#Kisah Penulis: Perjuangan Teman-Teman

844 94 0
                                    

Bagaimana kabar teman-temanku lain yang tidak lolos SNMPTN?

Mereka tidak berputus asa. Mereka melanjutkan perjuangan di SBMPTN. Ada yang diterima di Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, Ilmu Kehutanan UGM, Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, dan masih banyak lagi.

Temanku yang juara olimpiade sains kimia, tidak lolos di SNMPTN Teknik Industri ITB. Tapi setelah mengikuti seleksi SBMPTN, dia dinyatakan lolos di fakultas tersebut.

Bagaimana dengan pesaingku yang memegang sertifikat juara OSN biologi itu?
Dia ingin sekali masuk di kedokteran. Sudah les kesana kemari. Ikut SNMPTN dan SBMPTN tapi tidak ada yang lolos. Sekarang dia menjadi lelaki gagah dengan seragam cokelat berevolet di pundak. Di luar sana banyak yang harus mendaftar berulang kali hanya agar bisa lolos menjadi polisi. Tapi Tuhan menjadikan dia salah satu yang beruntung. Di mana cukup satu kali dia mendaftar, langsung dinyatakan lolos menjadi taruna Akademi Kepolisian. Tidak menggunakan calo, tanpa memberikan suap. Dia kini berada pada bidang yang jauh dari unsur biologi.

Justru temanku yang lain, yang bercita-cita ingin menjadi polisi; berjuang mati-matian latihan ini dan itu. Eh, malah mendapat jalur undangan di Universitas Airlangga pada jurusan pendidikan fisika. Dia siswa berbakat di sekolahku. Selain tampan, putra sekolah, dia juga ahli dalam bermusik. Namun tidak diambilnya SNMPTN itu. Ternyata dia mendapat jalur undungan lain di Akademi Teknik Keselamat Penerbangan Surabaya di jurusan lalu lintas udara. Dia ambillah tawaran itu, dan satu tahun lalu, dia menjabat sebagai komandan taruna di dalamnya.

Ada temanku yang lain, pindahan dari kelas IPS pada tahun kedua pembelajaran. Rumornya, dia ingin sekali menjadi dokter umum. Orang tuanya meminta kepada kepala sekolah untuk memindahkan temanku ini dari IPS ke IPA. Akhirnya, dia pun menjadi siswa di kelasku.
Dia tidaklah pandai seperti yang lain. Lambat, seperti kura-kura. Tapi dia tekun. Tidak pernah menyerah untuk belajar. Di pendaftaran SNMPTN, dia mendaftar di Kedokteran UGM. Tapi tidak lolos. Dia coba lagi di SBMPTN. Tetap tidak lolos. Dia daftar lagi di Universitas Islam Indonesia, tapi masih tidak lolos. Sekarang dia diterima di Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro melalui jalur mandiri.

Tidak sedikit pula yang harus menunggu satu tahun untuk bisa mengikuti seleksi kembali. Temanku, sebut saja Mawar. Dia tidak lolos tahun ini di Kedokteran UGM. Tapi tahun berikutnya, dia dinyatakan lolos di Kedokteran UI.

Ini bukan tentang keberuntungan, melainkan sebuah perjuangan.

Menuju MahasiswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang