~~~~~~~~~~~⏮️⏸️⏭️~~~~~~~~~~
Agatha yang ditarik oleh Farel pun hanya bisa pasrah.Ia sebenarnya sangat-sangat ingin pergi dari sini.Menurutnya orang-orang yang ada di sana membuat ia takut.
Sontak saja mereka berdua menjadi sorotan karena tidak biasanya bos mereka membawa cewek saat sedang berkumpul.Walaupun dia punya banyak cewek tapi hanya Agatha yang di bawa dan diajak ikut berkumpul bersama anggota geng Alaska.
Farel membawa Agatha ke tempat dimana teman-temannya sedang duduk-duduk santai.
"Wihh...ini toh pacar lo?"tanya Rio.
Farel hanya mengangguk kan kepalanya tanda bahwa Agatha memang pacarnya.Lain Farel lain juga Agatha.Ia daritadi sudah bergerak sedikit tidak nyaman dan terus menundukkan kepalanya.Rasanya ia ingin sekali di tenggelamkan di sungai Amazon sangking tidak nyamannya.Ditamabah lagi tangannya masih digenggam erat oleh Farel.
"Halo neng cantik pisan sih"goda Panges.Farel hanya mendelik tajam ke arah Panges seakan ingin menguliti dia.Panges yang ditatap seperti itu hanya cengengesan,tapi mereka baru melihat aura Farel yang terasa berbeda saat ia menggoda Agatha.Seperti aura cemburu?selama ini Panges sering menggoda pacar Farel niat untuk bercanda tapi kali ini baru dia lihat Farel menatapnya seperti itu.
"Santai bos nggak bakal gue colong cewek lo"Farel hanya mendengus sebal melihat tingkah temannya itu.
"Agatha kelas IPA XII.1 satu kan?kenalin nama gue Rio salam kenal ya!"melihat Rio yang tersenyum ramah terhadapnya ia langsung membalas senyum tersebut.
"Nama gue Bimo salam kenal ya Agatha"
"Gue Panges panggil Parlin juga boleh bebas dah pokoknya salken ya"
"Aldino Fatur Satorno salken"
Mareka mengajak Agatha berkenalan dengan ramah dan dibalas dengan senyuman tulus Agatha.Teman-temannya itu sempat tertegun cewek itu sangat manis saat tersenyum apalagi senyumnya itu tulus.Mereka harus sadar bahwa itu sudah ada pemilik bisa bisa dicincang habis mereka kalau mau rebut Agatha.
"Duduk sini"suruh Farel sembari menepuk kursi di sampingnya untuk duduk.
Agatha pun duduk di samping Farel.Disana ia sendiri perempuan yang lainnya semua laki-laki.Saat ini ia duduk bersama kelima cowok yang notabene nya Anggota inti Alaska.
Dia hanya mendengarkan mereka berbicara.Sekali-kali ia tersenyum menanggapi candaan Rio dan Panges.Emang kalo mereka berdua itu paling bisa menghidupkan suasana.
"Agatha lo ada tips nggak biar pintar?gue juga mau dong pintar kayak lo"pinta Rio.
"Yeee....kalo mau pinter mah belajar sono nyontek aja bisanya"ujar Bimo tajam.Mereka hanya tertawa menanggapi perdebatan kecil Rio dan Bimo.
"Owh iya ta gue mau nanya lo kan anak IPA satu lo deket nggak sama Syera?"tanya Panges dan dibalas anggukan oleh Agatha.
"Napa emangnya lo nyari dia?suka lo?"selidik Bimo.
"Kalo iya kenapa emangnya?"ujar Panges ngegas.
"Yeuuu...nggak usah ngegas kali"jawab Bimo.
"Jadi lo deket sama dia?ceritain dong gimana sifat dia"mendengar hal itu,Agatha segera menulis sesuatu di buku catatan dan pena yang selalu melingkari lehernya.
Mereka tampak penasaran kenapa tiba-tiba Agatha menulis di buku tersebut?tak lama kemudian Agatha pun menyodorkan catatan tersebut ke arah mereka.
"Iya Kia sahabatnya.Sifat Syera baik,kayak anak kecil juga kadang-kadang.Gara-gara sifat dia yang kayak gitu,Syera sering didekati oleh cowok"
Setelah membaca itu mereka sadar kembali,melupakan kalau Agatha itu bisu.Mereka juga malah fokus dengan kata 'Kia' yang berarti Agatha memanggil namanya sendiri sebagai pengganti kata "gue" dan itu membuat ia terkesan lucu Dimata cowok-cowok itu termasuk Dino.Masih ada saja orang yang memanggil diri sendiri dengan nama.
"Cewek lo tuh buat gue aja dah daripada sama lo yang ada nih anak makan hati mulu"ujar Bimo.
"Gue nggak suruh dia buat cinta sama gue dan juga gue nggak bakal kasih dia buat lo"sengit Farel.Wah....memang bener kata orang kalo dia itu benar-benar seenaknya didepan Agatha lagi ngomongnya.
"Semerdeka lo aja dah"ucap Bimo.Agatha hanya memperhatikan mereka dengan tatapan polos.Dia tidak tau ke arah mana mereka berbicara padahal Agatha itu pintar masa mereka ngomong aja ia nggak tau nyambung kemana?
Tampak daritadi Farel,sempat curi-curi pandang terhadap Agatha.Kulit putih,rambut panjang,bibir kecil merah alami dan senyum yang tampak selalu menghiasi wajahnya.Baru pertama kali ia merasa nyaman melihat wajah seseorang.Walaupun ia mempunyai banyak kekasih tetapi itu hanyalah untuk hiburan belaka.
"Ya.....sebenernya sih gue mau konfirmasi nih soalnya ada rumor kalau lo anak yatim piatu itu bener?"tanya Panges hati-hati.Suasana yang tadinya santai mendadak tegang karena pertanyaan Panges barusan.Agatha menulis jawabannya di catatan tersebut.
"Iya,Kia anak yatim piatu.Kia tinggal di panti asuhan sejak lahir.Orang tua Kia meninggal gara-gara kecelakaan"
Hening.Mereka memperhatikan Agatha dengan wajah prihatin.Dosa apa Agatha di kasih cobaan hidup seperti itu.Dia sudah bisu ditambah lagi orang tuanya tidak ada.Bayangkan saja bagaimana rasanya tidak melihat wajah orang tua dari lahir.Bahkan Farel sempat bersyukur walaupun orang tuanya tidak memperdulikan nya tapi ia masih bisa melihat wajah mereka tidak seperti Agatha.
"Jangan terlalu menganggap dirimu tidak beruntung karena ada banyak orang yang ingin hidup seperti dirimu"
"Aduhh...sorry nih gue bukannya mau nyinggung atau apa cuma pengen tau aja"ujar Panges merasa tidak enak.Agatha hanya tersenyum lalu mengangguk tanda kalau ia tidak papa.Mereka tenggelam dengan percakapan.Walaupun Agatha tidak bisa berbicara ia menjadi pendengar yang baik.
Agatha merasa ia sudah cukup lama disini sebentar lagi bel masuk.Ia segera menulis untuk pamit kepada teman-teman Farel.
"Kia boleh pamit balik ke kelas?soalnya ini udah mau masuk"
"Baru sadar gue kita udah lama disini lo mau balik ke kelas?"tanya Farel setelah melihat pernyataan Agatha dan langsung saja dibalas anggukan olehnya.
"Tapi bos kita lagi free class soalnya guru pada rapat"ujar Bimo.Farel kembali menoleh ke arah Agatha.
"Nanti aja ke kelasnya ampe pulang aja orang free class juga"itu bukan permintaan tetapi perintah.Ia segera menulis kembali dan menyodorkan catatan tersebut ke Farel.
"Kia nggak bisa,Kia mau belajar aja dikelas"
Tipikal murid rajin.Itulah dipikiran Farel terhadap Agatha.
"Nggak.Pokoknya lo disini sama gue sampe pulang sekolah"Agatha hendak menulis kembali untuk menolak perintah Farel tetapi cowok tersebut sudah berujar duluan.
"Nggak ada penolakan"final Farel.Sedangkan yang diperintah hanya menghela nafas lelah.Ia daritadi sudah ada disini.Daripada ia nongkrong nggak jelas di rooftop lebih baik ia belajar soal-soal yang belum pernah dikerjakan.Dia kasihan dengan Mayang yang sudah membayar uang untuk keperluan sekolahnya,jadi ia harus belajar yang rajin biar bisa membuat pemilik panti tersebut bangga terhadapnya.Meskipun dia anak beasiswa tetap saja semua perlengkapan sekolah dan segala macamnya dia harus beli sendiri.
Sebenarnya ia ingin sekali lepas dari Farel tapi karena salahnya sendiri,ia jadi terjebak di ruang lingkup kehidupan Farel.Agatha ingin lepas karena ia tidak mau jika ruang lingkup tersebut hanya akan menggores hatinya.
Ia takut jatuh cinta.Ia Takut baper.Ia takut.Sangat-sangat takut.Ditambah lagi ia terjebak dengan si cowok playboy se-antero.Bagaimana pun Farel itu tampan siapa sih yang tidak BAPER saat diajak pacaran dengannya?ralat dihukum.
"Kuatkan hati kamu Kia jangan sampai kamu suka sama playboy itu!"batin Agatha.
~~~~~~~~~~~⏮️▶️⏭️~~~~~~~~~~
TBC
Jangan lupa vote dan jadikan cerita ini sebagai cerita favorit kalian ya 🤗😘❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATHA
RomanceIni bukan kisah tentang anak remaja yang saling mencintai yang mulanya bertengkar menjadi cinta,mulanya bodo amat menjadi rindu bukan.Bukan cerita seperti itu. ini menceritakan seorang gadis bernama Agatha Lezkia yang merupakan gadis bisu dan yatim...