Tak perlu kita menjadi naif, berpura pura semua baik adanya padahal ada luka yang disembunyikan dalam dalam. Tertawamu itu palsu kawan, aku tau dari sayu teduh matamu yang memaksa bibirmu itu tersenyum.
Lalu sekali lagi aku bertanya, untuk apa kamu masih berpura pura tersenyum, kamu ingin bilang pada dunia bahwa kamu baik baik saja? Untuk apa menyiksa diri dengan memasang mimik muka yang tidak sesuai dengan keadaan, sedangkan orang lain tidak menghiraukan kamu sedang dalam kondisi yang mana.
Bahagia, sedih, pura-pura bahagia, mencoba bahagia, atau sekedar berlaga sedih supaya mendapat empati. Basi. Kamu punya duniamu, kamu punya rasamu, dan kamu punya kesempatan mewarnai kehidupanmu sendiri dengan tanganmu sendiri, dengan perasaanmu sendiri.
Berhenti untuk menyiksa dirimu kawan,
kamu punya hak untuk bahagia sekalipun dunia selalu menatap iba sayu matamu. Menangislah sekencang kencangnya, lalu bangkit dari tangisan itu. Dunia tak punya waktu melihat air matamu, dunia butuh kamu yang benar-benar bahagia bukan yang berpura-pura.-Cha-
Hai hai hai,, makasi ya yang udah baca dari awal dan sampai sekarang masih bertahan buat baca kebucinanku yang dulu banyak di cela orang dan sekarang ternyata banyak yang menikmati :v
Bahagia banget rasanya bisa nulis dan dinikmati orang lain, bukan cuma aku aja yang baca hehehe....Kalian jangan lupa komen,vote juga ya, kita berbagi rasa..
KAMU SEDANG MEMBACA
DISKUSI WAKTU
Poetry#2-puisi (sampai 6-12-19) #1-diskusi(6-12-19) Mana yang harus kupilih? Pergi atau bertahan dengan harapan yang kubuat sendiri? Sayangnya sampai saat ini aku masih bertahan dengan luka luka yang muncul karena harapan yang tak terbalaskan