een

93 43 32
                                    

"kapan sampe, Pah?" tanya Vara ketika baru sampai di meja makan untuk melakukan ritual pagi sebelum berangkat sekolah.

"Hai, sayang papah baru sampai tadi malam. Kamu sudah tidur," jawab Damian Arsenio

"Apa?" tanya Damian pura-pura tidak tahu saat Vara tersenyum penuh arti sambil mengadahkan tangannya.

"Hehehe ... papah kaya gatau aja."

"Ada tuh di kamar papah. Nanti pulang sekolah kamu ambil aja."

"Huwaa ... beneran, Pah? Makasi papah sayaangg." Vara berhambur ke pelukan dan mencium pipi Damian.

Sedangkan ditempatnya, Vira sedang mendengus melihat kelakuan Vara. Dari kecil memang Vara sangat manja kepada Damian dan Ziya, dia ingin semua kemauannya dituruti.

"Udah sekarang kamu sarapan trus berangkat ke sekolah," ucap Ziya

Selesai sarapan double V langsung berpamitan untuk berangkat sekolah.

"kami berangkat dulu, ya," ucap Vira lalu mencium pipi Ziya, Damian, serta Devan begitupun dengan Vara.

"Ati-ati adek abang jangan bandel di sekolah!"

"Ay-ay kapten," balas double V bebarengan.

Setelah itu mereka berjalan ke arah mobil Vira dan langsung menuju sekolah karena jam sudah menunjukan pukul 06.35.

"Huh, untung aja ga telat yekan." Vira mengibaskan tangan sesampainya di kelas, tadi double V harus berlari dari parkiran menuju kelas karena 5 menit lagi bel berbunyi.

"Tumben kalian telat?" tanya Khanza heran.

"Bokap balik, alhasil nih anak manja kudu kangen-kangenan dulu." Vara memutar bola mata malas mendengar penuturan adik kembarnya.

"Kenapa? iri lo ama gue?"

"Dih najis!"

"Aelah, malah pada berantem nih dua kunyuk" ucap Kyra malas.

Krrriiinngggg!!!

"Nah, tu udah bel gausah pada ribut lagi!" akhirnya mereka duduk di tempat masing-masing dengan tenang.

*****

"Kantin yuk," ajak Khanza karena bel istirahat baru saja berbunyi dan guru pun sudah pergi meninggalkan kelas.

"Yuk ah laper gue abis berperang dengan pasukan angka." yang lain terkekeh mendengar penuturan Kyra.

Mereka berjalan beriringan menuju kantin. Awalnya semua baik-baik saja sebelum datangnya Laura dan ketiga dayang-dayangnya.

"Eh, ada anak-anak kampung nih!" Laura tersenyum mengejek.

Vara yang akan bangkit dari duduknya ditahan oleh Khanza.

"Udah. Ngapain lo ladenin nenek lampir kaya dia," ucap Khanza lirih.

"Kenapa? ga berani lo lawan gue?" Laura masih gencar memancing emosi dari Vara.

Laura adalah musuh bebuyutan Vara dari mereka masih duduk di bangku SMP, karena dari dulu Vara selalu merebut apa yang seharusnya jadi miliknya. Mulai dari ketenaran, Pacar, bahkan teman-temannya dulu lebih memilih Vara dari pada Laura. Kenapa hanya Vara?, Karena pada waktu SMP Vara memang berbeda sekolah dengan Vira, mereka mempunyai keinginan masing-masing dan Damian serta Ziya tidak pernah melarang keinginan anaknya selama itu hal yang baik.

Harbor of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang