Happy Reading 🌸
"Well, lo bakal jadi mainan gue!"
Ana meringis mendengarnya. Siapa lagi yang akan mengusik hidupnya? Ia ingin hidup tenang tanpa tekanan orang-orang luar. Selama ini ana sudah sangat tertekan.
"Lepasin, ana." Lirih ana dengan memegang rambut yang tengah di cekal Nanda.
Nanda menghembuskan napasnya kasar lalu melepaskannya.
"Oke, sekarang lo ikutin gue! Ayo!" Nanda berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh ana yang berjalan tertatih-tatih.
Sekarang mereka menjadi pusat perhatian di Koridor. Nanda berjalan semakin angkuh tat kala dirinya berpapasan dengan laki-laki tampan serta cool dan bisa dikatakan nyaris sempurna.
Mata laki-laki itu menatap gadis di belakang Nanda. Dengan sedikit menggeser tubuh Nanda, Albar dapat mencekal pergelangan tangan ana.
"Temen baru?" Tanya Albar datar.
Ana mendongak dan sedikit mengangguk ragu. Pasalnya ia tidak tahu, apakah ia berteman dengan Nanda atau tidak.
Nanda menatap sinis pada ana, "Heh! Mimpi ya gue temenan sama lo yang culun, cupu, dan pastinya miskin!" Nanda mengibaskan rambutnya dengan menatap ana seolah jijik.
Ana menunduk namun dengan cepat Albar memegang dagu ana agar mendongak dan tidak menunduk.
PLAK
Sontak mulut Nanda terbuka lebar membentuk huruf 'O', ia syok.
Ana dapat merasakan panas dan perih secara bersamaan. Ia mengusap pipinya yang memerah karena tamparan Albar. Albar menatap ana yang tengah meringis. Ia menyukai jika melihat ana kesakitan.
"Besok gue taro paku ah di tasnya, biar kalo dia nyari barang tangannya ketusuk." Batin Albar.
Nanda menyunggingkan bibirnya dan bersidekap dada. Ia merasa hidupnya kembali, setelah sekian lama tak membully orang.
Tangan Nanda meraih rambut ana dan menyeretnya membelah keramaian koridor. Saat langkah mereka memasuki area lapangan, sebuah tangan menampar pipi Nanda dengan keras.
PLAK
Nanda meringis dan mengusap bekas tamparan tersebut. Ia menatap tajam pada salma.
"Siapa lo? Oh, cih.. Gue sempet liat lo tadi di kelas." Sinis Nanda dengan menyilangkan kedua tangan di dadanya.
Napas Salma naik turun tak beraturan, ia sudah emosi ketika melihat ana diseret dengan kasar oleh nanda.
"Lo berani nyakitin Ana! Siap-siap hidup lo gak bakalan tenang di sini!" Ucap Salma.
Nanda berekspresi seolah ketakutan, "ouh yah? Ouh gue takut... Iya gue gak akan ilangin lagi," Nanda berbicara seolah-olah menyesal, "Hahaha, mimpi! Gak akan ada yang bisa ngalahin gue! Lo tau kan bokap gue siapa?" Lanjutnya dengan angkuh.
Salma menatap Nanda dengan mata menyipit, "Cuman bokap lo kan? Cih, masih numpang aja belagu!" Ucap Salma yang berhasil membuat Nanda tertohok.
![](https://img.wattpad.com/cover/210567932-288-k752587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SELAT GIBRALTAR
Teen FictionPRIVAT SECARA ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠ Sifat pendiamnya yang menjadi bahan bullyan laki-laki dengan kekonyolan. Perjuangannya untuk membuat sahabat kecilnya kembali, tanpa berbicara. Misinya semenjak menginjakkan kaki di sebuah sekolah terelit...