negen

50 21 40
                                    

Setelah itu Kenan membuka tutup botol satunya dan memberikan air mineral itu kepada Vira. Yang lain hanya melihat adegan itu dengan tenang sebab tahu Kenan memang sudah bersahabat dengan Vara dan Vira sejak kecil. Tapi ada satu orang yang melihat adegan di depannya dengan pandangan yang berbeda.

"Makasih, tau aja gue aus banget," ucap Vira sambil menerima air mineral itu.

Tiba-tiba saja ada orang yang berlari kearah mereka dan--

Byurr!!

Semua orang yang ada di kantin terkejut dan menoleh ke sumber keributan. Sedangkan orang yang bajunya basah akibat siraman dari botol air mineral yang dipegangnya membalikkan badan mencari tahu siapa pelakunya.

Upss! Gue salah sasaran, batin si pelaku.

"Lo ada masalah hidup apa sih?!" omel Vara. Ya, orang yang tersiram adalah Vara.

"Ini peringatan buat lo sama kembaran lo buat ga deket-deket sama Kenan!" sahut Laura. Sedangkan Vara dan teman-temannya masih bungkam karena yakin Vira bisa mengatasi ini sendiri.

"Apa hak lo ngelarang gue sama Vara deket-deket Kenan? Heh! Gue itu sahabatnya Kenan dari kecil, dan kembaran gue ini sekarang pacar Kenan. Salah kalo lo pikir kita bakal jauhin Kenan seperti apa kata, Lo!" Vira mencerna kembali ucapannya, dirinya bahkan sudah mengakui bahwa Vara sekarang pacar Kenan. Malang sekali nasibnya.

Bisa kalah nih gue kalo gini ceritanya. Mending gue pergi aja deh lagian gue sendirian dan mereka rame-rame, gumam Laura dalam hati.

"Argh ... intinya jangan deket-deket sama Kenan karena Kenan hanya milik gue!" setelah itu Laura pergi sambil menghentakkan kakinya.

"Emang sakit tuh orang!" ucap Vara.

"Dasar iblis berwujud manusia!" ujar Gavin.

"Lo gapapa?" tanya Kenan dengan wajah khawatir yang sangat kentara.

"Pake ini buat sementara ya, gue ambil seragam baru buat lo di koperasi," ucap Kenan setelah membuka kemeja sekolahnya dan langsung berlari menuju koperasi.

Vira tersenyum mendapat perlakuan seperti itu dari Kenan. Rasanya seperti mimpi bisa memakai kemeja Kenan, wangi maskulin dari kemeja itu pun dapat dirasakan oleh indra penciumannya.

Sedangkan Raka menoleh menatap Vara yang mematung menatap Vira dengan pandangan yang sulit diartikan.

Nyatanya lo belum benar-benar memahami omongan gue waktu itu Ken, batin Raka.

Kenapa gue gasuka liat perlakuan Kenan ke Vira ya? ucap Vara dalam hati.

"Lo gapapa, Vir?" tanya Gavin khawatir.

"Gapapa, cuma dingin sedikit aja," jawab Vira tersenyum.

"Gue beliin teh anget ya?" ucap Khanza menawarkan diri.

"Udah gausah gue gapapa kok," balas Vira.

Khanza berdecak, "pokoknya gue beliin!" dan setelah itu Khanza berlalu menuju stan kantin.

Vira terkejut merasakan ada yang mengambil tangannya. "Gue tiupin ya biar dinginnya ilang," ucap Gavin tersenyum.

"Makasih ya lo udah baik sama gue," balas Vira.

Tapi maaf karena walaupun lo udah baik banget sama gue, gue masih belum bisa ngilangin perasaan gue ke Kenan dan suka sama, Lo. Gue malah nglakuin hal yang bisa buat lo sakit hati, Vara menunduk merasa bersalah pada Gavin.

"Ciah ... yang lagi masa pdkt" cibir Dipa.

"Ati-ati aja sebelum beneran jadian jangan terlalu ngarep dulu" ucap Raka.

Harbor of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang