Happy Reading 🌸
Sebuah cahaya menyilaukan penglihatan sang gadis yang tengah terbaring. Ia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina matanya.
Ia menatap sekeliling. Dari bau nya ana dapat menebak, bahwa ia kini berada di rumah sakit.
Seorang pria tampan dengan setelan jas putihnya menatap ana dengan senyum manisnya. Ana membalas senyuman Dokter Riyan.
"Bagaimana ana? Apa masih ada yang sakit?" Tanya Dokter Riyan.
Ana menggeleng lalu ia berusaha bangkit untuk duduk dan di bangun oleh dokter riyan.
Ia menghembuskan napasnya berat, "Kenapa ana balik lagi kesini?" Tanyanya.
Dokter Riyan berdehem, "Temanmu yang membawamu kemari." Jawabnya.
Ana mengangguk lalu ia teringat sesuatu.
"Dok, apa mereka tahu kalo ana punya penyakit?" Tanyanya dengan was-was.
Dokter Riyan menggeleng, "Saya tidak akan memberi tahu kepada siapapun tanpa persetujuan pasien." Ucapnya.
Ana menghela napas lega, "Syukurlah."
Dokter Riyan tersenyum, ia suka melihat ana tersenyum, ia tidak ingin melihat ana bersedih. Maka dari itu ia sebisa mungkin untuk terus menjaga dan merawatnya.
"Emh, dok? Kira-kira ana udah boleh pulang gak?" Tanya ana dengan menggigit bibir bawahnya.
Seketika senyum Dr. Riyan menghilang. Ana menatap Dr. Riyan yang tak meresponnya.
"Dok?" Panggil ana untuk kedua kalinya.
Dokter Riyan tersadar lalu berdehem dan merapihkan jas putihnya.
"Alhamdulillah, hari ini kamu sudah boleh pulang. Tapi ingat, ana. Kamu harus meminum obat kamu secara rutin. Saya akan pantau kamu, jika kamu tidak menebus obatnya. Kamu akan tau sendiri akibatnya." Ucap Dokter Riyan yang membuat ana menyerngitkan dahinya.
Walaupun ana merasa ada yang aneh, namun cepat-cepat pikiran nya itu di buang jauh-jauh. Bagaimana pun dokter Riyan ini seorang dokter yang menangani banyak pasien. Seorang dokter pasti ingin pasiennya sembuh dan sehat kembali.
Ana mengangguk dan mengiyakan. Walaupun sebenarnya ia tidak yakin bisa menebus obat setiap obatnya habis.
Brak
KAMU SEDANG MEMBACA
SELAT GIBRALTAR
Подростковая литератураPRIVAT SECARA ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠ Sifat pendiamnya yang menjadi bahan bullyan laki-laki dengan kekonyolan. Perjuangannya untuk membuat sahabat kecilnya kembali, tanpa berbicara. Misinya semenjak menginjakkan kaki di sebuah sekolah terelit...