(14) Han Family (1)

694 106 17
                                    

Han ()

Menurut arti kata nya sendiri yang diambil dari bahasa Cina, "Han" dapat diterjemahkan menjadi negara atau pemimpin sedangkan dalam konsep budaya dan sejarah di Korea, "han" adalah perasaan kolektif antara kesedihan dan penindasan.

Meski begitu kata "Han" tak punya definisi yang tepat, cara lain untuk menjelaskan arti kata Han ialah perasaan kebencian yang belum terselesaikan terhadap ketidakadilan yang diderita, perasaan tidak berdaya karena rintangan yang sangat besar dirasakan seseorang, perasaan keras di harga diri seseorang yang menjadi dorongan yang kuat untuk membalas dendam — 

Semua arti ini digabungkan di dalam marga Han. Sebuah arti dan pembelajaran yang sedari kecil sudah diajarkan oleh setiap generasi, karena itulah arti ini sudah kental dalam darah keluarga Han.

Pengertian ini menjadi tradisi perlombaan perebutan status kepala keluarga seperti yang tertera dalam arti itu. Seorang Han yang bisa melalui semua perasaan dalam arti Han itulah yang berkualifikasi menjadi kepala keluarga Han.

•I•
(Han Junghwa's Family)

Selama perjalanan ia memperhatikan deretan rumah mewah yang hanya bisa ia lihat beberapa kali dalam setahun saja. menurutnya rumah-rumah itu tak membuatnya bosan seperti perjalanan yang ia tempuh sekarang, yang ia rasakan hanyalah sakit dan pegal di pantatnya saja-ah sekarang muncul lagi.

Gaun panjangnya mulai berantakan ketika dirinya berkali-kali merubah posisi duduknya dimana hal ini membuat laki-laki di sebelahnya mengernyit risih. 

"ada apa sih, Eunae?" tanya laki-laki itu masih memasang wajah risih mendelikkan kepalanya ke arah adiknya, detik kemudian ia berdehem untuk mengusir dahak di tenggorokannya.

"ah, nggak apa-apa kak Jungmin." jawab gadis itu memberikan senyum tipis lalu kembali membuang pandangannya keluar jendela, Jungmin hanya merapikan kembali blazer warna Navy nya dan kembali fokus pada layar HP nya.

Eunae diam-diam kembali melirik kakaknya yang kembali memasang wajah datar, ia hampir berpikir bahwa ini adalah mimpi ketika kakaknya menanyakan keadaannya padahal ia hanya berganti-ganti posisi duduk saja.

Sakit, itulah yang dirasakan Eunae saat mencubit dirinya sendiri, ternyata benar ini bukanlah mimpi dan kakaknya baru saja menunjukkan kepeduliannya pada dirinya. Sebuah senyum perlahan terukir di bibirnya, Eunae yakin ini adalah kesempatan yang kakaknya berikan untuk memperbaiki hubungan buruknya dengan kakaknya.

"kalau ngomong sama kakak biasanya bahas apa yah... apakah bahas soal studinya di Universitas? artis? atau Gibah aja?" Eunae tak pernah ngobrol ringan tanpa campur tangan emosi dengan kakaknya, Ugh...kenapa dulu mereka sering bertengkar sih.

Eunae mencari-cari segala hal yang bisa membuka obrolan atau apapun yang bisa ia berikan pada kakaknya dan TADA! Ada permen! Meski sudah agak lumer sedikit tapi Eunae yakin kakaknya masih mau nerima.

Dengan begitu antusias dan penuh harapan, Eunae menyodorkan permen temuannya ke kakaknya. Satu, dua, tiga detik kemudian kakaknya belum menerimanya juga dan masih tetap fokus pada HP nya.

Eunae merasa malu dan sedikit sedih namun ia berusaha mempertahankan harapannya. "ehem!" Dehem Eunae, Jungmin masih belum menyadarinya dan kali ini pun Eunae masih  berusaha mempertahankan harapannya

"euhm...kak?" Panggil Eunae.

Jungmin menoleh pada adiknya dengan sedikit mengernyit namun ia segera menghapus kernyitan di wajahnya ketika melihat permen kuning yang disodorkan padanya.

"kakak mau permen? ini masih baru ko-"

"ah, nggak makasih. lagi sakit tenggorokan." dengan cepat Han Jungmin menolak sambil mengelus tenggorokannya

Gunflower [Lookism!] (ON REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang