Jangan lupa vote komen
Happy reading°°°
Pelajaran jam terakhir selalu membuat murid-murid bosan tak terkecuali Qyas, meskipun dia memiliki otak yang cerdas. Tetapi dia juga lelah jika terus-menerus belajar, apalagi diisi dengan pelajaran Matematika. Huft, lengkap sudah jiwa kemalasan Qays.
Qays menoleh kesamping, tempat dimana meja Sara yang ada disebelahnya. Sara terlihat sedang menguap, ketara sekali dia mengantuk.
"Kapan sih bel pulangnya, mata gue minta ditutup nih," keluh Sara dengan nada yang sangat pelan, mengingat Bu Beti, guru Matematika yang galak. Namun Qays masih bisa mendengarnya. Qays hanya berdiam tidak minat menanggapi Sara.
Bel pulang sudah berdering, membuat murid-murid menghela nafas lega. Ada pula yang tidak sengaja berteriak kata yes.
"Baiklah kita akhiri pelajaran hari ini, jangan lupa minggu depan kumpulkan tugas, Selamat siang." ucap Bu Beti sambil menenteng buku tebalnya.
"Siang bu!" balas murid-murid termasuk Qays.
Qays merapikan alat tulisnya dan memasukkan bukunya kedalam tas.
"Ahh Qays, mata gue udah seger lagi," celutuk Sara sambil merentangkan tangannya keudara.
"Elah, kalo bel pulang aja seger besok lembek lagi," Qays memutar bola matanya malas.
"Hehe siapa sih yang nggak suka bel pulang, lo pasti juga suka deh," balas Sara.
"Iya sih haha" Qays terkikik menjawabnya. Qays bingung tante Mira dulu ngidam apa sampai punya anak kayak Sara, mengingat tante Mira, Qays menjadi ingin bertemu danganya setelah lama tidak berjumpa.
"Eh sar, gue kangen nih sama tante Mira," ucap Qays sambil menghadap kearah Sara.
Mereka berjalan keluar kelas sambil berbicara, melewati koridor yang masih banyak murid-murid. Mungkin sedang ada ekstrakulikuler.
"Hmm, yaudah kerumah gue yuk, lo udah lama kan gak kerumah gue," ajak Sara dengan mata yang berbinar.
"Oke, tapi gue naik mobil," ucap Qays melemah.
"Gue bareng lo aja, ntar gue bilang kesupir gue biar kagak jemput gue," jawab Sara. Ide yang bagus, tumben Sara bisa mikir."Oke, tante Mira masih sosialisi ya Sar?" perkataan Qays barusan membuat Sara mengernyit. Setelah mencerna apa yang barusan Qays katakan, Sara langsung terbahak.
"Buahahah, sosialita bego anjir sumpah!" katanya sambil menonyor kepala Qays yang membuat empunya meringis setelah tawanya sedikit mereda.
"Yang penting itu deh,"
"Hm, masih sama unyu imut gemesin kayak anaknya," dih pede nya kambuh.
"Serah lo," malas Qays.
Mereka sampai diparkiran, ternyata disana sudah ada Angelo dengan temannya termasuk duo kembar, juga ada Putri yang selalu setia menunggu Sara tak lupa Tara dengan tatapan yang tidak terbaca.
"Udah lama Put, Tar?" tanya Sara yang tak enak, sudah membuat mereka menunggu.
"Nggak," singkat Putri
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAIDOR
Jugendliteratur[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Cover by Haffafas My first story Angelo atau biasa disebut sosok Malaikat bagi Qays, dulu. Seseorang yang keras kepala. Namun, tidak bagi satu cewek. Bahkan pertemuan pertamanyanya sangat mengesankan baginya. Tapi, An...