Chapter 12

25 11 0
                                    

Kalo ada typo harap bilang...

***

Ghaitsa membuka matanya dan melihat  sekelilingnya, ia melihat ruangan yang berwarna putih dengan bau khas obat obatan membuat ia tahu dimana ia ada sekarang, apalagi jika bukan UKS.

Ghaitsa melihat Gavin yang baru saja datang dengan membawa sebotol air mineral lalu duduk di kursi yang ada di samping Ghaitsa lalu memberikan minuman itu pada Ghaitsa.
Ghaitsa bangun dan menyenderkan tubuhnya di sisi tempat tidur.

"Gue mau ke kelas"Ucapnya datar

"Gue udah minta izin sama guru nya"
Balas Gavin

Ghaitsa hanya diam dan tak membalas ucapan Gavin, ia berpikir tentang yang ia lakukan seperti nya terlalu berlebihan pada Gavin dan seperti nya Ghaitsa harus memaafkan Gavin bukannya bertindak seperti ini namun hati Ghaitsa masih sakit jika mengingat tentang itu.

"Van gue bener bener minta maaf" Ucap Gavin

Ghaitsa menghela napas nya lalu menatap Gavin yang kini ada di sebelahnya.

"Ternyata ngomong maaf atas kesalahan yang keterlaluan itu gampang banget ya" lirih Ghaitsa

"Sedangkan gue yang bener bener ngerasa tersiksa susah banget buat terima dan lupain itu semua!"sentak Ghaitsa

Gavin menatap Ghaitsa sedih dengan semua ini, ia menyesal bahkan sangat sangat menyesal, andai ia bisa mengulang waktu ia tak akan melakukan hal bodoh seperti itu, hal yang telah menyakiti orang yang tulus menyayanginya.

"Gue berharap Lo bisa balik sama gue Van"

"Menurut Lo nyembuhin luka segampang itu?!"  Tanya Ghaitsa dengan senyum mirisnya

"Hanya dengan kembali bersama orang yang telah menyakiti apa bakal membuat memulihkan keadaan?!"

"Benang  putus aja kalo di sambung gak bakal lurus lagi apalagi hubungan" lanjut Ghaitsa datar

"Gue masih sayang lo" Ucap Gavin jujur

"Gue gak peduli, lagian gue udah punya pengganti Lo" ucap Ghaitsa

Gavin menghela nafasnya lalu kembali tersenyum, harus nya dari awal ia sadar jika kesalahan nya itu sangat keterlaluan dan jika Ghaitsa memaafkan nya itu lebih dari cukup.

"Tapi gue gak bisa lupain lo Sa"Jujur Gavin dengan suara serak

"Apa Lo bilang, nggak bisa lupain gue?"

"Dengan Lo selingkuh aja Lo udah buktiin kalo Lo udah lupain gue!" Balas Ghaitsa

Air mata Ghaitsa kini benar-benar mengalir deras membasahi pipinya itu, ingin rasanya ia lari dari kenyataan dan teriak sekencang kencangnya juga berharap ini hanyalah mimpi buruk dan jika itu memang hanya mimpi maka Ghaitsa ingin segera bangun dari mimpinya.

"Segitu mudah Lo lupain gue dan lupain kenangan kita?"

"Lo pikir gue akan diam dan berharap orang yang udah nyakitin gue balik lagi ke gue?"balas Ghaitsa dengan senyum mirisnya

"Apa Lo tau kalo abis itu besoknya gue koma cuma gara gara kesalahan Lo itu hah?!"

Gavin bungkam mendengar ucapan Ghaitsa, ia takkan mengira jika kesalahannya akan berakibat fatal pada Ghaitsa, ia tahu fisik Ghaitsa lemah tapi ia tak tau akan seperti ini akhirnya.

"Kalo Lo bener bener nyesel kenapa Lo gak nyari gue dan temenin gue sewaktu gue koma?!"

Gavin merasa hatinya seperti tersayat pisau yang tajam dan bukan satu sayatan melainkan ribuan atau pun jutaan sayatan yang mengenai hatinya saat ini, sakit perih bahkan ingin rasanya ia mati saja karena ia merasa jika ia laki laki paling brengsek di dunia ini.

GhaitsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang