikan bagaimana pemuda di depannya berusaha keras untuk lepas dari cekikannya. Seiring otot tangannya kian menegang dan kakinya susah payah mengunci pergerakan sang pemuda, keringat terus mengucur dari pelipisnya, berharap waktu hidup pemuda di depannya cepat berlalu.
Bunyi pergeseran tulang terdengar dari pemuda yang berada di bawahnya. Segera orang itu menarik napas tajam dengan penuh keterkejutan. Tangannya masih terletak di leher pemuda itu, menunggu tanda-tanda kehidupan muncul dari pemuda di depannya.
Sekian detik berlalu dan pemuda di depannya semakin kaku. Apa yang ia harapkan sebelumnya kini menjadi doa yang orang itu harap dapat ditarik kembali.
Sayang, ludah tak dapat dijilat kembali, dan nyawa yang telah direnggut tak dapat diminta kembali.
Segalanya menjadi hening dan mencekik dirinya. Tragedi yang terjadi di depannya dengan sial telah terpahat sempurna di ingatannya. Dosa besar yang telah ia lakukan dengan kedua tangan sendiri, menjadi noda yang tak akan pernah hilang seumur hidupnya.
•|•
SMP Gangseo berduka cita akan kepergian teman sekaligus keluarganya, Kang Jiseok. Sosok baik nan hangat yang selalu memasang senyum di hari terberatnya, dan berbagi kebahagiaan di hari terbahagianya.
Setidaknya itulah yang tertulis di berita harian web SMP Gangseo. Persona luar dari sosok Kang Jiseok yang ingin ditunjukkan oleh sekolah.
Eunae ingin muntah rasanya, mengeluarkan makanan yang bersemayam di lambungnya sejak pagi hingga sore yang sedih ini. Ia tahu betul bahwa di napas terakhirnya Kang Jiseok pasti akan mengutuki seisi sekolah dengan kutukan terkuat dan tersial yang pernah ada.
Namun, tak ada yang bisa Eunae lakukan pada korban perundungan yang kini telah menjadi abu. Hal yang bisa ia lakukan saat ini adalah duduk bersimpuh di depan fotonya, membakar dupa, dan meminta ampunan dalam bentuk sujud paling khusyuk.
Mereka tak pantas mendapat ampunan darimu, Kang Jiseok, batin Eunae. Ia mengangkat kepalanya, menatap foto Kang Jiseok. Aku yang tak bisa melakukan apa-apa, tak pantas mendapatkan ampunanmu.
"Pembunuh!"
Cacian itu memecah ketenangan di rumah duka. Hal tak senonoh untuk diucapkan itu sudah pasti menjadi perhatian seluruh orang di rumah duka.Mereka hendak menunjukkan wajah sinis dan jijik terbaik mereka kala mencemooh tindakan tak beradab tersebut, tetapi ketika menyadari siapa yang berteriak dan diteriaki, semuanya memalingkan mata seakan terlalu hina untuk melihatnya.
"Ia adalah cucuku satu-satunya. Anak baik yang selalu memikirkan orang lain sebelum dirinya." Pria paruh baya itu menunjuk sosok hina yang berdiri tegap dan penuh ego di rumah duka. "Iblis sepertimu seharusnya menggantikan anak baik seperti Jiseok!"
pemuda didepannya masih berdiri tegap, tak tergoyahkan oleh tatapan hina, tak tertundukan oleh cacian. Hadir dengan seragam sekolah melekat di tubuhnya yang kekar, pemuda dengan bet nama bertuliskan Park Taeji itu membalikkan langkah tuk meninggalkan rumah duka.
Tak ada kata yang tertukar antara gadis tersebut dengan pemuda bernama Park Taeji. Mata cukup untuk saling berbicara akan kebencian dengan satu sama lain. Keheningan cukup menjadi saksi bisu akan rangkaian tragedi lalu dan hasil akhirnya.
•||•
"Aku akan meninggalkan Gangseo."
"Kau tak perlu membayar dosa yang bukan milikmu."
"Kau tak akan mendengar kabar dariku untuk beberapa waktu."
"Kau tak perlu membayar utang yang bukan milikmu."
"Jadi aku harap, kau dapat hidup dengan baik, Eunae."
"Lakukan sesukamu," desis gadis itu.
Melihat pemuda bersurai merah itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, membuat hati gadis itu tenggelam dalam lara dengan cepat.
Satu per satu orang dengan mudah pergi diakibatkan sesuatu bernama kru. Baik itu terkubur enam kaki di bawah tanah, membelenggukan diri dalam jeruji besi penjara, hingga melarikan diri dari iblis hingga ke ujung dunia.
Semua orang membayar utang serta dosanya karena bersinggungan dengan kru dalam berbagai bentuk. Waktu bagi Eunae belun tiba dan gadis itu berani menantang karma untuk bergelut.
Namun, sebelum tiba gilirannya membayar utang dan dosa sebagai pengamat dengan mulut terkunci, ia akan lebih dahulu menghancurkan kru-kru tersebut, dan menguburnya bersama seluruh utang dan dosa.
●
unlocked, gun's sunflower-
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunflower [Lookism!] (ON REVISION)
Fanfiction*ON Revision* Han Eunae tak menyangka kematian sahabatnya, Kang Jiseok, akan sangat mempengaruhi dunianya. Demi menghormati permintaan terakhir Jiseok, ia berencana meninggalkan Ares Skull--crew yang ia ikuti. Namun, ketika kabar Ares Skull diporak...