5.

44 3 2
                                    

Ennjoyyyyy

Jam menunjukkan pukul 14.45 pertanda pelajaran telah usai.

"Ry, pulang sama siapa lu?" Tanya Damai, yang menghampiri bangku Ary.
"Di jemput,sama Bang Nata." Damai merasa aneh, sejak kapan dia punya Abang?.
"Lah,lu kapan punya sodara?" Ary menyerngit,lalu tersenyum.
"Abang angkat gua, pas gua ga di Jakarta gua pengen punya sodara laki-laki." Damai menganggu mengerti.
"Eh kantin dulu yuk." Ajak Adira, yang mendapatkan anggukkan dari teman-temannya.

Saat di perjalanan menuju kantin, tiba-tiba banyak siswa-siswi yang berlarian menuju toilet. Karena merasa penasaran,Alia bertanya ke pada salah satu siswi yang sedang menuju toilet.

"Ada apa si?" Alia
"Ada pembunuhan." Jawaban siswi itu membuat teman-teman Ary kaget, seperti tersambar petir di siang bolong.
"Seriusan!?" Tanya Ary,sambil membentak siswi itu.
"I...iyaaa kalau tidak percaya liat saja di toilet." Tanpa berfikir panjang, mereka berlari menuju toilet.

Sesampainya di sana,mereka tidak kuat untuk melihat lebih lama,karena seorang siswi Kaka tingkat nya meninggal dengan tidak wajar, Sudah banyak polisi dan tenaga medis, yang langsung mengotopsi korban.Pembunuhan biasa nya yang di lakukan seperti mencekik leher, menusuk dengan pisau, dan banyak hal yang masih wajar. Tapi hasil otopsi mengatakan pembunuhan initidawajar atau aneh, karena banyak keunguan di sekitar leher bisa di sebut kismark, tangan kanan yang di patah paksa, alat vital yang di robek dengan paksa menggunakan tangan, karena banyak mengeluarkan darah oleh pelaku di masukan tisu toilet, dan kerusakan ginjal karena di hantam dengan  benda keras. Dan polis tidak menemukan kekerasan seksual, karena tidak menemukan sperma di sana. Pembunuhan ini sama sekali tidak menggunakan senjata,melainkan menggunakan tangan. Tapi aneh nya tidak di temukan barang bukti apapun, seperti sidik jari.

Hasil otopsi sudah di rahasiakan, karena banyak murid yang penasaran,dan akhirnya menguping pembicaraan antara polisi dan kepala sekolah.


Karena korban sudah di bawa ke rumah duka, siswa-siswi membubarkan diri masing-masing.

Kantin...

"Ini pembunuhan sadis banget." Ucap Karina ngeri.
"Di liat-liat korban nya udah lumayan lama di bunuh nya." Ucap Adira, dan di angguki oleh Ary.
"Iya,keliatan dari darah nya,yang agak mengering." Ucap Ary sambil meminum jus nya.
"Dah lah jangan di pikirin." Kata Alia santai.
"Tolol!" Teriak teman-teman nya.
"Kalau ini pembunuhan berantai Gimana!" Cetus  Damai.
"Iya, lu mah ga mikir Al." Karina
"Kalau habis ini dari rombongan kita gimana?" Kata Ary, yang sukses membuat dia mendapat kan jitakan dari teman-teman nya.
"Aaww sakit woy." Sambil mengusap-usap kepala nya, dan di tertawakan teman-teman nya.
Keheningan melanda, karena sibuk dengan ponsel masing-masing.
"Ry, lu udah ngabarin Abang lu belum?" Tanya Damai,dan Ary menggeleng.
"Abang yang mana Ry?" Tanya Alia.
"Abang angkat nya Ary." Jawab Damai.
"Gua duluan ya, ada les privat bahasa Inggris." Uacp Adira, langsung beranjak  pergi. Satu persatu teman-teman Ary pulang karena sudah di jemput, walau sudah SMK mereka tidak di perbolehkan berangkat sendiri , jadi harus antar jemput oleh orang tua nya.

Ary pov'

Ini udah sore Bang Nata belum jemput, coba gua chat dia.

Bang Nata kebo 🐮

P
Bang?
Di mana ko lama?
Nah ngartis!!

Udah di chat juga,ga mau bales nih kebo. Gua dari tadi ngerasa ada yang merhatiin gua terus. Dengan sekuat tenaga,gua memberanikan diri ngeliat kebelakang, Anjir ada orang yang ngeliatin gua.

"ANJIIRRRR!" Teriak gua kaget hp gua geter ternyata, telfon dari Bang  Nata.

"Hallo!" Spontan gua teriak.
"Kenapa pake teriak si gblk, budek nih kuping lama-lama."
"Bang cepetan susul."
"Sabar lagi di jalan ini."
"Cepet Bang gua takut, udah sore ini." Suara gua mulai gemetar, orang yang di belakang gua udah mulai deket.
"Bang cepet ke sini dedek takut." Gua udah ga tau harus ngapain, tanpa di suruh air mata gua keluar. Gua nangis sejadi jadinya.
"Dek, lu kenapa? Jangan nangis , bentar lagi Sampek. Dedek di mana?" Yee,si kebo giliran udah nangis baru khawatir.
"Gua di kantin Bang."
"Abang udah Sampek, jangan ke mana-mana ya."
"Iya bang jangan di matiin telfon nya."
"Iya."
Gua udah berharap banget Abang Nanta cepet Sampek di sini, Gua udah terlalu takut. Karena gua penasaran, gua liat di belakang gua ternyata orang nya udah ga ada, gua lega banget.

Ary pov' end

Saat Ary ingin menghadap ke depan, Ary di kejutkan dengan seseorang.

"Siapa lu!" Teriak Ary, orang itu langsung membalikan badannya.
"Rendi, ngapain lu di situ." Rendi langsung duduk di depan bangku Ary.
"Gua kan mau Deket sama elu." Ucap nya manis.
"Tapi lu ngagetin gua." Cetus Ary.
"Lagian,gua udah dari tadi di sini, lu malah liat kebelakang terus." Ucap Rendi dengan nada merajuk.
"Hehehe iya maaf yaa." Ary merasa ada aliran listrik di dalam tubuh nya, jika di dekat Rendi.
"Belum di jemput?" Rendi
"Udah." Ary
"Pulang bareng gua aja." Tawar Rendi, Ary merasa menyesal,telah menyuruh Abang nya menjemput.
"Abang gua udah Sampek, jadi gua harus pulang bareng Abang  gua. Sorry ya." Rendi merasa tawaran nya di tolak,langsung memasang muka datar nya.
"Gua temenin lu nunggu Abang lu." Ucapan Rendi berhasil membuat Ary senang, dan mengaguk setuju.

Sudah 5 menit berlalu, Abang nya tak kunjung sampai. Sekolah nya memang sangat luas, membuat siapa saja ingin menaiki motor jika pergi ke kelas nya.
Sedari tadi Rendi memperhatikan Ary secara intens, membuat nya Ary malu. Sesekali Ary melihat Rendi,hanya di berikan senyuman manis saja.

"Lu pulang aja." Kata Ary, dan langsung membuat Rendi mendekatkan wajah nya, ke telinga Ary, dan membisikan sesuatu.
"Aku mau jagain milik aku." Wajah Ary memerah seperti kepiting rebus, dan merasakan bisikan nya terlalu sensual.
Rendi menggigit kecil Telinga Ary, Membuat sang empu gelisah.
"Ren, jangan gitu dong." Ary langsung mendorong tubuh Rendi menjauh.
"Hahaha maaf ya, gua pulang dulu bay." Rendi berdiri dan beranjak pergi.

Tak lama Rendi pergi Nanta sudah sampai di depan Ary,

"Gilaaa siii Ry!, Sekolah lu gede amat" Ucap Nanta ngos-ngosan.  Ary tertawa geli.
"Udah yuk pulang." Ajak Ary,langsung menggandeng tangan Abang nya.

Sesampainya di mobil,Ary langsung mengecas ponsel nya yang lobet,karena telfon dengan Abang nya yang tidak Ary matikan,membuat baterai nya terkuras habis.

"Gimana sekolah nya?" Nanta
"Enak." Ary
"Masa,cuman enak." Sinis Nanta
"Ya mau jawab apa? Nama nya sekolah ya gitu-gitu aja kan." Jawab Ary sambil memonyongkan bibirnya.
"Iya- iya." Ucap Nanta sambil mengusap-usap kepala Ary, karena merasa gemas dengan tingkah adik perempuan nya ini.

"Kamu membuat ku tambah tergila-gila,Ry."


Duh siapa ya yang membunuh di sekolah?

Hahaha makasih ya udah
membaca cerita nya
Jangan lupa vote komen and fallaw me:')

Lopyuuuuu klean ❤️





renary❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang