Eunwoo Mina

696 55 11
                                    

Siapa yang tidak tau Cha Eunwoo dan Myoui Mina? Mereka di kenal sebagai pasangan terkalem di penjuru fakultas. Iya itu yang orang-orang kenal, tetapi pada nyatanya mereka tak sekalem itu.

Di depan umum mereka ini pasangan yang manis banget, buat pengen jadi PHO aja saking greget liat moment mereka di depan umum. Tapi beda lagi sama anak 97line yang lain, kalau mereka mah ogah banget ikut sama pasangan ini. Soalnya mereka bobrok yang ketulungan, padahal anak-anak 97 line yang lain juga bobrok sampe urat nadi, emang dasarnya mereka aja ngak sadar diri.








"Gengs, gimana kalau malam minggu ini kita barbekyu aja di beskem?" Pertanyaan Yugyeom hanya di balas anggukan oleh anak-anak 97 line yang sedang berkumpul.

"Kayaknya seru sih, tapi ngak bakal se seru kalau kita lengkap." Celetuk Jiho.

"Huwaaa gue kangen Junaidi." Rose berteriak dengan alaynya.

"Kasian amat idup lo rose, gue dong selalu sama bebeb gue." Emang ya Roa tuh suka banget ngajak baku hantam, liat aja Rose udah gedek gitu dia masih ketawa shay shay gitu, cari mati emang. Tapi ya namanya juga Roa, kalau ngak bar-bar ya bukan Roa namanya.

"Udah jangan ngajak ribut Rose terus." Mata Rose langsung berbinar-binar mendengar ucapan Jihyo.

"Emang kamu satu-satunya yang mengerti diriku, Mak." Rasanya Jihyo nyesel belain Rose.

"Ekhem, dunia rasa milik berdua ya." Perkataan Eunha membuat yang lain fokusnya teralihkan pada pasangan yang dari tadi sibuk bermesraan di pojok.

Seakan tak peduli dengan teman-temannya kedua orang itu masih tetap sibuk dengan dunia mereka berdua.

"WOI PACARAN TUH TAU TEMPAT DONG, KASIAN NIH GUE YANG LDR!" Nah kan jadi ribut. Rose yang dari tadi sudah badmood karena Junhoe belum juga menghubunginya di tambah dengan Eunwoo dan Mina yang selalu bermesraan, bikin mata sepet.

"Santuy dong, makanya jangan ldr." Kalau Rose tidak ingat Mina itu temannya di pastikan Mina sudah tak berbentuk oleh Rose.

"Gue do'ain putus mampus lo!"

"Heh!"

"Udah, ngak usah ribut kalian. Rose, ayo ikut gue beli bahan buat barbekyu." karena tidak tahan melihat temannya yang selalu ribut Jihyo berinisiatif untuk memisahkan mereka.

"Eh, Hyo. Kita ngak ikut ya, soalnya ada acara." ucapan Eunwoo membuat langkah Jihyo terhenti.

"Okedeh." Tanpa banyak bertanya Jihyo menyeret Rose dari sana.

"Kita pulang dulu ya, bhay."

"Hush hush pulang sana!" Mina Mencebikkan bibirnya saat Roa berkata seperti itu.

"Gue tampol juga lo lama-lama." Roa sama sekali tidak memperdulikan ucapan Mina, dia malah asik dengan dunia nya sendiri.

"Kampret emang."

•••••••









Di dalam ruangan yang serba pink itu Mina menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Memainkan ponselnya sambil tertawa pelan, ya dia saat ini sedang membaca komentar orang-orang di postingannya, suatu kebiasaan yang selalu dia lakukan saat waktu luang.

Mina rasa mereka sangat lucu, bagimana mereka bisa menyimpulkan bahwa dirinya ini kalem? Ah apa karena di luar dia terlihat kalem? Tapi seharusnya mereka tidak langsung menilai bukan? Saat melihat orang-orang mengatakan dirinya kalem, Mina merasa seakan menghianati dirinya sendiri. Sedikit susah untuk di jelaskan tentang hal itu. Mina sebenarnya tidak sekalem yang di katakan orang-orang, dia hanya tidak bisa terlalu membuka diri pada orang baru yang berada di sekitarnya, mungkin karena itu mereka menganggapnya kalem, padahal dia juga bisa pecicilan seperti teman-temannya yang lain.

Mina berhenti menggulir beranda Ig nya, kemudian meletakkan ponselnya ke sembarangan arah. Ia berinisiatif untuk membersihkan diri karena sebentar lagi dia dan Eunwoo akan kencan.

•••••••






Langit malam di penuhi bintang-bintang yang bersinar dengan terang, banyak orang-orang yang berlalu lalang sambil bergandengan tangan, salah satunya pasangan yang di juluki sebagai pasangan terkalem. Ya, Eunwoo dan Mina memutuskan untuk jalan-jalan, bisa di bilang quality time karena mereka berdua jarang bersama-sama karena kesibukan kuliah.

"Masa orang-orang bilang kita itu pasangan terkalem." Ucapan Mina membuat atensi Eunwoo teralihkan.

"Mungkin karena mereka belum liat kita kayak gimana." Mina hanya memanggut pelan.

"Tapi lucu gitu."

Eunwoo hanya terkekeh pelan saat mendengar ucapan sangat kekasih, kemudian tanganya yang bebas mengacak rambut Mina pelan.

"Mau beraksi?" Pertanyaan Eunwoo membuat Mina sedikit menaikkan alis namun kemudian tersadar.

"Dasar pesek." Eunwoo mencubit hidungina pelan kemudian meninggalkan kekasihnya itu dengan berlari.

"YA CHA EUNWOO, KEMARI KAU!" Mina membuka sepatunya kemudian berlari mengejar sang pacar dengan sepatu yang teracung untuk di lemparkan.

"AYO KEJAR!"

"AWAS SAJA KAU!" Dengan sekuat tenaga Mina melemparkan sepatu yang sendari tadi sudah teracung di udara.

"NGAK KENA!"

"YA!"

Malam itu di habiskan oleh pasangan ini dengan kejar-kejaran di pinggir jalan, mengabaikan tatapan orang-orang terhadap mereka. Bahkan saking asiknya main kejar-kejaran mereka tidak sadar, ada empat pasang mata yang mentap mereka dengan datar.

"Idih, apaan pasangan kalem."

••••••

Setelah selesai dengan acara kejar-kejaran nya, Mina dan Eunwoo sempat mampir ke restoran untuk makan, kemudian mereka memutuskan untuk duduk di taman. Berbincang-bincang sejenak mengingat perjalan kisah mereka hingga sekarang.

Terkadang di sela percakapan mereka ada sedikit perdebatan, pendapat yang tak sama membuat mereka sedikit terkekeh, kemudian saling mengalah.

Bernostalgia ke masa lalu, membuat genggaman tangan mereka semakin mengerat, bukan hal yang mudah untuk mereka sampai pada tahap ini, banyak rintangan yang harus mereka hadapi bahkan pernah membuat hubungan mereka berakhir, tetapi keduanya sadar ego mereka bukan sesuatu yang baik sehingga masing-masing diri mengalah dan memperbaiki benang yang kusut.

"Masa lalu itu memang terkadang sesuatu yang harus di ingat dan bisa juga sesuatu yang harus di lupakan, jadi dari pada memikirkannya lebih baik kita mentap masa depan."

Bahkan pikiran mereka tentang masa lalu membuat suasana nya berubah, sehingga topik itu berusaha  dihindarkan kemudian membahasakan masa depan. Berencana bagaimana nantinya mereka, apa yang akan di lakukan, bagimana langkah mereka tentang hubungan ini.

Hubungan mereka tidak bisa di bilang abu-abu lagi, pikiran mereka masing-masing sudah tertuju untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Hanya perlu persiapan yang lebih matang dan waktu yang tepat, soal setuju tidak setuju tentang hubungan ini tidak perlu di tanyakan lagi, karena dari awal sudah mendapat lampu hijau dari kedua orang tua mereka.

Hanya tinggal pemantapan hati, dan waktu. Hanya itu, sampai satu kata yang selama ini tersangkut di kerongkongan keluar dengan sedikit malu.

"Min."

"Ya?"

"Mau ngak nikah samaku?"























Tanpa kata semuanya jelas dengan senyuman itu.








               END

ASTAGFIRULLAH GAJE😭🙏

The live of Rich Squad ( 97 line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang