vier

56 34 17
                                    

Maaf banget nih di part een ada perubahan ya, jadi bisa dibaca ulang.

Happy Reading✨✨

Hari ini semua siswa berkumpul di lapangan utaman untuk melakukan upacara rutin hari senin, jam sudah menunjukan pukul 06.45 tapi gadis yang rambutnya di kucir kuda itu masih bergelung dibawah selimutnya.

"VAARAA! ASTAGA INI SUDAH JAM BERAPAA? KAMU TERLAMBAT KE SEKOLAH!!" seru Ziya dengan nada tinggi karena gemas dengan putrinya.

Vara yang mendengar teriakan Ziya kaget dan langsung meloncat dari tempat tidur.

"Jam berapa mah?!" tanya Vara dengan paksa.

"Udah hampir jam tujuh," balas Ziya malas.

"Whatt?! Kenapa mamah ga bangunin aku dari tadi sihh??" ucap Vara sambil mondar-mandir ke kamar mandi.

"Mamah udah bangunin kamu dari tadi, Vira juga, tapi kamu tetep aja molor!" Ziya memutar bola mata malas.

"Oh iya Vira mana?" Vara teringat, harusnya dia berangkat bersama Vira.

"Dia udah berangkat dari tadi, daripada ikutan telat kaya kamu." Ziya lalu meninggalkan kamar Vara.

"Bodoh bodoh bodoh! hari ini upacara kan? mampus gue!" pekik Vara pada dirinya sendiri.

Setelah mandi kilat dan memakai seragamnya Vara segera berangkat sekolah tanpa sarapan dan abaikan rambutnya yang sudah seperti singa.

Vara sampai di sekolah pukul 07.30 dan berakhir diceramahi guru BKnya yang super nyebelin, Bu Wida. Lengkap sudah penderitaannya hari ini, sudah diceramahi, dihukum keliling lapangan, dan menjadi bahan tatapan teman-temannya karena tampilannya yang, uhh. sangat berantakan.

"Lo abis ngapain aja? rambut kaya gembel, baju basah keringat, muka kusut. Dan, ohh lo pake sepatu beda sebelah?" Kyra yang tak sengaja melihat ke bawah terkejud dengan sepatu yang dikenakan Vara.

Vara langsung saja menoleh ke sepatunya untuk memastikan apa yang dikatakan Kyra benar atau tidak

"Aishhh gue ga sadar ambil sepatu beda sebelah!" Vara tercengir bodoh.

"Bukan kembaran gue." Vira yang melihat itu merasa malu sebagai kembarannya.

"Lo yakin bakal gini terus sepanjang hari ini?" tanya Khanza memastikan.

"Ya trus gue harus gimana dong? Balik ke rumah? Gamungkin banget!" Vara benar-benar frustasi.

"Yaudah lo gitu aja, sekali-kali lah orang cantik jadi buluk." Kyra terkekeh ditempatnya.

"Buluk gini aura gue tak terbantahkan." Vara mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

"Iya aura gembel lo tak terbantahkan!" yang mendengar ucapan Khanza tertawa mengejek.

Vara mengerucutkan bibirnya sebal, pagi ini guru Bahasa Indonesia yang harusnya mengajar di kelas 11 IPA 3 berhalangan hadir karena sakit, seketika kelas menjadi riuh seperti pasar. Sedangkan Vara dan teman-temannya memilih tetap duduk di posisi masing-masing sambil mengobrol.

"Var ada yang cariin lo nih," seru Caca, teman sekelasnya.

"Siapa, Ca?" Tanya Vara dari tempat duduknya.

"Gue." Vara kaget karena kedatangan Kenan ke kelasnya.

Seluruh siswa 11 IPA 3 bersiul saat Vara jalan menghampiri Kenan.

"Ada apa, Ken?"

"Pulang sekolah sama gue," ucap Kenan seolah tak terbantahkan.

"Tapi gue bawa mobil sendiri hari ini," kata Vira menjelaskan.

Harbor of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang