2. Lagi?

68 24 15
                                    

Buat readers jangan lupa vote komen ya, kalian penyemangat gue buat nulis. Thanks

Happy reading

°°°

Ceklek

"Assalamualaikum mama aunty, ih mama aunty tambah cantik deh," rayu Qays pada mamanya yang ada diruang keluarga, siapa tahu jika rayuan mautnya ini bisa mengalihkan dari pertanyaan mamanya.

"Waalaikumsalam,"

"Kamu ini bisa aja kalo ngalihin perhatian."

Qays hanya cekikikan ternyata mamanya tahu jika dia hanya mengalihkan perhatian mamanya. Qays pun duduk disamping mamanya dan menaruh belanjaanya diatas meja.

"Hehe tadi ada masalah dikit mama aunty,"

Mama Rosa. Ya itu mamanya Qays, Rosa pun menghadapkan badannya ke arah Qays dan membuat Qays kaget karena tindakan mamanya ini.

"Kamu gapapa kan?"

"Gak ada yang lecet?"

"Gak kena begal?"

Berbagai pertanyaanpun dilontarkan Rosa dan membuat Qays tersenyum. Dia pikir mamanya akan menyuruhnya mencuci piring, mengepel lantai. Yang mengingat mama Rosa hanyalah mama tirinya.

"Qays gak papa mama aunty, tadi dompet Qays jatuh." jelas Qays.

"Terus ketemu nggak? Uangnya masih ada kan?"

"Masih ada mama aunty, untung tadi dibalikin sama cowo ganteng eheheh," kalimat terakhir membuat Qays terkikik karena malu bercerita terang terangan tentang cowok.

"Siapa? Wah kamu udah besar ya." canda mama Rosa, Rosa bersyukur karena anak dari suaminya ini menerimanya tanpa tentangan, bahkan dia sangat menyayangi dirinya.

"Nggak tau mama aunty, dia agak dingin gitu terus nih ya di-" ucapan Qays terpotong karena mendengar suara langkah kaki dari arah ruang tamu.

"Bentar deh ma, kayaknya ada orang." karena penasaran Qayspun menuju ruang tamu dan mengeceknya, dia mengendap-endap siapa tahu ada maling eh, tapi kan didepan ada satpam? Bodoamat dah pikirnya.

"Dorr!"

"Huaa mama aunty Qays kaget!" saking kagetnya Qays memeluk orang sambil memejamkan matanya yang mengejutkannya, dasar Qays ini.

"Huahahahah," tawa abang kembarnya membludak, adiknya tidak pernah berubah masih seperti anak kecil.

Qays seperti kenal suara ini, dia pun pelan-pelan merenggangkan pelukannya dan pelan-pelan membuka matanya

"Ih abang Evin rese banget deh jadi orang!" kesal Qays yang ternyata abang kesayangannya ini mengerjainya.

"Jangan ngambek dong bocil," ejek bang Vino kembaran evin, lebih tepatnya Kevin dan Kevino.

Qays tidak mejawab pertanyaan yang mucul dati mulut Vino, biarkan saja dia merajuk salah sendiri mengerjainya. Tiba-tiba ide cermelang menghampiri otaknya.

TRAIDORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang