19

2K 196 50
                                    

Esok paginya, Yiren tak menemukan Tzuyu di kamar. Yiren pun memutuskan untuk keluar dan mencari Tzuyu, ternyata Tzuyu sudah berada di pantai, berlari seperti yang semalam ia lakukan.

"Aku pikir kau akan kabur dan pulang ke Korea."

Tzuyu berhenti berlari dan menatap Yiren.

"Apa kita akan lari lagi?" Tanya Tzuyu.

Yiren mengangguk. Tzuyu menghampiri Yiren, sambil menatap lautan ia bertanya, "apa kau merindukan kekasihmu?"

"Ya, aku selalu merindukannya. Ada apa?"

"Aku merindukan Sana, tapi aku tidak ingin pulang. Aku sudah tak punya tempat untuk pulang, Yiren.

"Kau salah nona, kau masih punya untuk pulang. Mereka itu, adalah tempatmu untuk pulang, mungkin sekarang kau tak tahu apa yang sedang mereka lakukan, yang jelas selagi masih ada di antara mereka yang mengkhawatirkan dan memikirkanmu, maka itulah tempatmu untuk pulang."

Tzuyu terdiam, merenungi kebodohannya karena asal pergi tanpa menyelesaikan masalahnya.

"Sekarang kau sedang berlari, tak hanya fisikmu yang berlari, tapi juga perasaan dan pikiranmu. Kau terus menghindar, bersembunyi, dan menjauhi segala bentuk masalah nona, kau di besarkan di lingkungan serba ada, membuatmu masih tidak tahu arti kebencian dan penderitaan. Tapi mungkin masalahmu yang sekarang inilah yang akan mengajarimu arti penderitaan atau kebencian, semoga bisa bertahan nona."

"lalu apa yang harus aku lakukan untuk menghadapi semua penderitaan dan kebencian itu, Yiren?"

"menjadi kuat, sekarang larilah lagi."

Tzuyu mengangguk dan mengambil posisi berlari lagi, tepat saat Yiren bilang mulai, Tzuyu langsung berlari sekuat tenaga.

Hampir dua minggu Tzuyu berlatih fisik, lari, push up, sit up dan latihan fisik lainnya. Bahkan sesekali Yiren tak memberi Tzuyu minum, jika perempuan Taiwan itu tak bisa menyelesaikan tantangan darinya. Tapi mau bagaiman lagi, Tzuyu sudah bertekad untuk menjadi kuat, tapi akibat latihan yang terlalu keras, sekali dua kali Joohee muncul.

"Yiren-ah, kapan kita akan berlatih bertarung? Sudah dua minggu kita hanya lari dan latihan fisik dasar yang lainnya."

"fisikmu masih belum kuat."

"kalau begini terus kapan aku bisa jadi kuat?!"

Bukk....

Yiren memukul Tzuyu, Tzuyu pun tersungkur ke pasir pantai. Yiren langsung menarik kerah baju Tzuyu dan kembali memukulnya.

"kau ingin bertarung? Kalau begitu ayo lawan aku!" Yiren kembali memukul Tzuyu.

"apa maksudmu Yiren?!" Tzuyu tak membalas.

"kau bilang kau ingin bertarung, ayo lawan aku!"

Yiren terus menyerang Tzuyu, Tzuyu yang tak bisa bertarung itu pun hanya bisa menghindar, tapi saynag Yiren lebih cepat darinya. Tubuh Tzuyu yang tak kuat lagi untuk menerima serangan Yiren pun tumbang, ia pingsan dan masuk ke alam bawah sadarnya.

Alam bawah sadar Tzuyu

"Joohee-ya, kenapa kita selemah ini?"

"entahlah."

"Joohee, aku muak dengan semua ini. Aku muak dengan semua kelemahan yang aku punya. Muak dengan semua masalah yang tak bisa aku hadapi."

"tidak, kau salah. Aku baru sadar sesuatu, kita bisa melalui semuanya kalau kita bersatu. Aku memang sifatmu yang egois, tapi aku tak mau tubuh ini mati untuk yang kedua kalinya."

EpiphanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang