0.2 • Bad girl?

3.5K 419 27
                                    


"dasar cewe berandalan!"

"cewe bar bar kaya lo mana bisa jadi psikolog!"

"malu-maluin nama fakultas aja lo!"

Kata-kata itu terus menerus berputar dikepala Ryujin,ia rasa kepalanya sebentar lagi pasti akan pecah.

Ia sudah muak dengan semua ini dengan semua makian itu. Bukan, bukan Ryujin mengaku kalah ia hanya lelah dan muak lagipula juga ia kan masih manusia yang bisa merasa muak dan lelah.

"Breng-" pukulan pada dinding dan juga umpatan yang akan keluar dari mulutnya tertahan akibat ada lengan kekar yang menahan lengan kurusnya untuk memukul dinding belakang fakultas yang sudah kusam.

"Nanti tangan lo luka." ucap Haechan lembut

Namun Ryujin malah memberi respon yang berbanding terbalik, ia malah menghempaskan tangan Haechan untuk kedua kalinya.

Setelah melayangkan tatapan tajam untuk Haechan, Ryujin segera mengambil tasnya yang tergeletak di rumput dan berniat untuk pergi.

"Gausah ambekan gitu ga cocok sama muka lo, makin jelek!" ucap Haechan yang berhasil membuat Ryujin menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menghadap Haechan.

"Dasar gendeng, gua lagi marah gini bukannya dibujuk kek apa kek malah diledekin!"

Haechan yang mendengar itu hanya bisa tertawa lepas.

"IH HAEKAL CHANDRA PRAMONO!" teriak Ryujin kesal karna Haechan sedari tadi belum berhenti tertawa.

"Iya iya maaf."

Kini keduanya diam saling menatap satu sama lain menyalurkan perasaan yang entah apa maksudnya.

2 menit mereka diam dan hanya saling pandang, detik berikutnya Ryujin menundukan kepalanya dan kemudian terdengar rintihan kecil seperti sedang menangis(?)

"Ta kenapa?" Haechan yang panik langsung hampiri Ryujin yang hanya beberapa langkah di depannya.

"Ryuna kenapa?" tanya Haechan lembut dengan tangan yang mengusap pipi basah Ryujin dengan lembut.

Alih-alih bukannya menjawab Ryujin malah memeluk erat Haechan seolah tak ingin Haechan pergi dari hadapannya.

"Ta..." Haechan membalas pelukan Ryujin lembut dengan sesekali ia mengusap pelan punggung Ryujin seolah menenangkan.

"Chan capek can capek!" Ryujin berteriak dengan keras sambil memukul punggung Haechan dengan brutal.

Bukannya marah Haechan malah semakin gencar untuk menenangkan Ryujin.

"Sabar ya ta." ucap Haechan lagi dengan lembut seraya mengusap lembut surai rambut Ryujin yang terikat.

﹏✍

"Diminum dulu jin," tawar Lia menyodorkan air mineral yang disambut baik oleh Ryujin.

"Thanks."

"Tenang jin tenang omongan lonte kek si Cia gausah lo pikirin." ucap Lia semangat dengan menepuk bahu Ryujin berkali-kali.

"Anjir iya iya gausah mukul gitu juga sat!" namun oknum yang dimarahi hanya bisa cengar cengir gajelas.

"Jin jin!"

"Apaan sih dikira gua arwah apa dipanggil jin jin begitu!"

"Itu tuh si Cia noh" tunjuk Lia ke pintu kantin yang menampakan Cia and the geng nya memasuki kantin fakultas.

Mendengar peruntunan Lia pandangan Ryujin langsung terarah pasa pintu masuk kantin.

Ryujin berdecih "Ck,dasar lonte!"

Meninggalkan Ryujin dan Lia yang sedang bergosip berdua di meja kantin dekat pintu masuk, alih-alih di meja paling pojok terdapat kerusuhan yang tak lain dan tak bukan adalah Haechan.

"WIDIHHH ADA GERANGAN APA NIH BANG YUTA KEMARI??" teriak Haechan keras saat mendapati Yuta berjalan ke arah meja mereka

"Berisik bocah!" sarkas Yuta garang

"Paling mau nge-bucin" ledek mark

"Bacot bener bocah-bocah"

"Hani mana?" tanya Yuta

"Dari tadi ga ada liat teteh cantik tuh" jawab Haechan santai sambil makanin bakso

"Boong lo ya!" sarkas Yuta lagi namun ini dengan menggebrak meja

"Yaelah bang santai napa santai"

"Kak Yuta!" panggil Hani dari ujung pintu masuk kantin sana

"Noh teteh cantik noh"

"Heeh bocah liat gua juga. Dah gua samperin pacar gua dulu bye!"

"Emang gada adab kating lo mark mark" Haechan geleng-geleng kepala mikirinnya.

"Anjing! Itu juga kating lo ya bangsat!" Haechannya mah cuman cengar-cengir aja dengernya

"Eh btw can itu si Ryujin jadinya gimana?" tanya Mark penasaran karna ia dengar tadi katanya Ryujin sempat bertengkar lagi dengan Cia.

"Gimana apanya?" tanya Haechan yang masih setia menyantap baksonya.

"Itu kan tadi die sempet jambak-"

Brakk

Suara gebrakan meja keras itu serasa menyapu semua suara di kantin fakultas itu.

"Lo kayanya emang ga cape-cape ya nyari masalah sama gua?" sarkas Ryujin yang sekarang tengah berdiri.

"Ji udah ji lo jadi tontonan ji" ucap Lia pelan sambil menarik-narik tangan Ryujin untuk duduk kembali.

"Kenapa lo? Merasa tersinggung? Bagus deh biar nyadar diri!"

Wah sepertinya si Cia ini benar-benar ingin cari masalah denganya.

"Can can woy itu Ryujin anjir!" ucap Mark panik sambil mukul mukul tangan Haechan saat dilihatnya Ryujin sedang berjalan menuju meja Cia dkk

Tanpa memerdulikan Mark, Haechan langsung saja berdiri dari duduknya untuk menghentikan Ryujin.

"Nata." panggil Haechan saat ia sudah di depan Ryujin.

"Awas!"

"Ga ta! Sekarang mending ayo keluar."

Dengan memandang Ryujin dengan tatapan lembut akhirnya Ryujin luluh pada Haechan. Saat mereka baru saja ingin keluar Cia kembali berulah.

"Oh jadi segini doang nih mental yang katanya mantan bad gril paling nakal."

﹏✍

Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang