Buat readers jangan lupa vote komen ya, kalian penyemangat gue buat nulis. Thanks
Happy reading
°°°
"VINOOO" Teriak Qays dari kamarnya membuat seisi rumah kaget dan khawatir.Evin yang kebetulan kamarnya bersebelahan dengan Qays pun terkejut dengan teriakan itu. Dengan segera Evin pergi kekamar adiknya.
Sementara Vino yang kebetulan sedang membawa kopi hangatnya, melewati kamar adiknya dan mendengar teriakan itupun terlonjak kaget. Kopinya sedikit tumpah kelantai. Tak pikir panjang, Vino langsung menghampiri adiknya.
Vino masuk, dikamar Qays dia melihat Evin ada di sebelah Qays sedang mengelus-elus rambut adiknya, mencoba menenangkannya.
"Kamu kenapa?" tanya Evin panik.
"Kenapa bocil?" tanya Vino
Qays rasanya ingin tenggelam saja. Sudah tahu dia sedang kesakitan malah bertanya. Qays melihat kedua wajah kekhawatiran dari kedua abang kembarnya. Senang, bisa memiliki kedua abang yang peduli dengannya.
Evin terus mengelus-elus rambut adiknya kemudian ke perut Qays. Takut karena Qays terus saja memegangi bagian perut.
Sementara Vino hanya santai melihat Evin yang sibuk menenangkan Qays. Bahkan, Vino sedang duduk dengan kaki diangkat satu yang ditopangkan kaki lainnya sambil meminum kopinya yang masih tersisa.
"Perut kamu kenapa? Magh atau belum makan?" rentetan pertanyaan meluncur dari Evin. Qays menggeleng dan terus meringis memegangi bagian perutnya.
"Lagi dapet dia." ujar Vino dengan santainya. Saat itu pula satu tetes air mata turun dari mata Qays. Selalu saja tahu. Padahal dia mengharapkan Evin yang tahu, tapi dia juga bersyukur Vino bisa memahaminya.
"Dapet apa, hadiah?" tanya Evin dengan begonya. Vino bahkan sudah terbahak mendengar pertanyaan bodoh kembarannya ini. Beginian saja tidak tahu, pantas jomblo. Orang mengerti beginian saja tidak. Dasar.
Evin masih memerhatikan Vino yang terbahak kemudian beralih melihat Qays yang masih meringis.
Hilang sudah kesabaran Evin, dia menghampiri Vino dan menggeplak kepala Vino. Membuat pemilik kepala melotot tajam kearahnya.
"Bego banget sih lo. Qays tuh lagi PMS." jawab Vino sambil mengusap-usap bagian kepalanya yang kena geplak tadi.
"Makanya lo bilang, jangan cuma dapet-dapet doang. Dasar lo gak jelas." ketus Evin yang berlalu dari hadapan Vino dan menghampiri Qays lagi.
Terkadang Evin merasa kurang berguna menjadi sosok abang yang baik untuk Qays. Selalu saja terkalahkan dengan Vino. Namun, dia juga beruntung dengan adanya Vino yang bisa mengerti Qays saat dia sedang tidak disamping Qays.
"Perlu apa?" tawar Evin membuat Qays tambah meringis.
"Itumah cuma beliin jamu datang bulang aja, gak usah lebay amat lo." jawab Vino sambil berjalan menuju kasur Qays. Dipeluknya erat.
"Gue pernah dibilangin mantan gue, kalo kaya gini mah gak perlu macam-macam. Sejak dulu Qays PMS gue juga beliin jamunya. Tapi sekarang abis." Vino menjelaskan.
See? Vino saja tahu hal-hal kecil seperti ini.
Evin tak mau kalah, dia mencari cara agar tak kalah dengan Vino. Pantas saja tadi dia terlihat santai, sudah tahu ternyata, batin Evin.
"Tapi gak ada salahnya gue nawarin." Evin terus berusaha.
"Enggak bang, gue cuma perlu istirahat sama minum jamu biasanya aja. Bang Evin tadi masih ngapain?" tanya Qays.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAIDOR
Fiksi Remaja[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Cover by Haffafas My first story Angelo atau biasa disebut sosok Malaikat bagi Qays, dulu. Seseorang yang keras kepala. Namun, tidak bagi satu cewek. Bahkan pertemuan pertamanyanya sangat mengesankan baginya. Tapi, An...