(17) Kolombarium

412 82 14
                                    

Jangan lupa klik bintang dan comment-nya! 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa klik bintang dan comment-nya! 

Happy Reading

[1]

"Eunae! Jamkkanman."

Surai hitam yang menjuntai melebihi pundak itu bergerak ketika dagunya menoleh. Raut heran dan bertanya-tanya terpeta di wajah Eunae ketika ketua kesiswaan menahannya. 

"Hei, ambil napas dahulu," tegur Eunae sembari mengusap pelan punggung pemuda tersebut. Bahu laki-laki itu bergerak naik turun seraya ia berusaha menetralkan napasnya. 

Setelah Eunae sudah cukup yakin bahwa ritme pernapasan laki-laki di hadapannya sudah teratur, ia langsung memborbadirnya dengan pertanyaa, "Ne? Ada apa, Donghee-ssi sampai terburu-buru gitu?

"Oh, itu! Ehm ... soal membagikan undangan festival ke sekolah-sekolah lain ...." Sang ketua kesiswaan yang dikenal akan kepiawaiannya dalam berpidato, langsung tergugup dan terbata-bata ketika dihadapkan dengan junior yang merupakan pujaan hatinya. Predikat juara satu berpidato serta ketua kesiswaan seakan hilang begitu saja di hadapan Eunae.

"Ah, iya, soal itu, ya? Rencananya saya sore ini akan pergi buat membagikan undangan. Tenang, anda tak perlu khawatir soal itu, Sunbaenim," balas Eunae.

Sang ketua kesiswaan menggelengkan kepala, bukan itu maksudnya mendatangi adik kelasnya ini. "Kalau ... kalau gak keberatan, mau bagiin undangannya berdua? Kau dan aku. Err ... biar lebih cepat beresnya dan gak terlalu sulit memersuasi kepala sekolahnya. Bagaimana, Eunae?"

Laki-laki itu melayangkan tatapan penuh harap kalau pujaan hatinya akan menerima tawarannya. Namun sayang, harapaannya hanya menjadi angan ketika Eunae menggelengkan kepalanya dan memberikan penolakan tegas.

"Maaf Sunbaenim, aku justru merasa kalau akan merepotkanmu. Lagipula, sendirian ke Gangseo juga bisa, kok." 

"Serius, aku gak masalah sama sekali. Mana mungkin kutinggalin adik kelasku kesusahan begini," balas ketua kesiswaan tanpa mau menyerah.

"Haha, yaa Sunbaenim ... sama sekali nggak merepotkan, kok. Lagipula ada masalah pribadi yang harus diurus."

"Tapi--"

"Annyeong, Sunbaenim. Bye, bye!"

Sang ketua kesiswaan hanya bisa melongo saja, pikirannya masih belum bisa memproses setelah mendapati penolakan secara terus-menerus. Hingga ia kembali sadar ketika menyadari pujaan hatinya sudah pergi menuju gerbang sekolah. 

"Eh? Tu-tunggu, Eunae, Eunae? Eunae-ssi!" 

[2]

[2]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gunflower [Lookism!] (ON REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang