Lisa tuh kesel banget, soalnya kalau dia pergi bareng Bambam pasti banyak yang gangguin. Pengen banget dia pites satu-satu, tapi masih sayang energi buat ladenin cabe-cabe yang begitu.
Heran juga sih, kok nyampe Thailand si Bambam langsung populer gini, kan Lisa jadi gedek—walaupun dirinya sendiri juga populer.
Bayangin setiap langkah Bambam pasti ada aja cewek yang kegatelan sama dia, untung aja Lisa bisa sabar.
Contohnya sekarang, saat Lisa dan Bambam sedang istirahat di kantin fakultas, dari tadi ada saja gadis-gadis yang memberikan sesuatu pada Bambam.
"H-hai Kak, ini aku ada sesuatu buat Kakak di Terima ya."
Dari perawakannya sepertinya gadis yang sedang bediri dengan kepala menunduk ini adalah adik tingkat mereka.
"Ini apa?" Bambam melihat sekilas pada gadis yang memberikannya sebuah kotak kecil itu.
"I-itu coklat, Kak." Gadis itu menjawab dengan sedikit gugup.
"Makasih, lo boleh pergi." dengan sedikit dingin Bambam meladeni gadis tersebut, dan garis itu pergi dengan perasaan yang sedikit senang.
"Bisa gak sih kalau kita kemana-mana tuh yang tenang dikit kek, males banget gue." Dengan sedikit terkekeh Bambam memandang Lisa, kemudian memberikan kotak yang di berikan gadis tadi pada Lisa.
"Nih buat lo aja, kan lo suka Coklat." Lisa menatap Bambam dengan mengerutkan keningnya.
"Nyogok nih supaya gue gak marah sama lo? Iya kan? Dih gak modal banget lo." Walaupun dengan demikian Lisa tetap mengambil kotak yang di berikan Bambam padanya.
"Lucu banget sih Pacar gue." Bambam mengacak-acak poni Lisa dengan gemas, Lisa mah bodo amat soalnya dia lagi menikmati coklat yg ada dalam kotak tadi. Sedangkan orang-orang yang berada di kantin tersebut sibuk membicarakan Lisa dan Bambam, karena mereka terlihat romantis padahal setau mereka Bambam dan Lisa hanyalah sahabat, 'setau mereka' loh.
0000000
"Bisa-bisanya si Lisa kegatelan sama Bambam."
"Si cabe kenapa sih dimana-mana selalu aja sama Kak Bambam, merusak pemandangan aja."
"Gak tau diri banget tih si Lisa, padahal cuman sahabat doang sok-sokan romantis sama Bambam."
"Liat aja, kalau Bambam jadian sama gue, si Lisa ngak bakal bisa dekat sedikit pun sama Bambam."
Lisa merotasikan bola matanya males, lagi-lagi dia harus mendengarkan ocehan sampah dari orang-orang penggosip itu. Namun walaupun jengah Lisa sama sekali tidak menggubris orang-orang tersebut malah dia dengan santainya melewati kumpulan penggosip itu.
Sampai pada akhirnya dia melihat Bambam di ujung sana.
"BAMBAM."
"Dih anjing bener-bener kegatelan banget tuh cabe."
"Ngak tau malu banget emang."
"Dasar cabe."
Lisa tersenyum lebar setelah mendengar umpatan orang-orang yang menggosipkan nya. Apalagi Bambam yang baru saja dia panggil melangkah mendekat padanya, dan senyum Lisa semakin mengembang.
"Kenapa sih?" Bambam merangkul Lisa yang masih tersenyum dengan lebar.
"Ngakpapa, aku laper tadi belum sempat makan. Kantin Yuk?" Lisa malah memeluk Bambam dan mendongak kan kepalanya saat berbicara.
![](https://img.wattpad.com/cover/208483402-288-k466492.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The live of Rich Squad ( 97 line)
Fiksi PenggemarKehidupan anak 97 line dan keluarga nya di Komplek Golden Face. Nb. Bahasa baku dan non baku