0.8 • Langgar?

1.3K 214 4
                                    


"Heh jangan bengong!"

Ryujin mengerjapkan matanya saat Haechan mengguncangkan bahunya.

"Pulang ngampus gua ke rumah lo ya."

Ryujin melotot "Ngapain?!"

Haechan tak langsung menjawab ia masih setia menatap Ryujin dengan tangannya yang melipat diatas meja.

"Bantuin lo ngerjain tugas."

Terdengar Ryujin menghela napas "Lo juga harus ngerjain tugas lo sendiri chan, gapapa gua kerjain sendiri aja."

Haechan mencibik tidak suka "Lo mau ngerjain tugas yang segitu banyak sendiri cuman semalem, bisa emang?!"

"Ya diusahain lah kan ini udah tangg-"

"Gak! Pokonya pulang ngampus gua ke rumah lo! Nginep sekalian!"

Ryujin tentu melotot kaget "GAUSAH GILA!"

Melihat respon Ryujin begitu Haechan alih-alih malah tertawa "Ya gapapa sih kan gua udah sering juga ngi-hmphh"

Ryujin menutup mulut Haechan dengan tangannya kuat sebelum ia melanjutkan ucapannya.

"Ngomong sekali lagi gua bunuh lo!" Ryujin menatap tajam sedangkan Haechan hanya terkekeh.

Fyi mereka berdua sedang berada di kelas berdua menunggu matkul berlangsung padahal dosennya pun datang mungkin sekitar 2 jam lagi maka dari itu kelas sepi dan hanya dihuni oleh Haechan dan Ryujin.

"Tumben ga ke kantin lo, masih 2 jam anjir mulai kelas nya juga."

Ryujin menatap heran lelaki disampingnya ini yang masih setia duduk dengan tangan yang bertumpu di meja.

Tak langsung menjawab Haechan malah menidurkan kepalanya ke tumpuan tangannya di meja.

"Ngantuk gua ta." Haechan memejamkan matanya.

Ryujin melakukan hal yang serupa, ia tidur menghadap Haechan dengan tangan yang menjadi bantalan.

"Emang lo tidur jam berapa? Tumben masih ngantuk."

Haechan membuka matanya "Jam 4 subuh, gua abis ngeronda sama ayah."

Ryujin tentu terkejut "Kenapa ga bilang?! Kan gua gausah minta anter tadi!"

"Udah ah gausah bawel. Diem gua mau tidur."

Haechan kembali memejamkan matanya untuk segera tidur, lumayan lah 2 jam ia bisa tidur tanpa ada kebisingan.

"Chan."

"Apa lagi sih ta?" Haechan menjawab malas sambil membuka matanya kembali.

"Makasih udah selalu ada buat gua." Ryujin berkata dengan tulus sambil menatap bola mata coklat Haechan dalam.

Beberapa saat mereka saling menatap satu sama lain menyalurkan perasaan yang sekali lagi entah apa artinya. Sampai dimana tangan Haechan terangkat dan mengusap lembut surai rambut Ryujin yang tadi diikat sendiri olehnya.

"Kapan pun lo butuh, sebisa mungkin gua usahain bakal terus ada buat lo Ryuna."

Ryujin tersenyum lebar dibuatnya, Haechan memang selalu bisa membuatnya selalu terlindungi.

"Udah ah diem gua mau tidur!"

Tak ada lagi percakapan antara keduanya, Haechan yang sudah tertidur pulas dan juga Ryujin yang masih setia memandang wajah polos Haechan yang tertidur.

Perlahan tangan Ryujin terangkat dan mengelus pipi Haechan lembut dengan jarinya "Kayanya gua udah langgar janji yang kita buat dulu chan, maaf."

﹏✍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

﹏✍

Brak

"ASTAGFIRULLAH!"

Haechan dan Ryujin terlonjak kaget dan reflek menegakkan tubuh.

"MARK ANJING!" Ryujin berdiri menghampiri Mark, oknum yang menggebrak meja. Masih mending kalau di pinggir atau dimana lah gebrak nya lah ini di tengah-tengah muka Ryujin sama Haechan lur gimana ga kaget setengah mati coba.

Ryujin dan Mark tentu kejar-kejaran seperti kucing dan anjing, Ryujin yang selalu berteriak kesal dan Mark yang tertawa keras sambil terus berlari.

Sedangkan Haechan masih terkejut ia tak memberi pelajaran kepada Mark karena ia masih linglung, pusing lur.

"ARGHH JI JANGAN DIJAMBAK BEGO SAKIT!"

Mark berteriak histeris kala Ryujin menarik rambutnya sangat keras "Suruh siapa ngagetin gua!"

Haechan masih mengucek-ngucek matanya dan juga berusaha mengumpulkan nyawanya.

"Haechan,"

Haechan lalu menoleh, terdapat Tania yang berdiri sambil tersenyum "Ini jaketnya. Makasih ya chan."

Haechan membalas senyuman tersebut lalu mengambil jaket hitamnya yang kemarin ia pinjamkan.

"Iya sama-sama." Tania mengangguk lantas ia hendak berbalik pergi namun Haechan menahan tangannya.

Di satu sisi di pojok kelas Ryujin memperhatikan interaksi kedua orang tersebut dengan tangan yang masih memegang rambut Mark.

"Cemburu ya ne- ARGH ANJIR JANGAN DIJAMBAK LAGI TOLOL!" Ryujin mencibik kesal pada Mark lalu pandangannya dialihkan kembali ke Haechan yang masih mengobrol dengan Tania.

"Gua mau bilang gua skip ngerjain tugas bareng lo sama Dejun ya? Gua kerjain bagian gua sendiri di rumah boleh ga?"

"Gapapa kok nanti gua bilang Dejun. Tapi lo kirim tugas nya cepet ya biar gua satuinnya cepet."

Haechan mengangguk cepat.

"Yaudah gua ke meja gua dulu." Tania berbalik pergi ke mejanya semula.

"RYUJIN JANGAN DITARIK LAGI DONG!"

Haechan menoleh ke pojok kiri kelas.

"JAMBAK TERUS AJA TA!"

﹏✍

Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang