semoga

18 2 0
                                    

jika aku bulan dihidup mu maka izin kan aku menjadi pelangi yang selalu membuat mu tersenyum :)

- Kirania Dwi Wijaya

Ketujuhbelas

Mungkin hari ini aku adalah perempuan paling bahagia di taman belakang tadi aku lebih mengenal Rei bagaimana rumor tentang dia yang gangguan mental hanyalah omong kosong belaka.

"lo sehat Ran?"

"Ran?"

"BANGSAT!"

"Astagfirullah" Kiran menatap kearah Gio yang menggebrak meja nya dengan keras membuat Kiran kaget luar biasa hingga akhirnya dia sadar kembali ke alam bawah sadar ya.

"Apaan sih gila ya kalo aku sampe jantungan mau tanggung jawab HAH?!"

"Heh pendek lo yang gila gue panggil panggil malah senyum senyum sendiri!" aku diam dan menyengir saat tau kenapa Gio menggebrak meja ku.

"Maaf hehe" Gio menghela nafas kasar dan menyodorkan 4 lembar kertas tugas matematika yang harus aku kerjakan aku memberikan tanda piece sebagai tanda perdamaian.

"Makasih Gio ganteng hehe"

"Iya" aku tertawa melihat ekspresi kesal Gio yang menurut ku jiji ingin mual tapi apa boleh buat mana mungkin aku menertawai dia yang sudah memberikan tugas kan berabe kalo dia ambil paksa kertas ini.

"Lagian lo kenapa sih Ran? semenjak insiden lo ngilang di kantin lo jadi aneh tau ga" aku menatap Putri yang balas menatap ku dengan Clau.

"Tau lo kenapa lo? kesambet setan sekolah atau otak lo kurang sehat?" aku berdecih mendengar kalimat menjengkelkan dari Clau yakali aku kesambet setan sekolah.

"Apaan si kalian aku gapapa nih sehat kok buktinya lagian ya Clau kalo aku kesambet setan sekolah kenapa bisa pertanyaan kalian coba?" wajah ku sedikit menekuk karna kesal dengan kalimat aneh mereka sekaligus telah merusak hayalan ku dengan Rei.

"Hehe ya maaf kali Ran lagian lo tadi kemana sih abis dari kantin?" aku menoleh ke sumber suara yang pelaku ya adalah Putri menatap ku dengan tanda tanya dasar miss kepo.

"Ke taman belakang kenapa emang nya? lagian ga penting juga tuh dikantin" kenapa harus membahas masalah dikantin sih wajahku semakin ditekuk saat ingat bahwa Kevin dengan seenak ya merangkul ku dan mencium telapak tangan ku dengan tanpa permisi didepan teman - teman ya dan anak kelas ku.

"Cie lah yang salting gitu hooh Clau abis mesra mesraan juga"

"Bilang aja lo sirik dongo"

"Apaan sih lo Clau lo aja kali yang udah jomlo akut makannya gitu tuh"

"Mulut ya minta di ulek pake sambel ya neng ya"

"Apaan si kalian berdua udah ah ayo balik liat noh kelas udah setengah ya juga" aku menggendong tas ku dan membawa buku buku ku di loker kelas aku ingin segera bertemu Rei kami sudah janjian untuk pulang bersama aku tersenyum melewati kelas kelas yang sudah mulai sepi penghuni.

.....


"Rei, sekarang jadi kan ke rumah sakit?" aku menatap Mey dan Andre bergantian yang balas menatap ku.

"Maaf Mey kayaknya gue gabisa deh hari ini gue udah ada janji lain kali aja deh ya" aku sudah terlanjur berjanji pada Kiran akan pulang bersama dan mengajak ya untuk menemui mamah ternyata wanita aneh itu pernah mengikuti ku saat aku pulang dari toko Paman Kai.

"Yah lo gimana sih Rei! bete ah btw lo ada janji sama siapa?" aku diam beberapa detik untuk mencari jawaban.

"Sama Zia Mey"

PERFECT BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang