"Dipercepat, Dek!!!" Seru Kakak Korlap dari pinggir lapangan.
Giliran kita lari biar lebih cepat,
"Jangan lari, Dek!!!"
Gitu aja terus sampek negara api menyerang.
"Yang merasa sakit silahkan keluar barisan dan mengikuti kakak yang mengangkat tangan", instruksi Korlap. Lalu salah satu kakak korlap dengan wajah stay cool berjalan ke tengah lapangan kemudian mengangkat tangannya.
Korlap, koordinator lapangan. Biasanya berisi cowo-cowo kece, berbadan atletis, berkulit hitam manis, karena sering panas-panasan mendampingi para maba.
Tugas mereka adalah mengatur lalu lintas supaya maba bisa dengan aman melintas. Mereka juga yang membariskan kami di lapangan hingga kemudian di mobilisasi ke aula.
***
"Halo adik-adik ...😊"
"Bagaimana kabarnya? Udah ngapain aja selama di sini? Gimana tugasnya? Gimana tidurnya? Udah mandi? Udah makan? Udah kenalan sama yang lain? ---Dan masih banyak udah-udahan lain yang ditanyakan."
Para jomblo mendadak merasa sangat diperhatikan oleh kakak-kakak ini.
Kakak pendamping,
Seperti seorang ayah dan ibu yang merawat anak-anaknya. Mereka yang mendidik, mengarahkan, dan membimbing kami. Masing-masing kelompok orientasi memiliki 2 kakak pendamping.***
Tugas pertama,
membuat name tag maba dari kertas karton berwarna merah, kuning, hijau, biru membentuk burung garuda.
"Ini nggak sama, terlalu tua merahnya!" Seru Kakak Panitia.
Padahal merah yang kami pilih merupakan merah yang sama. Saya rasa ada banyak panitia yang mendadak menjadi buta warna pada fase ini.
"Ulangi!!!" Imbuhnya.
Dari satu toko ke toko yang lain kami membeli kertas karton berwarna merah yang sama, serentak untuk satu angkatan. Namun masih saja terlihat tidak sama di mata mereka. Dan aku masih harus mengulang dan mengulang.
Entah sudah berapa banyak toko yang kudatangi di kota ini, hanya untuk mencari warna merah yang sesuai.
Pernah sampai pada hari akhir orientasi, aku lelah dan memilih tidak mengganti bagian merahnya dengan karton lain. Lalu apa yang kudapatkan?"Lah, ini baru merahnya pas!"
"SHITTTT.... Kemarin bilang merah ini terlalu tua, sekarang malah bilang sesuai. Padahal kartonnya kagak gue ganti njirr!!!"😒😒😒
Kalau kakak yang satu ini memang menyebalkan.
***
Sesi evaluasi,
Lampu ruangan menjadi gelap.
Seketika ruangan senyap.
Situasi mendadak mencekam.
Udara menjadi panas.
Dada terasa sesak.
Mataku tak dapat melihat sekitar."Kree...eekk..." suara pintu terbuka.
"Bruk...Bruk...Bruk..." suara hentakan kaki secara serentak menyebar ke seluruh penjuru, menyelinap ke sela-sela di antara bangku maba. Berdiri dengan angkuhnya laksana elang siap menerkam mangsa."Duduk siap!!!" Perintah salah satu dari mereka.
"Bruk," kami pun posisi duduk siap."Jangan ada yang menunduk. Semua lihat ke layar proyektor!!!" Perintahnya.
"Dari 500 siswa yang hadir hari ini, 50 mahasiswa terlambat, 500 mahasiswa tidak menggunakan nametag yang sesuai, 350 mahasiswa tidak membawa perlengkapan orientasi yang telah ditetapkan, dan bla... blaa... blaaa...."
Inilah mereka, kakak TKP. Malaikat tak bersayap yang bertugas memaparkan kesalahan para maba di hari itu.
Setelah pemaparan dosa-dosa, saatnya memasuki fase pembelaan. Kakak TKP akan menunjuk salah satu mahasiswa secara acak dan harus menyampaikan tanggapan, sanggahan, dan alasan terkait kesalahan yang terpapar di layar proyektor. Meskipun kesalahan itu bukan kesalahanmu, melainkan temanmu.😈😈😈Setelahnya, kalian akan mendapat tugas pelanggaran seperti menulis jurnal minimal 500 kata, membuat resume materi pada hari itu sebanyak 500 kata, atau menuliskan materi tertentu sesuai yang telah ditetapkan oleh kakak TKP.
*) Ini hanya sebagian Divisi Kepanitiaan Orientasi
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Mahasiswa
Não FicçãoTulisan inspiratif dan edukatif membahas tentang: ✔SNMPTN ✔ Dunia Perkuliahan ✔ Kehidupan Mahasiswa Baru Beberapa part saling berkaitan💦 Semoga menginspirasi para pejuang kampus:) ⚠Kalau ingin tanya-tanya seputar 3 hal itu bisa di kolom komentar y...