Waktu terus berlalu, sudah seminggu sifat Dahyun berubah, begitu juga dengan Momo. Dua orang yang biasanya akan sangat berisik itu mendadak menjadi pendiam, tidak banyak omong. Mereka masih terluka dengan masa lalu mereka, terlihat jelas dari sorot mata mereka. Yang lain tak bisa apa-apa, tak ada yang bisa membujuk mereka untuk melupakan masa lalu itu sejenak, bahkan perkataan mutlak Nayeon tak ad pengaruh apapun karena memang kekuatan itu tidak mempan untuk Twice.
Seminggu juga Tzuyu tidak tidur malam, ia terus mengantuk di siang hari, bukan berarti dirinya juga mengidap narkolepsi seperti Dahyun. Itu semua karena setiap malam Joo hee muncul dan tidak membiarkan tubuh itu istirahat. Joo hee akan pergi entah kemana di saat semua orang rumah tertidur pulas, entah kenapa tiba-tiba Joo hee jadi sering muncul di malam hari. Paginya, Joo hee pergi dan Tzuyu kembali muncul, tapi di saat Tzuyu ingin tidur, Chaeyoung selalu membangunkannya dan menyuruhnya untuk mandi. Mau tak mau ia juga harus bangun karena ia juga harus sekolah.
Seminggu terakhir, Twice semakin membenci suasana sekolah. Rumor buruk tentang mereka yang aneh dan tidak masuk akal semakin banyak. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jeon Somi, tidak ada yang tahu kenapa Somi selalu mengusik mereka, tapi sasaran utama Somi yang sebenarnya adalah Chaeyoung. Selain Chaeyoung, ada Mina dan Jeongyeon yang tahu maksud dari perbuatan Somi, tapi mereka memilih diam. Jeongyeon menjadi lebih sensitif tiap kali berada di toilet lama dekat kantin.
Seminggu ini juga Nayeon jadi lebih sering menggunakan kekuatannya, murid-murid sok berani terus berdatangan melabrak dan menghina Nayeon, itu juga karena rumor buruk tersebut. Hampir dari mereka bersembilan berubah sikapnya, kecuali Sana dan Tzuyu.
Mereka berdua masih bersikap biasa saja, meskipun berjuta-juta pertanyaan tersimpan di kepala mereka.
"Eonnie." Panggil Tzuyu.
"Apa kau merasa ada yang aneh." Sambung Tzuyu.
Sana terdiam sebentar.
"Aneh bagaimana-?" Tanyanya bingung.
"Akhir-akhir, hubungan kita bersembilan semakin renggang. Apa ini yang dinamakan keluarga-?"
Sana menghela napas, lalu mengelus kepala Tzuyu.
"Aku juga merasa seperti itu, apalagi aku belum pernah tahu rasanya punya kakak atau adik, kau tahu kan kalau aku anak tunggal-?"
Tzuyu mengangguk pelan.
"Dari dulu aku selalu menginginkan untuk punya saudara, keinginan itu terwujud di kala Jinyoung appa membawaku ke tempat itu, rumah kita. Awalnya aku tidak terbiasa, tapi makin kesini aku semakin menyayangi kalian, itu juga karena kita punya kesamaan. Kita semua sama, sama-sama pernah jadi mayat." Sana tersenyum lebar.
Tzuyu yang melihat senyum Sana pun ikut tersenyum, tapi senyumnya nyaris tak terlihat. Tangan Tzuyu terangkat untuk menangkup wajah Sana, lantas setelah itu dirinya menipiskan jarak antara wajah mereka dan mereka pun berciuman. Hanya sebentar, takut ada yang naik ke rooftop dan memergoki mereka.
"Pulang sekolah, kita jalan-jalan dulu ya eonnie."
"Eh-?"
"Anggap saja kencan." Tzuyu tersenyum.
Pipi Sana memerah, ia tak bisa membayangkan jika ternyata Tzuyu akan mengajaknya kencan.
"Eonnie tidak mau-? Kalau tidak ma-"
"Mau-! Aku mau-!"
Tzuyu terkekeh melihat Sana yang begitu semangat.
"Kau sangat imut eonnie."
Lagi dan lagi Tzuyu membuat pipi Sana memerah.
"Kenapa pipimu memerah-? Apa disini terlalu panas-?" Tanya Tzuyu polos ketika melihat pipi Sana yang memerah.
Sana langsung salah tingkah.
"Dasar Chou Tzuyu tidak peka-!"
"Kenapa pipi Sana eonnie memerah-? Sekarang kan musim dingin."
"Eonnie ayo kita turun, sebentar lagi masuk."
"E-eh? Eum ba-baiklah ayo."
Mereka pun meninggalkan rooftop dan menuju kelas mereka masing-masing. Saat Tzuyu berjalan ke kelasnya, untuk ketiga kalinya ia bertemu Somi secara langsung. Somi melewati Tzuyu dengan tatapan angkuhnya.
"Jeon Somi-ssi." Panggil Tzuyu.
Somi berhenti melangkah, tapi tidak berbalik badan.
"Mwoya-?" Tanyanya.
"Ke-kenapa kau selalu menyebar rumor buruk yang tidak tentang kami-? Kenapa kau begitu membenci kami-?"
"Tsk. Apa aku harus mengatakannya pada anak aneh yang sifatnya suka berubah-berubah sepertimu-? Apa namanya, alter ego-? Cih, menjijikan."
Deg.
Tzuyu terdiam.
Somi berbalik dan mendekat kearah Tzuyu, ia terus bergerak maju, membuat Tzuyu terus mundur perlahan.
"Baiklah akan kuberi tahu kau sesuatu. Aku selalu ingin jadi yang terbaik di antara yang terbaik, tapi anak itu selalu jauh berada di depanku meski di kehidupan nyata dia begitu bodoh dan selalu mendapat nilai di bawah rata-rata. Tapi anak itu tak pernah menyerah dan bertekad untuk mengalahkanku, jelas aku kesal. Aku tidak ingin ada anak yang menyaingi diriku-!"
"Itu egois namanya-!" Tzuyu berseru dengan ketakutan yang menjalar.
Somi geram, gadis blasteran itu langsung mencekik Tzuyu dan menghantamkam tubuh Tzuyu ke tembok.
"Kau bilang apa barusan-? Egois-? Ya, aku memang egois karena ingin hidup di dunia ini dan menjadi yang terbaik-! Asal kau tahu, kau tidak akan bisa hidup jika kamu terus berbelas kasihan kepada orang lain, memberikan apa yang kau punya untuk mereka. Lantas mereka akan terus bergantung padamu dan setelah kau tidak bisa apa-apa, mereka meninggalkanmu. Oleh sebab itu aku egois-! Aku sudah berbelas kasihan pada anak itu dan dia berusaha menyaingiku, aku tidak bisa tinggal diam-!"
Tzuyu terus memberontak agar ia bisa lepas dari cekikan Somi, tapi percuma ia justru malah menghabiskan tenaganya.
"A-apa yang kau m-maksud adalah Chaeyoung-?"
"Kalau iya memangnya kenapa-?!" Somi membenturkan kepala Tzuyu ketembok.
Tzuyu memekik kesakitan, ia tidak bisa apa-apa.
"S-somi-ssi, t-terlalu egois itu...tidak baik-!"
"Berisik-!" Somi membanting tubuh Tzuyu ke lantai.
Tzuyu kalah telak, kepalanya sakit karena benturan yang keras, dadanya sesak karena tidak ada oksigen yang masuk. Bukannya kasihan, Somi malah menendang tubuh Tzuyu hingga menghantam tembok. Somi juga menginjak kepala Tzuyu.
"Kau, lebih baik tidak usah ikut campur-!" Somi langsung meninggalkan Tzuyu sendirian.
Tzuyu tidak bisa bergerak, lambat lau kesadarannya menghilang.
TO BE CONTINUED
Jadi gini setelah liat update tiktok twice yang chae sama nayeon itu, author salfok sama chae. Yang lebih tepat sama tatonya chae:v jujur saja author suka banget kalo chae tatoan:')
Dahlah jangan lupa vote sama comment.
Author sayang satzu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
Fanfiction[GXG] "aku tidak ingin percaya dengan siapa pun lagi." -Chou Tzuyu.