AYUDIA | 02

76 51 172
                                    

"Yang bernama Ayudia Laksmi, diharapkan segera datang ke ruang bk. Ditunggu dalam waktu 3 menit!"

Baru saja hendak membaca novel Tere Liye yang baru saja dibuka nya itu, tiba tiba saja seseorang memanggil namanya dengan microphone sekolah. Tentu saja, hal tersebut membuatnya kaget bukan main.

Gadis itu tak mengerti untuk apa dirinya sampai di panggil keruangan bk. Bukankah ini aneh, bahkan dirinya belum pernah sekalipun melakukan kesalahan di sekolah ini.

"Lo kenapa yu? kenapa sampai dipanggil coba?" tanya Lulu panik.

Ayu mengedikkan bahunya heran sembari menggeleng kebingungan.

"Cepetan sana samperin tu Bu Rahmi. Nantik urusannya tambah panjang kalau lo telat nemuin Dia." suruh Lulu.

Lulu benar benar tampak heboh, dan itu semakin membuat Ayu takut dan gugup.

Ayu segera berlari menuju ruang bk, menemui Bu Rahmi dan segera mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sampai sampai namanya dipanggil.

.....

Bu rahmi tampak sedang berbicara dengan seorang siswa yang duduk berhadapan dengan nya.

Tampak serius sekali, pikir Ayu.

Sekali kali Bu Rahmi tampak seperti sedang mengelus elus dadanya. Bahkan kadang kadang memukul mejanya emosi.

Tapi cowok yang ada di depannya itu, terlihat santai sekali. Seakan akan omelan Bu Rahmi itu bagaikan alunan musik reggae baginya.

Tapi tunggu dulu, ternyata laki laki itu...

'wah jangan jangan' Ayu membatin

"Ayudia Laksmi, sampai kapan kamu akan berdiri seperti patung disana?" Bentak wanita paruh baya itu.

Ayu terlonjak kaget mendengar bentakan wanita paruh baya yang ada di depannya itu. "Iya Buk." jawabnya.

Ayu segera duduk di samping Galang. Cowok itu malah tersenyum sok ramah, sembari mengedipkan sebelah matanya pada Ayu.

Ayu hanya mergidik ngeri melihat senyum cowok menyebalkan itu, "Iuh jijik." gumam Ayu.

Ayu benar benar geram melihat ekspresi cowok menyebalkan yang ada di sampingnya ini.

"Ayudia laksmi, kamu mungkin masih tidak paham untuk apa saya memanggil kamu ke sini. Mungkin ini adalah yang pertama kalinya kamu menginjakkan kaki di ruangan saya. Tapi untuk kamu GALANG BASKORO, saya tidak akan menjelaskan apa alasan kamu di panggil. Karena kamu sudah akrab dengan hal ini." bentak wanita paruh baya berbadan gempal itu.

Gadis dengan rambut sebahu itu, benar benar takut sekarang. Ia mulai memainkan jemarinya dan menggigit bibir bagian bawahnya, saking gugupnya.

Sedangkan Galang, remaja 17 tahun itu lebih memilih bersikap santai. Sambil memainkan jemarinya di bawah meja. Lelaki itu pintar sekali. Ia memanfaatkan keadaan yang seperti ini.

Galang sudah lama mengetahui password wifi di ruang bk ini. Jadi sebuah keuntungan besar baginya. Dengan memanfaatkan kondisi, Galang mulai mengunduh beberapa game terbaru saat ini.

Dan ini sudah mulai menjadi hobi baru baginya.

....

Mentari bersinar sangat terik, bahkan terasa membakar kulit. Terlihat dua orang remaja SMA yang berbeda gender tengah hormat di depan tiang bendera.

Jika dilihat lihat, Ayu hanya setinggi bahunya Galang. Tampak sangat pendek sekali ya.

"Kalau lo capek duduk aja," Suruh Galang seraya memandangi peluh yang sudah banyak meluncur dari wajah natural gadis itu.

Ayudia (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang