Prolog

36 3 0
                                    


flashback on

"Reynald! Reihan ya jagain ya jangan sampe maen ke jalan!" teriak seorang perempuan yang sedang piknik didekat danau yang tenang bersama keluarga kecilnya, kedua anak laki - laki yang dipanggil itu menoleh secara bersaman dengan duduk diatas sepeda masing - masing.

"iya maa! Reynald pasti jagain kok!" jawab salah satu anak yang lebih tinggi dibandingkan anak laki - laki yang sudah pergi dengan sepeda berpolet merah dan hitam yang mendominasi sepedanya.

"Kak leynald ayo kita balapan!" ajak Reihan kecil dengan suara khas anak kecil yang membuat Reynald tertawa.

"ayo siapa takut, nanti yang menang dapet mainan baru dari ayah" seru Reynald kecil dengan mengacungkan jempolnya, Reihan kecil mengangguk dengan antusias dan mata berbinar membayangkan membeli mainan yang sangat ingin dia beli.

Mereka semua telah berada diposisi masing - masing, jalanan disini terpantau sepi jadi aman tapi tidak jarang juga ada kendaraan ber roda dua atau empat melintas kejalanan lama ini.

"satu .. dua .. tigaa .. " mereka menghitung secara bersamaan dan melaju dengan sepeda kecil masing - masing dengan senyuman yang menghiasi kedua bibir mereka.

Namun hal malang menimpa Reihan, dia terjantuh karna tidak melihat ada batu yang membuatnya terjungkal dari sepedah untung dia tidak terpental jauh hanya beberapa centi meter saja dari tempat kejadian, Reynald yang melihat adiknya terjatuh langsung menghampirinya yang tengah memeluk lututnya dengan mata memerah menahan tangis serta darah segar yang mulai keluar dari kedua lututnya.

"kamu gapapa Rei? aduh lutut mu berdarah, ayo kakak gendong Rei" Reynald kecil telah membelakangi sang adik, namun Reihan kecil menggeleng dan berdiri dengan tertatih lalu berlari meninggalkan Reynald yang panik melihat adiknya berlari kearah tengah jalanan yang terlihat mobil avansa berwarna abu - abu itu tengah melewat dengan kecepatan yang gila.

Reynald lalu berlari menghanpiri adiknya dan mendorongnya hingga membentur trotoar darah segar keluar dari kening sebelah kanan ya namun detik berikutnya.

"aaaah"

"dukkk"

"Kak leynalddddddd" Reihan kecil berlari dengan merangkak karna pusing yang menjalar dikepalanya serta lututnya yang masih terasa ngilu, dia menghampiri kakak ya yang terkapar tak terbaya dengan darah yang keluar dari hidung, telinga, serta anggota tubuhnya yang lain. Reihan kecil menatap mobil avansa itu dan melihat seorang laki - laki yang sedang tersenyum penuh kemenangan dan menatap Reihan kecil dengan penuh arti. Reihan kecil tidak bisa mengenali wajah itu karna sipelaku menggunakan masker.

Reihan kecil memandang mobil avansa itu menjauh dari Reihan dan Reynald yang sama - sama terluka. Namun detik berikutnya yang penglihatan Reihan kecil mulai memburam dengan tangan kirinya yang memegang kepala ya yang terasa nyeri.

" maafin Leihan Kak Leynald " lirih ya dan ..

Brakk.

Reihan kecil tidak sadarkan diri dengan Reynald yang sudah tidak bernyawa terbaring dipangkuan adiknya yang sama - sama tidak sadarkan diri.

flashback off

Kejadian itu menjadi luka yang paling membuatku merasa menjadi seorang pembunuh sungguhan, akku memandangi batu nisa berwarna hitam itu dengan air mata yang sejak tadi mengalir dengan salah satu tangan ku memegang batu nisan itu.

"Maafin Reihan Kak, Reihan janji bakalan gantiin Kak Rey buat jagain mama Rei pamit ya Kak"

.....

#mikir beberapa kali buat up prolog ini tuh takut ga nyambung soalnya:((
besok aku up part selanjut yaw 🖤🖤

PERFECT BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang