acht

44 29 10
                                    

Jarum jam menunjukkan pukul 6.30 tetapi belum ada tanda-tanda kehidupan di dalam kamar yang berisikan empat cewek berparas cantik itu. Sinar matahari yang mengintip dari balik jendela dan berisiknya kicau burung masih belum mampu membangunkan mereka. Hingga dering ponsel akhirnya membangunkan pemiliknya.

"Kyra kamu dimana?" ucap orang diseberang telfon.

"Lo siapa sih?" Maklum. Kyra belum sepenuhnya sadar dari tidurnya.

"Kamu ga ngenalin suara aku?"

Kyra mengecek nama kontak dari orang yang menelponnya dan seketika dia membelakan matanya, "eh sayang, kenapa?" ucapnya masih belum menyadari keaadaan disekitarnya.

"Kamu dimana? 10 menit lagi bel masuk loh!"

Kyra mengernyitkan dahi lalu melihat jam di ponselnya, seketika dia melempar ponselnya asal dan berteriak membangunkan teman-temannya.

"Apaansi lo berisik banget. Ganggu orang tidur aja!" respon Vira yang belum juga membuka matanya.

"Bangun oy! Kita telat astagaa!" Panik Kyra berlari ke kamar mandi.

Akibat teriakan Kyra yang lain pun bangun dari tidurnya dengan refleks melihat ke arah jam.

"Omoo...5 menit lagi bel masuk!" Heboh Vira. Sedangkan Vara dan Khanza menggedor-gedor kamar mandi yang sedang dipakai oleh Kyra.

"Kyr, cepetan udah telat nih!" teriak Khanza.

"Bodoh!" Umpat Vara, "please ya kamar mandi di rumah gue bukan cuma ini, ngapain kita gedor-gedor" Vara teringat akan kenyataan tersebut.

Setelah itu Vara keluar dari kamar Vira dan menuju kamarnya, Vira menuju kamar mandi utama di lantai bawah, dan Khanza menuju kamar mandi yang ada di kamar tamu.

Setelah acara mandi yang sebenarnya belum bisa dikatakan mandi itu kehebohan berlanjut ketika mereka sampai di meja makan.

"Siniin dong selainya!" Vira dan Khanza berebut selai coklat yang malangnya tinggal sedikit itu.

"Ini selai gue! Lo pake selai yang lain aja sono!" omel Vira pada Khanza

"Ih...gue maunya yang ini!"

"Ini mama biasa taro selai kacang dimana, sih?!" Vara mondar-mandir untuk mencari selai kacang kesukaannya.

"STOP!" teriak Kyra yang mampu membuat semuanya terdiam. "Taro roti kalian!" titah Kyra pada teman-temannya.

"Oke, kalian udah tenang kan? Sekarang kita berangkat dan lupakan masalah sarapan. Kita bisa sarapan di kantin nanti," dan setelah Kyra mengucapkan kalimat itu semua temannya berlari keluar rumah.

Kyra melongo ditempatnya, "Lah ngapa gue yang ditinggal? Sarap semua nih temen gue."

Mobil Vira melesat kencang menuju sekolah. Perjalanan yang seharusnya ditempuh 30 menit, sekarang 15 menit mereka sudah sampai di depan gerbang yang sudah tertutup itu.

"Duh ... Gimana nih?!" Vira menjatuhkan kepalanya pada stir mobil.

"Mau ga mau kita harus turun sekarang," ucap Vara lesu.

Akhirnya mereka turun dari mobil dan menghampiri gerbang yang sudah dalam penjagaan guru BK.

"Hallo, Bu Wida yang cantik," ucap Kyra dengan senyum watadosnya, sedangkan Khanza yang ada disamping Kyra menyubitnya hingga terdengar ringisan.

"Awwh ... sakit bege!" bisik Kyra.

"Lo ga liat muka Bu Wida udah kaya singa ga dikasih makan sebulan? Malah sok-sokan nyapa lagi," ucap Khanza pelan.

Harbor of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang