Buat readers jangan lupa vote komen ya, kalian penyemangat gue buat nulis. Thanks
Happy reading
°°°
"Angelo," ucap mama Angelo sambil menepuk-nepuk pipi Angelo.
Angelo merasa tak terganggu, bahkan rasanya seperti dielus tangan pacar. Maaf jomblo.
"Angelo, bangun,"
"Bangunlah, selagi bisa bangun." ucap mama Angelo dengan santainya. Perkataan mama Angelo barusan membuat Angelo melotot, bisa-bisanya mamanya bilang seperti itu.Mamanya ini berbeda, jika mama-mama yang lain membangunkan dengan cara menakut-nakuti akan memotong uang jajanlah, disiramlah, itu terlalu mainstream.
Semua itu tidak berdampak bagi Angelo. Nah, ini hanya beberapa kalimat kelewat kalem dia sudah berasa seperti dibunuh perlahan dengan kata katanya.
"Hari libur, mah." ucapnya dengan suara serak.
"Cepatlah bangun, belikan mama pempek." suruh mamanya."Iya-iya ah mamah."
Hilang sudah, sikap Bad dari Angelo, jika sudah berhadapan dengan mamanya. Ibaratnya lilin jika terkena api akan meleleh.
°°°
"Welkam tu mobel lejen." suara game dari ponsel Evin terdengar keras.
Posisi Evin sekarang, tidur terlentang dengan ponsel miring, tidak memakai baju. Untung saja, badanya bagus bak atlet karena sering olahraga. Jika badanya bulet seperti onde-onde kan gak epic.
Maklum, cuaca siang ini sangat panas. Matahari menyorot bumi dengan sinar yang dipunyanya.
"Arghh sial,"
"Woi maju, anjing maju!"
"Arghh sial, kenapa kalah si anying." dilemparnya ponsel berlogo apel mempunyai 3 kamera dibelakangnya. Aduu sayang, mending buat aku.
"Bang, apaan si lo. Teriak-teriak gajelas, kaya orang gila noh, biasanya diperempatan." celutuk Qays. Risih, kebetulan Qays ada di kamar Evin. Numpang hostpot katanya.
"Hah, siapa? Emang ada?" dengan lemotnya, Evin bertanya.
Qays menonyor Evin, bisa-bisanya bertanya pertanyaan unfaedah seperti itu. "Goblok." katanya.
"Ya, goblok. Satu kata yang pas buat lo." lanjutnya dengan kesal.
"Apaan?" beonya.
"Dahlah, mati aja lo ke rawa-rawa."
°°°
Malam hari, rembulan bersinar menerangi bumi. Walaupun sinarnya tak secerah matahari. Namun, malam ini bagian dari bulan, matahari sedang beristirahat.
Seperti Qaysara sekarang. Dia sedang duduk dibalkon, ditemani dengan buku-buku yang menumpuk. Ya, dia sedang marathon tugas.
"Ish, baru aja masuk sekolah. Tugas udah sebukit gini." keluhnya, kiranya baru masuk akan mendapat keringanan tugas, ternyata tidak ada. Mana ada? Kalo ada aku jungkir balik.
Banyak coretan dikertas-kertas, robekan kertas dimana-mana. Nyampah sekali.
Dia berpikir sambil mengetuk-ngetuk pensil ke dahinya, terus kemulut. Qays berdiri, duduk lagi.
"Apalah, otak gue tinggal setengah, itupun gak ada," keluhnya lagi.
"Soalnya ribet mulu, kek doi." ucapnya. "Eh gue kan gada doi, ck." dia mencebik kesal.
Daripada Qays kesal, dia menutup semua bukunya dan membiarkannya berserakan diatas meja.
Diambilnya ponsel berlogo apel setengah, berkamera tiga itu. Jarinya mulai menari-nari diatas layarnya.
"Hmm, enaknya stalking suami gue yang mana ya?" pikirnya, Qays merubah posisinya. Yang awalnya duduk bersender menjadi rebahan. Mana suara kaum rebahan?.
"ASTAGAA!" teriaknya.
"Kenapa suami gue selingkuh." ucapnya sambil menatap nanar ponselnya. Disana terlihat foto seorang Alvaro Mell bersama dengan seorang perempuan sexy.
"No problem, suami gue masih banyak." sombongnya. Halu nya tidak kira-kira.
Qays beralih dari seorang Alvaro Mell ke seorang aktor berwajah tegas, hidung mancung, bibir merah tebal. Ada yang bisa nebak?
"Aduu suamiku, kenapa kamu tidak pulang-pulang. Adinda sudah lelah menunggumu." ucapnya dengan gaya bicara yang disedih-sedihkan.
"Ohh suamikuuuu, i lop yuu tigarebuuu, muach." teriaknya sambil mempraktikan gaya sun jauh.
"Vin, keknya adek lo perlu di bawa ke Rumahsakit deh," ucap Evin sambil menjauhkan matanya dari pintu.
Ya, Evin dan Vino sedang mengintip Qaysara. Mereka terkejut saat Qays berteriak tadi, eh ternyata hanya urisan suami. Eh suami.
Vino yang mendengar perkataan Evin pun menonyor dahi Evin. "Apaan si lo!" sewotnya sambik mengusap dahinya.
"Itu adek lo juga kampret."
"Beda tuh, sama Qays 16 tahun yang lalu." celutuk Evin dan segera berbalik meninggalkan Vino.
"VIN, LO JUGA GOBLOK!"
"JELAS BEDA LAH BAMBANG!" teriak Vino yang dibalas tawaan dari Evin.Vino kembali mengintip Qays, tak ada niatan untuk masuk kekamarnya.
"ANJAY GURINJAYYY!" tiba-tiba terdengar teriakan keras dari Qays.
Vino yang kaget langsung masuk dan mengecek ada apa dengan Qays.
"KENAPA QAYS!" teriak Vino.
"Kenapa lo ikutan teriak!" sewot Qays.
"Lah, gue khawatir dodol." saut Vino sambil menarik rambut Qays.
"Oh, ini bang," jawabnya menggantung.
"HUAAAAA!"
"NIKAHIN DEDEK MASSS!"
°°°
HOLAA GIMANA CERITANYA?
IYAP, MASIH AMBURADUL HAHA
JANGAN LUPA VOTE KOMENFollow ig aku untuk info: @frn.cleopatra
NEXT PART MAUNYA GIMANA?
KOMEN!
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAIDOR
Fiksi Remaja[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Cover by Haffafas My first story Angelo atau biasa disebut sosok Malaikat bagi Qays, dulu. Seseorang yang keras kepala. Namun, tidak bagi satu cewek. Bahkan pertemuan pertamanyanya sangat mengesankan baginya. Tapi, An...