3. Sahabat gila

56 19 8
                                    

Buat readers jangan lupa vote komen ya, kalian penyemangat gue buat nulis. Thanks

Happy reading

°°°

Qays berjalan menuju ruang kepala sekolah bersama dengan abangnya-Vino. Mereka berdua berjalan dalam keheningan tak ada sepatah katapun yang terucap. Seakan asik dengan pikiran masing-masing.

Setelah sampai didepan ruangan kepala sekolah, Vino meninggalkan Qays untuk kembali ke kelasnya karena permintaan Qays yang tidak ingin abangnya telat materi hari ini.

Qays mengetuk pintu terlebih dahulu setelah ada jawaban dari dalam dia segera masuk keruangan berAC itu.

"Om, kelas aku dimana?"  Saat melihat siapa yang masuk kepala sekolah itu langsung memelukku dan kubalas pelukannya.

Ya kepala sekolah itu adalah Om Abi Fajar, adik dari papanya yang berarti dia adalah om nya.

Om Abi mengurai pelukannya dan memberikan tos yang biasa kumainkan demgannya dulu.

"Kamu dikelas 11IPA 2 Qay, udah gede ya kamu," jawab om Abi, mereka berbincang dulu sebentar hanya sekedar menanyakan kabar dan sekolah Qays yang dulu.

Ngomong-ngomong om Abi memiliki panggilan khusus untuk Qays yaitu Qay. Tidak tahu apa maksudnya, jika ditanya beliau hanya menjawab kamu sudah om anggap seperti anak sendiri.

Tidak membantah Qays pun mengiyakan saja panggilan khusus itu. Om Abi mungkin sudah 2 tahun tidak bertemu dengan Qays dikarenakan Qays 2 tahun yang lalu sedang berada diluar negeri berada dirumah oma dan sekolah disana.

Qays memutuskan pulang dan pindah ke Indonesia karena merasa bosan dengan keadaan disana juga karena faktor rindu orang tua dan duo kembarnya.

"Ehehe masih sama kok om," jawab Qays sembari terkikik.

"Om antar saja ke kelas kamu," perkataan om Abi seperti pernyataan bukan pertanyaan, dia hanya menurut saja toh ini om nya.

Qays berjalan beriringan dengan om Abi. Setelah sampai didepan pintu, om Abi mengetuk pintu tersebut dan muncullah seorang guru tersenyum sopan sambil membawa buku ditangan kanannya.

"Ini murid baru sekaligus keponakan saya, tolong ajarkan dengan baik," pinta om Abi diakhiri dengan senyum tipisnya.

"Baik pak, kamu silahkan masuk,"

"Om ke ruangan dulu ya Qay, semoga betah," pamit om Abi pada Qays.

Qays hanya menganggukan kepalanya. Setelah itu dia masuk kedalam kelas dan ruangan menjadi sepi ketika dia masuk, banyak tatapan mata yang mengarah padanya.

"Anak-anak perhatian sebentar," perintah guru tersebut.

"Saya bukan anaknya ibu," celutuk Dani. Murid terjail dikelas itu sekaligus menyandang sebagai ketua kelas.

"Diam kamu dani!" suara guru tersebut sedikit meninggi dan hanya dibalas senyum kikuk oleh Dani.

"Kamu perkenalkan dirimu," Qays hanya mengangguk sopan.

"Kenalin gue Qaysara Fajar." kenalnya secara singkat.
Setelah dia memperkenalkan dirinya, banyak mulut-mulut yang membicarakannya.

TRAIDORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang