Happy Reading 🌸
Mulmed nya gak usah didengerin. Jangan di puter apalgi tengah malem. Aku simpen lagu nya karena suka. Dan pas aja sama part ini. Jadi mohon jangan di puter. Katanya sih lagu yang bikin bunuh diri. Lagu Glummy sunday. Udah pada gak asingkan? So, jangan di puter ya. Kalo kalian nekat mau puter ya silahkan asal jangan ngelakuin hal gila. Karena lagu Glummy sunday gak berefek buat aku. Dan untuk kalian? Entah, aku gak tau.
Ssrett... Ssrett....
Suara yang dihasilkan dari pisau yang tengah di asah. Pisau lipat lebih tepatnya. Seorang pria menempelkan pisau lipatnya pada bibir ana yang tengah terkatup rapat.
Ana merasakan ada benda dingin dan juga tajam yang menempel pada bibirnya. Perlahan ia membuka matanya dan seketika terkejut kala melihat seorang pria dengan pakaian serba hitam.
"K-kamu S-siapa?" Tanya ana dengan tubuh bergetar.
Pria tersebut menyunggingkan senyumnya di balik masker. Ia menarik pisau lipatnya dari bibir ana. Ana menghela napas untuk sejenak.
Namun, belum beberapa menit. Tubuh ana sudah ditarik hingga terduduk. Seorang pria berpakaian hitam itu menarik tangan ana dengan kasar.
Lalu jari-jemarinya mengarahkan pisaunya untuk menari di atas kulit ana.
Pisau lipat itu mulai menekan pada tangan ana hingga huruf demi huruf menjadi satu kata. Yaitu 'Mine' ana sedari tadi menahan sakit dan juga perih.
Pria di hadapannya ini tidak berbicara sedikitpun. Jika ana memberontak ia akan menekan pisau lipatnya lebih dalam.
"Shh... U-udah... Tangan ana sakit... Hiks... " Kini tangisan ana lolos. Ia menitihkan air matanya.
Pria tersebut hanya menatap ana dalam diam dan semakin menekan pada kulit ana.
Tiba-tiba kepala ana menjadi pusing dan mengeluarkan cairan berwarna merah dari hidungnya. Pria tersebut lalu bangkit dan pergi meninggalkan ana.
Ana mengibaskan tangannya untuk menahan rasa perih. Ia juga meniup-niupnya.
"Perih... Shh... Ko.. Kepala ana pusing lagi... Ini... Kenapa ada warna merah?"gumam ana sembari mengelap cairan yang keluar dari hidungnya.
Ceklek
Pintu kembali terbuka menampilkan seorang pria dengan pakaian hitamnya serta masker penutup wajahnya. Tak lupa dengan sebuah golok di tangannya.
Ana yang melihat golok pun tersentak kaget. Ia beringsut mundur hingga menubruk tembok. Ana sudah tidak bisa kemana-mana lagi. Ia sudah mentok di tembok.
Kepalanya terus melihat ke kiri dan ke kanan. Sepertinya, ia sedang mencari benda yang bisa membantunya. Mata ana menangkap sebuah balok kayu. Dengan cekatan ia mengambil balok kayunya dan memegangnya dengan erat didepan dada.
Napasnya sudah naik turun. Ana semakin mengeratkan genggamannya pada balok kayu.
Pria dengan pakaian hitamnya serta golok di tangannya berjalan perlahan mendekati gadis didepannya yang tengah ketakutan.
Pria tersebut menatap manik mata ana yang berwarna hitam menggemaskan seperti kucing. Lalu pandangannya turun pada bibir atas ana yang mengeluarkan darah dari hidungnya.
Langkah pria tersebut semakin mendekati ana hingga langkahnya berdiri dengan sempurna dihadapan ana.
Ana memejamkan matanya bersiap akan melayangkan balok kayunya hingga sebuah usapan pada atas bibirnya di susut dengan lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SELAT GIBRALTAR
Teen FictionPRIVAT SECARA ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠ Sifat pendiamnya yang menjadi bahan bullyan laki-laki dengan kekonyolan. Perjuangannya untuk membuat sahabat kecilnya kembali, tanpa berbicara. Misinya semenjak menginjakkan kaki di sebuah sekolah terelit...