Chapter 2

52 13 0
                                    

Sesuatu?  Gunggam Ghaitsa dengan dahi yang mengkerut tanda bahwa dia bingung.
Adji memberi kode agar Ghaitsa membalikan badannya untuk melihat yang ada di belakang.
Rakha duduk di atas meja yang mereka jadikan panggung dengan gitar di pangkuannya,

"Gue bakal nyanyi satu lagu buat seseorang"Ucapnya dengan mata yang tertuju pada Ghaitsa lalu tersenyum sementara Ghaitsa menatapnya dengan tatapan bingung.

Suara petikan gitar mulai terdengar membuat hati tenang, Ghaitsa sepertinya tau lagu yang akan Rakha nyanyikan ia juga tau makna lagu ini tapi yang ia bingung mengapa Rakha menyanyikan lagu itu untuknya.

Hari ini dadaku bergetar
Terguncang memilu dan mengerang
Ku yakin kau tak salah
Karena hatiku tak pernah dan takkan berdusta

Rakha memiliki suara yang bagus membuat semua orang terpukau dengan yang kini ia lakukan saat ini dan Ghaitsa masih menatap Rakha tak percaya. Sedangkan Rakha terus menatap Ghaitsa lalu tersenyum membuat hati Ghaitsa berdetak kencang tak seperti biasanya.

Cinta cinta cinta
Aku jatuh cinta

Jantung Ghaitsa semakin berdegup kencang, dan tak sadar bibirnya yang imut itu tersenyum

Esoknya ku pikir rasa itu
Akan menghilang dengan seiring waktu
Namun ternyata tak berubah
Aku makin tergiur dengan dirimu

Rasanya ia ingin terbang setinggi tingginya bak merpati

Cinta cinta cinta
Aku jatuh cinta

Rakha kembali menatap Ghaitsa dengan senyuman manisnya itu membuatnya terasa ingin pingsan

Dan seterusnya rasa ini selalu terjadi
Dan tak pernah berkurang
Hatiku hanya untuk dirimu
Aku bahagia hanya bila kamu bahagia

Tangan Ghaitsa disikut pelan oleh adji membuatnya menoleh."cie"ucap nya lalu tertawa melihat pipi Ghaitsa yang blushing

Esoknya aku pikir rasa itu
Akan menghilang dengan seiring waktu
Namun ternyata tak berubah
Aku makan tergiur pada dirimu

Cinta cinta cinta
Aku jatuh cinta

Dan seterusnya rasa ini selalu terjadi
Dan tak pernah berkurang
Hatiku hanya untuk dirimu
Aku bahagia hanya bila kamu bahagia

Semua murid dikelas itu bertepuk tangan untuk Rakha, bahkan semuanya bersorak ria atas penampilan Rakha,kini  mereka menebak nebak siapa orang yang Rakha maksud tadi, beruntung sekali orang itu, itu yang mereka ucapkan.

Rakha turun dari panggung buatan itu lalu menghampiri Ghaitsa yang masih diam ditempat duduk nya dengan membawa setangkai mawar putih yang indah, semakin Rakha mendekat semakin hatinya derdegup kencang.

Langkahnya berhenti tepat di depan Ghaitsa lalu berlutut dengan tangan menggenggam bunga terulur keatas dan tersenyum manis pada Ghaitsa yang masih tak percaya dengan semua ini.

"Lo mau gak jadi pacar gue?"Tanya Rakha to the point

Ini benar benar kejutan untuknya, ia tak menyangka jika orang yang kini dihadapannya ingin menjadikannya sebagai kekasih, dan terlebih Ghaitsa tak pernah dekat dengan Rakha tapi mengapa Rakha menembaknya saat ini,
Dan yang ia pikirkan saat ini ia harus terima atau tolak?.

Ghaitsa hanya takut jika Rakha hanya menjadikannya mainan dan membuatnya sakit hati, namun tak mungkin juga jika ia menolaknya karena bisa bisa ia akan marah besar dan memasukan  Ghaitsa kedalam daftar musuhnya.

"Terima..terima..!" teriak seisi kelas

"Lo gak main main kan?"Tanya Ghaitsa dan dibalas gelengan pelan oleh Rakha

Ghaitsa menatap semuanya bergiliran dan kini tatapan Ghaitsa dan Rakha bertemu,namun sepertinya tatapan itu serius bukan main main.

"Gimana?"Rakha kembali bertanya

"Gue mau"jawab Ghaitsa malu malu

"Yes!!"Teriak Rakha dengan riang lalu memeluk Ghaitsa erat

Semuanya menatap Rakha dan Ghaitsa iri terkadang ada yang menjerit histeris melihat keromantisan Rakha saat itu dan ada juga yang menatap Ghaitsa sinis karena idamannya telah direbut semudah itu.

Rakha melepaskan pelukannya lalu memberikan bunga itu ke tangan Ghaitsa dan kembali tersenyum bahagia atas apa yang ia dapatkan, dan ia berharap statusnya ini akan membuatnya mendapat kebahagiaan setiap harinya setiap harinya.

Tok tok tok
Pintu terketuk membuat semua murid di sana menoleh dan betapa terkejutnya saat mengetahui siapa yang ada di sana saat ini, Pak Rudi sudah ada di sana dengan melipat tangan di dadanya dengan tatapan marahnya.

Semua murid langsung membereskan semuanya dengan tergesa gesa sebelum amarah gurunya itu meluap dengan semua ini.

***
Ghaitsa berjalan bersama dengan Dea teman sebangkunya di koridor kelas menuju gerbang sekolah untuk menaiki angkutan umum.

Saat langkahnya berada di depan taman  tangan nya ditarik tiba tiba dengan sangat keras kebelakang membuat tangan nya merah dan sakit, Ghaitsa berontak dan melihat Ziska dengan dua temannya berada tepat dibelakangnya.

Ziska adalah anak kelas XII IPS 3 yang sangat benci pada Ghaitsa karena Ghaitsa lebih populer darinya dan sekarang Ghaitsa menjadi pacar Rakha, Laki laki yang ia sukai dan jelas ia menjadi tambah membenci Ghaitsa.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi Ghaitsa membuatnya meringis, sementara Dea terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ziska.

"Lo apa apaan sih dateng dateng malah nampar Ghaitsa!"Sewot Dea tak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu oleh Ziska

Ziska tersenyum sinis dengan mata menatap Ghaitsa tajam

"Dia yang apa apaan!"balas nya

"Dulu Lo ngambil Dion sekarang Rakha Lo ambil juga mau Lo apa!"teriak Ziska

Ghaitsa balas menatap nya tajam, emosinya kini meluap dan tak bisa ia tahan, Ia tak pernah mengambil Dion dari Ziska dan Dion sendiri yang datang padanya.

"Gue gak pernah rebut siapapun dari Lo!"Balas Ghaitsa sembari memegangi pipinya yang terasa panas dan perih

"Bacot lu" Ucap Ziska lalu mengangkat kembali tangan nya bersiap untuk menampar kembali Ghaitsa.

Ghaitsa memejamkan matanya, tapi ia tak merasakan tamparan itu lalu ia membuka matanya dan melihat Rakha ada didepannya untuk melindunginya dengan tangan yang mencekal Ziska erat dan meringis.

"Kalo Lo berani sakitin Ghaitsa hidup Lo gak bakalan tenang!" kesal Rakha

Rakha menggenggam tangan Ghaitsa lalu mengajaknya pergi meninggal kan Ziska yang masih mematung di tempat dan disusul Dea

"Apa Lo liat liat gue bukan pisang" Ledek Dea sebelum meninggalkan Ziska dan menyusul Rakha dan Ghaitsa

Rakha menghentikan langkahnya saat tiba diparkiran tempatnya memarkir mobil sport miliknya itu lalu menatap Ghaitsa cemas, matanya melihat pipi Ghaitsa yang merah seperti terkena tamparan membuat Rakha merasa gagal menjaga kekasihnya itu.

"Sa Lo di tampar sama si cabe itu?"Tanya Rakha cemas dengan tangan mengelus pipi Ghaitsa yang terkena tamparan.

"Iya, tapi gue gak papa kok"Balasnya

"Ta_"

"Sa Lo jadi pulang sama gue gak?"potong Dea yang baru saja datang menghampiri Keduanya

"Dia pulang sama gue!" Rakha membalas tanpa bertanya terlebih dahulu pada Ghaitsa

"Oke gue duluan ya"balas Dea yang berlari meninggalkan keduanya

Rakha dan Ghaitsa masuk kedalam mobil hitam itu yang berlalu meninggalkan sekolah dengan kecepatan normal membelah jalanan kita yang ramai.

GhaitsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang