"Urusan hati memang seringkali tak terkendali. Sebanyak apapun kau berjanji untuk tak lagi mengulik informasi tentang ia yang sudah pergi. Sebanyak itulah janji kau khianati sendiri. Inginmu melupannya, namun kau malah menumpuk ingatan baru tentangnya."
☼ H A P P Y R E A D I N G ☼
Satu tahun berlalu.
Setelah kejadian memalukan bagi Fira, gadis itu bisa melewati hari-hari yang memang cukup berat. Ada saja yang membuat dirinya harus selalu dihukum oleh si 'miskin kosa kata', menjengkelkan memang kalau mengingat dirinya yang selalu dihukum mulai dari lari di lapangan, membersihkan kamar mandi dan yang paling menyebalkan saat Fira harus membersihkan tiga lantai sekaligus. Hidupnya memang tidak pernah tenang.
Kisah hidupnya bertambah berat ketika kedua teman si kakel songong itu pindah ke sekolah mereka. Sikapnya yang dulu hanya jarang berbicara alias so cool boy tuh cowok kini sikapnya bertambah menjengkelkan karena sekarang si kakel yang bernama Naufal itu suka so kegantengan teman-teman.
🌲🌲🌲
Suasana kantin berbeda tidak seperti biasanya, yang tadinya bising seperti di pasar kini hening seperti taka da kehidupan. Hal ini disebabkan karena kedatangan Naufal serta kedua temannya. Yaitu, Zain, Ryan dan tentunya juga ada Naufal. Mereka duduk di pojok belakang kantin yang merupakan tempat favorit mereka, sambil Zain yang membawa gitar kesayangannya.
"Ehkm." Suara Zain berpura-berpura batuk so cool.
"Gue mau nyanyi nih." Ucap Zain memberitahu.
"Lagu ini spesial untuk kamu yang sangat aku cintai." Kata Ryan menyambar.
Seketika semua gadis yang berada di kantin dibuat heboh. Bagaimana tidak? Dinyanyikan oleh salah satu pria tampan sekaligus most wanted di sekolah? Ya pasti tidak akan menolaknya. Selain karena mereka itu most wanted, ketampanan mereka pun memilik efek yang cukup besar karena dapat menghipnotis pikiran semua para gadis seantero sekolah. Dari semua gadis, hanya fikiran Fira yang tidak terpengaruh kepada ketiga pria tampan terkhusus kepada Naufal.
"Anjirr, mulai lagi tuh kelakuan tebar pesonanya si Zian, De." Fira menoleh ke arah Zain yang sedang bernyanyi dan disaksikan oleh seluruh gadis. Termasuk Naufal. Netra coklat gadis itu teralih kearah Dea. Rupanya, temannya ini pun terpengaruh kedalam pesona tuh si Zain. Dea menatap Zain lekat-lekat seperti sedang membayangkan bahwa Zain adalah Justin Bieber, Sam Smith atau Nick Jonas yang sedang konser dadakan.
"Woi! Dea!" Fira membuyarkan lamunan fantasy Dea. Gadis yang merasa terganggu dengan ucapan Fira tadi pun hanya mendelikkan matanya, lalu mendengus kesal kearah Fira. Karena Fira sudah mengganggu kegiatannya yang jarang ia nikmati karena ketiga pria tampan itu hanya sesekali melakukan konser dadakan di kantin.
"Apaan sih, Fir? Ganggu aja lo!" Ucap Dea. Dea mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya. Lalu, memotret sekaligus memvideo ketiga pria tampan disana. Memang sangat alay temannya itu, hanya satu memiliki teman eh taunya kaya gitu dah kelakuannya.
"Anjirr! Ganteng banget Kak Zain sumpah!!" Teriak Dea tiba-tiba.
Kalian tau apa yang terjadi setelah Dea teriak tiba-tiba? Fira yang tadi baru saja menyuapkan baso kemulutnya terpaksa harus menelannya utuh akibat kaget mendengar suara sahabatnya itu, ingin memarahi teman gila disampingnya namun ia urungkan, karena pasti dirinya akan menjadi pusat perhatian.
"Ganteng jidat lo!" Fira memukul keras dahi Dea yang menyebabkan sahabatnya itu meringis kesakitan.
"Mata lo tuh katarak! Jelas-jelas mereka ganteng coba, meskipun mau diliat dari sisi manapun mereka tetep aja ganteng. Atau jangan-jangan lo diem-diem juga naksir sama mereka ya? hayo loh ngaku deh." Dea memperhatikan Fira sambil senyum-senyum tak jelas.
"Gila lo! Mana mungkin gue kaya gitu! Amit-amit dah gue kalo sama geng so kecakepan kaya mereka." gertak Fira dihadapan Dea.
"Gue sumpahin lo sama Kak Naufal lo! Kalo udah suka aja baru tau rasa."
"Gak bakalan dan mustahil terjadi."
"Tunggu aja, Allah itu maha membolak-balikan hati manusia, kawan."
"Bacot lo!"
"Mending gini deh. Untung membuktikan kalo lo emang enggak suka sama Kak Naufal, lo mau enggak main permainan sama gue?"
"Permainan apa dulu? Jangan yang macem-macem lo ya."
"Nggak kok cuman satu macem, permainannya adalah TOD. Mau gak?"
"Boleh lah skuy." Ucap Fira mantap tampa menaruh curiga kepada sahabatnya itu.
Dea pun langsung mengambil botol minum miliknya lalu memutarkannya dan tepat sasaran karena botol itu berhenti tepat kea rah Fira.
"Oke karena botol tuh ngarah ke lo, Fir. Pilih truth or dare?"
"Dare lah."
"Yakin?"
"Iya cepet bacot banget lo!"
Sebuah ide jahat melintas dipikiran Dea. Sebuah senyuman tipis terukir dibibir gadis itu, "Lo harus samperin tuh Kak Naufal, nah kalo udah lo bilang kalo lo mau jadi pacar Kak Naufal. Kalau pun lo enggak di respon lo harus coba terus sampe lo diterima. Dan lo harus lakuin sekarang!"Ucap Dea sambil mendorong tubuh Fira agar pergi kearah Naufal dan teman-temannya yang telah selesai bernyanyi.
"Ogah gue!! Gak-gak gue kaga sudi ngelakuinnya. Mending ganti tangtangannya."
"No! Gue gak bakalan ganti. Karena gue teman yang sangat baik hati, lo milih aja deh mau traktir gue jajan ke mcd setiap hari selama tiga bulan kedepan atau nembak kak Naufal?"
Membayangkan jika dirinya harus mentraktir Dea yang tergolong wanita makan rakus membuat dirinya menggelengkan kepala, bisa-bisa uangnya nanti terkuras habis untuk itu.
"Gak maul ah! Mending gue lakuin dare aja dah." Ucapnya lalu pergi ke arah Naufal.
Sedangkan Dea hanya tersenyum puas melihat sahabatnya itu.
Sebenarnya Fira malas jika harus berhadapan dengan kaka kelasnya yang satu ini. Tapi, hanya demi sebuat dare dirinya harus melakukannya. Gadis itu yang biasa selalu berani jika berhadapan dengan si 'miskin kosakata' kini harus menahan gemetar saat sudah dekat dengan Naufal. Sial.
"Kak?" Ucapnya dengan sangat pelan.
"OMG!! Sejak kapan gue manggil nih cowok pake embel-embel 'kak' mana suara gue juga sok cantik bangett." Batin Fira.
"Kenapa lo manggil gue?" tanya Naufal to the point.
"Em—m a—nu kak, anu itu .... "
"Kenapa?"
"Itu Kak, em—"
"Cepet ngomong atau gue pergi?"
"Kak, mau gak jadi pacar aku? Please." Ucap Fira akhirnya.
"Oke, gue terima lo." Jawabnya lalu pergi meninggalkan Fira yang kini telah resmi menjadi pacarnya.
Fira hanya diam terpaku ditempatnya. "Sial, kenapa tuh 'si miskin kosa' harus nerima sihhh?!"
🌲🌲🌲
Hallo semuanya!!
Maaf baru update lagi, karena kemarin-kemarin banyak banget tugas sekolah, dan akhirnya bisa update juga. kayaknya ini chapter bakalan gj banget dan boring mungkin.
Maafkan aku ya teman-teman onlineku!!
see u di chapter selanjutnya dan jangan lupa untuk memberikan dukungan untuk aku nulis cerita ini! dengan cara beri vote dan baca ceritanya!!
☼ T H A N K S for R E A D I N G ☼
KAMU SEDANG MEMBACA
Volta
Genç KurguYang diharapkan semakin nggak peka. Yang mengaharpkan semakin terluka. Maka dari itu, hati- hati dengan harapan, karena diam-diam menyimpan kesakitan. ⅏ "Kenapa kamu harus datang dan menghancurkan hidup...