10- Hari kecewa safira

65 5 2
                                    

Happy Reading 🌸

Langkah safira dan salma saling beriringan disepanjang koridor. Safira menatap salma dari samping yang terlihat murung.

"Salma? Salma, kenapa si? Fira perhatian dari tadi kok badmood terus?" Tanya safira dengan memegang tali ranselnya.

Salma menatap safira lalu menggeleng.

"Lo entar malem ulang tahunkan? Gue belum beli kado buat lo." Ucap Salma yang membuat safira terkekeh.

"Ya ampun, Salma. Udah sih santai aja. Lagian dengan datengnya Salma sama ana. Fira udah seneng kok." Ucap Safira dengan tersenyum hangat.

Salma mengangguk, " Ya tetep aja. Gue sama ana ngerasa gak enak. Entar deh pulangnya gue sama ana beli dulu." Ucap Salma yang dibalas anggukan oleh Safira.

Langkah mereka sudah sampai di kelas Salma. Berhubung mereka beda kelas, jadi Safira mampir dulu ke kelas Salma.

Salma mendudukkan bokongnya pada kursi. Ia menoleh pada kursi yang ditempati ana masih kosong. Sejenak Salma. Mengecek jam tangannya.

"Jam 07 lewat 10 menit." Gumamnya.

"Hah? Kenapa salma?" Tanya Safira yang mendengar gumaman salma.

Salma menggeleng. "Bentar lagi bel masuk. Tapi ana belum dateng. Tumben jam segini belum dateng. Biasanya dia gak pernah kayak gini." Ucap salma.

Safira mengerutkan dahinya bingung lalu duduk di bangku depan salma.

"Mungkin macet atau kesiangan. Positif thinking aja." Safira berucap agar salma tidak semakin khawatir. Sejujurnya Safira sedari tadi sudah gelisah. Namun, ia berusaha tidak terlihat demikian agar salma tenang dan tetap berpikir positif.

Tet.. Tet..

Bel masuk sudah berbunyi. Dengan tidak tega Safira bangkit dari duduknya.

"Yah, Bel. Fira ke kelas dulu ya? Salma jangan khawatir gitu. Nanti juga ana dateng ko. Mungkin kesiangan." Safira menepuk bahu Salma lalu melenggang pergi.

Safira melangkahkan kakinya dengan tidak bersemangat. Hingga ia tak sengaja menabrak bahu seorang gadis yang merupakan teman seangkatannya.

Bugh

"Akh.. Ash.. Aduh maaf maaf.. Fira gak sengaja." Ucap Safira dengan memegangi bahunya.

Siswi yang bertabrakan dengan Safira pun berkacak pinggang.

"Heh! Kalo jalan tu pake mata!" Bentak Nanda.

Safira mendongakkan kepalanya lalu menyerngitkan dahinya.

"Jalan itu pake kaki, bukan mata." Ucap Safira pelan yang membuat Nanda semakin naik pitam.

"Kok lu nyolot sih! Dasar bego! Minggir!" Nanda mendorong bahu Safira hingga menubruk tembok.

Safira meringis lalu memegangi punggung nya yang sempat menabrak tembok.

"Ya ampun. Fir, lo gapapa?" Tanya melody teman sekelas Safira.

Safira menggeleng lalu tersenyum. "Udah, Fira gapapa ko. Eh? Melody mau kemana?" Tanya Fira.

Melody cengengesan lalu melirik sekitar dan berbisik pada Safira. "Sekarangkan jam pelajaran pak Bagas. Guru bahasa Inggris dan killer itu. Gue males, gue mau ke kantin. Belum isi perut soalnya, sengaja sih lebih tepatnya." Safira menggelengkan kepala mendengar perkataan teman sekelasnya ini.

"Yaudah kalo gitu. Fira ke kelas dulu ya?" Ucap Safira yang dibalas anggukan.

Sedangkan Salma.

SELAT GIBRALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang