Dilema ‌

19 4 0
                                    


don't forget to smile today.🖤🖤


Kedelapan

cinta dan sahabat terkadang susah untuk dipilih, antara mengalah atau terus maju, antara mengikhlaskan dan membesarkan ego.

                          - Reihan Aldafaro

07.10

Aku menunduk saat Pak Tata memarahi aku dan Rei karna telat 10 menit ke sekolah, kulihat Rei tetap memasang wajah datar nya dan meminta maaf terus menerus kepada Pak Tata guru BK yang terkenal killer lamun susis.

"maaf Pak, lain kali saya tidak akan telat lagi apapun hukuman yang Bapak berikan akan saya kerjakan karna saya mengaku salah"

?!

Yang benar saja Rei! kalo disuruh keliling lapangan gimana? yang ada kita diliatin sama anak - anak lain.

"karna kamu anak yang baik Rei dan juga kamu murid baru! saya maafkan kamu untuk kali ini, tapi kalian tidak boleh masuk ke kelas sampai jam istirahat bersihkan gudang sekolah hingga bersih!" perintah Pak Tata dengan wajah sangar seperti biasa, aku semakin menundukkan kepala ku saat mendengar nada bicaranya yang biasa namun terkesan tegas dan galak.

"Baik Pak" jawab aku dan Rei secara bersamaan, aku dan Rei lalu berjalan mengekori gudang sekolah. Ternyata gudang itu berada diujung lorong dekat taman belakang sekolah, yang benar saja aku sangat takut dengan kegelapan apalagi berbau mistis untuk bukan aku banget ada untung nya sih berangkat bareng Rei namun ruginya juga seimbangan dengan untungnya hurfft.

"sekarang kalian bersihkan ya, saat istirahat saya akan mengeceknya lagi saya tinggal" pamit Pak Tata sebelum meninggalkan aku dan Rei didalam gudang yang berdebu.

"Rei, kok kamu malah mau sih dihukum?" tanyaku padanya dan mengikis jarak diantara kami berdua, bukan aku ingin modus namun jujur aku sangat takut melihat buku buku yang tertumpuk tinggi hingga barang - barang yang ditutupi oleh kain putih seperti yang ada difilm - film horor.

"kita kan emang salah telat datang Ran, lo kenapa si makin deket - deket sama gue? sana Ran gue mau nyapu biar lo yang ngepel" Rei menjauh dari cewe yang sekarang tengah mengelap tangannya yang dihujani keringat dingin.

"lo kenapa dah? lo ga sakit kan? muka keringat gitu kayak abis maraton!" apa - apaan nih cowo bego yang seenaknya ngajakin aku dihukum aku menatap tajam kearahnya dan tiba - tiba ..

Brakkkk

"Aaaaaaaa Bundaaaaaaa" aku terkejut saat perempuan aneh ini menjerut setelah suara benda jatuh yang ku yakini itu adalah buku, saat aku melihat kearah cewe itu dia malah menangis dengan lutut ya yang dia peluk kenapa cewe aneh ini? jangan bilang dia kerasukan setan lagi? ah apaan si ngaco otak gue!

"lo kenapa? jangan bilang lo kesurupan dan mau bunuh gue disini jangan dong gue belum ma—" aku tersentak saat perempuan ini memeluk leherku dan menangis di dadaku, aku seperti terhipnotis dengan waktu.

"aku takut Reii! aku takut kegelapan aku gamau hal kayak dulu keulang lagi gamau Rei" ku dengar suaranya melirih dengan isakan tangis yang menyayat hati, kayak dulu? apa maksudnya?

"lo harus tenang Ran, gaada apa - apa disini ada gue lo gausah nangis lagi" aku mencoba menenangkannya dengan membalas pelukannya dan mengusap - ngusap punggung nya dengab lembut.

"janji ya Rei harus jagain aku disini nanti Kiran kasih apa aja deh buat Rei janji ya" dasar bocah entahlah aku tidak paham dengab pola pikir anak ini, dia melepaskan pelukannya dan mengangkat jari kelingkingnya didepan wajahku aku hanya menautkan kedua alis tebal ku karna tidak mengerti maksud wanita ini.

PERFECT BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang